Ketua Komisi XII DPR Bambang Patijaya memberikan apresiasi terhadap pencapaian investasi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mencatatkan nilai sebesar US$ 13,9 miliar atau sekitar Rp 225,9 triliun pada Semester I 2025. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan peningkatan sebesar Rp 44,9 triliun (24,8%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 181 triliun (US$ 11,2 miliar).
Data Kementerian ESDM menunjukkan tren kenaikan yang konsisten sejak 2021. Pada 2023, realisasi investasi mencapai US$ 11,8 miliar (Rp 177,3 triliun), sementara di 2022 tercatat US$ 9,6 miliar (Rp 144,3 triliun), dan pada 2021 sebesar US$ 10,9 miliar (Rp 158,6 triliun). Pencapaian ini membuktikan daya tarik sektor ESDM sebagai destinasi investasi utama meskipun terjadi gejolak harga komoditas global.
Bambang menekankan peran penting sektor migas sebagai kontributor utama investasi, yang berhasil mempertahankan pertumbuhan di tengah tantangan pasar internasional. Ia menilai capaian tersebut krusial dalam menjaga pasokan energi, mendorong produksi, serta membuka lapangan kerja. “Migas tetap menjadi tulang punggung energi nasional dalam jangka menengah sekaligus jembatan menuju transisi energi bersih,” ujarnya dalam pernyataan tertulis pada Senin (11/8/2025).
Selain migas, subsektor energi baru terbarukan (EBT) dan hilirisasi mineral strategis seperti nikel, tembaga, dan bauksit juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Bambang menilai kombinasi antara penguatan sektor migas dan akselerasi EBT menciptakan portofolio investasi yang lebih berimbang dan berkelanjutan.
Ia juga mengapresiasi upaya Kementerian ESDM dalam menjaga iklim investasi melalui penyederhanaan perizinan, kepastian regulasi, serta promosi yang terukur. “Respons cepat terhadap dinamika pasar dan konsistensi kebijakan menjadi kunci mempertahankan kepercayaan investor,” tutur politikus Partai Golkar dari Bangka Belitung ini.
Keberlanjutan tren positif ini, menurut Bambang, memerlukan penguatan rantai pasok dalam negeri, peningkatan kapasitas SDM, dan alih teknologi. Ia menegaskan bahwa keberhasilan sektor ESDM tidak hanya diukur dari nilai investasi, tetapi juga dari dampaknya terhadap ekonomi, penyerapan tenaga kerja, serta kontribusi terhadap target penurunan emisi karbon.
Sebagai penutup, Bambang menyatakan komitmen Komisi XII DPR untuk terus mendorong kebijakan yang mendukung transisi energi berkeadilan dan pengelolaan berkelanjutan. “Capaian US$ 13,9 miliar ini harus menjadi landasan untuk mendorong investasi yang lebih besar, hijau, dan strategis di masa depan,” pungkasnya.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com