Berhenti PMO: Dampaknya pada Otak dan Kesehatan Mental

anindya

By anindya

PMO (ponsel, masturbasi, dan orgasme) merujuk pada kegiatan yang berhubungan dengan kepuasan diri melalui praktik seksual seperti masturbasi dan mengonsumsi materi pornografi. Kegiatan ini bisa menimbulkan ketergantungan dan efek buruk bagi individu.

Pornografi didefinisikan sebagai penyajian eksplisit perilaku seksual untuk merangsang gairah, masturbasi adalah kegiatan memuaskan diri secara seksual untuk mencapai kepuasan, sementara orgasme merupakan puncak kenikmatan yang dirasakan.

Komunitas NoFap di internet merupakan salah satu kelompok yang mempromosikan penghentian PMO. Mereka menyatakan bahwa berhenti melakukan PMO bisa menaikkan level testosteron. Para anggota komunitas ini juga melaporkan berbagai manfaat lain, terutama untuk kesehatan psikologis.

Beberapa keuntungan mental yang mungkin diperoleh dari menghentikan PMO antara lain:

  • Perasaan bahagia yang meningkat
  • Kepercayaan diri lebih baik
  • Dorongan motivasi lebih kuat
  • Penurunan tingkat stres dan kecemasan
  • Peningkatan aspek spiritual
  • Penerimaan terhadap diri sendiri yang membaik
  • Sikap lebih positif terhadap lawan jenis.

Di sisi fisik, manfaat yang diklaim dari berhenti PMO meliputi:

  • Energi yang lebih besar
  • Perkembangan otot
  • Kualitas tidur lebih baik
  • Peningkatan fokus dan konsentrasi
  • Kemampuan fisik dan stamina meningkat
  • Perbaikan disfungsi ereksi
  • Peningkatan kualitas sperma

Beberapa studi ilmiah telah meneliti pengaruh pornografi dan masturbasi terhadap kesehatan fisik dan mental. Berikut beberapa temuan penting:

Sebuah penelitian dari Departemen Psikiatri Cambridge University mengungkapkan bahwa orang dengan kecenderungan seksual kompulsif menunjukkan respons berbeda saat melihat gambar erotis dibandingkan kelompok pembanding. Respons ini serupa dengan yang terlihat pada pengguna narkoba.

Area otak yang terpengaruh mencakup ventral striatum yang mengatur sistem penghargaan dan motivasi, dorsal anterior cingulate yang terkait antisipasi dan hasrat, serta amygdala yang memproses emosi.

Studi lain tahun 2014 di JAMA Psychiatry menemukan penurunan aktivitas di berbagai bagian otak pada penikmat pornografi rutin. Para peneliti menyatakan pornografi bisa ‘mengambil alih’ otak dan mengubah fungsinya.

Dr. Valerie Voon dari Cambridge University menjelaskan ada bukti kuat bahwa konsumsi pornografi berlebihan menyebabkan habituasi, yaitu kebutuhan akan stimulasi baru. Artinya, konsumen pornografi mungkin mengembangkan kebutuhan akan konten yang semakin ekstrem seiring waktu.

“Meski belum bisa disebut sebagai kecanduan, ini jelas merupakan perilaku seksual kompulsif, dan bagi banyak orang, penggunaan pornografi yang berlebihan telah menyebabkan masalah hubungan, kehilangan pekerjaan karena mengakses pornografi di kantor, bahkan keinginan bunuh diri,” jelas Voon seperti dikutip Science Focus, Rabu (13/8/2025).

Manfaat yang mungkin dirasakan setelah berhenti menonton pornografi meliputi:

  • Pemulihan fungsi otak
  • Penurunan kebutuhan stimulasi ekstrem
  • Perbaikan kesehatan mental
  • Pengurangan gejala depresi, kecemasan, atau rasa bersalah
  • Peningkatan hubungan sosial dan intim
  • Kenaikan produktivitas dan konsentrasi.

Perasaan bersalah sering muncul setelah masturbasi. Sebuah penelitian tahun 2021 menemukan hubungan antara masturbasi dan depresi melalui perasaan bersalah ini.

Selain itu, masturbasi dapat memicu kecemasan, konflik batin, rasa malu, hingga kebencian terhadap diri sendiri. Faktor pemicunya meliputi keyakinan spiritual, status hubungan, dan stigma sosial.

Menurut Medical News Today, masturbasi berlebihan dapat menyebabkan iritasi, luka, kram, hingga pembengkakan organ kelamin. Para ahli umumnya mengkategorikan masturbasi berlebih sebagai perilaku seksual kompulsif (compulsive sexual behavior/CSB).

Komplikasi yang mungkin timbul dari CSB antara lain:

  • Gangguan kesehatan mental seperti depresi, tekanan emosional berat, dan kecemasan
  • Munculnya pikiran bunuh diri
  • Perjuangan melawan perasaan bersalah, malu, dan rendah diri
  • Masalah keuangan akibat pembelian pornografi
  • Penurunan fokus kerja
  • Kerusakan hubungan dengan pasangan dan keluarga.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan