Prada Lucky tewas dibully: Mengapa kekerasan senior ke junior sering terjadi?

anindya

By anindya

Prajurit TNI berpangkat Prada, Lucky Chepril Saputra Namo, diduga tewas akibat menjadi korban perundungan dan penganiayaan oleh seniornya. Kasus ini menewaskan korban setelah mengalami kerusakan organ internal.

Menurut keterangan Lusy Namo, kakak kandung korban, Lucky mengalami kebocoran ginjal dan penumpukan cairan di paru-paru yang membutuhkan perawatan intensif. Pernyataan ini disampaikan di Asrama TNI Kuanino, Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (11/8/2025).

Psikolog klinis Maharani Octy Ningsih menjelaskan bahwa kasus perundungan senior terhadap junior sering kali dipicu oleh dinamika kekuasaan dan budaya hierarki. Senior cenderung merasa memiliki hak istimewa karena pengalaman mereka yang lebih lama dalam sistem.

Perasaan superioritas ini memicu tindakan intimidasi, di mana pelaku menganggap kekerasan sebagai cara cepat untuk menegaskan dominasi. Selain itu, ketakutan kehilangan status juga mendorong senior untuk menekan junior, seperti diungkapkan Maharani kepada detikcom pada Selasa (12/8/2025).

Faktor lain yang turut berperan adalah minimnya pendidikan tentang empati dan kepemimpinan yang sehat. Pelaku perundungan sering kali tidak memiliki kecakapan sosial atau emosional untuk membimbing junior secara positif. Tanpa pemahaman yang tepat, mereka justru meniru pola kekerasan yang pernah dialaminya.

Di sisi lain, junior sering merasa tidak berdaya karena posisi yang lebih rendah, ditambah ketakutan akan pembalasan atau ketidakpercayaan terhadap perlindungan yang ada. Kondisi ini memperkuat posisi pelaku dan menciptakan lingkungan yang tidak aman secara psikologis.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan