Siswa Bahagia Bersekolah di Sekolah Rakyat Walau Sempat Rindu Keluarga

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dua pelajar kelas 1 Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) di Bambu Apus, Jakarta Timur, Fauziah dan Zafran, membagikan pengalaman mereka menempuh pendidikan di sekolah berasrama tersebut. Keduanya mengaku sempat merasakan kerinduan terhadap keluarga hingga menangis selama beberapa hari.

“Awalnya tidak betah dan sempat menangis empat hari berturut-turut, tapi sekarang sudah bisa beradaptasi,” tutur Fauziah saat ditemui di lokasi sekolah pada Senin (11/8/2025).

Fauziah mengungkapkan rasa syukurnya atas fasilitas pendidikan dan kesehatan yang disediakan negara. “Sangat senang karena semua kebutuhan kami terpenuhi. Jika sakit, bisa beristirahat di UKS atau asrama. Pelajaran juga lengkap, jadi kami tinggal fokus belajar,” jelasnya.

Menurutnya, lingkungan sekolah yang bebas gawai justru memicu interaksi sosial lebih intens antar siswa. “Lebih seru di sini karena banyak teman dan kegiatan. Malam hari kami bermain bersama wali asuh melalui berbagai permainan,” tambah Fauziah.

Zafran membenarkan mengalami hal serupa. “Pernah menangis karena kangen keluarga, tapi teman-teman dan wali asuh selalu menghibur,” katanya. Ia menjelaskan rutinitas harian dimulai dengan salat subuh, olahraga, merapikan tempat tidur, kemudian bersekolah hingga pukul 15.00.

“Waktu luang kami isi dengan bermain bola, basket, atau aktivitas lapangan lainnya. Tanpa gawai, justru lebih menyenangkan,” ucap Zafran.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menerangkan konsep sekolah berasrama ini dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. “Banyak dari mereka tinggal di lingkungan tidak layak atau bahkan dipaksa bekerja sejak dini. Sistem asrama menciptakan lingkungan sehat bagi tumbuh kembang,” paparnya dalam pernyataan tertulis Jumat (8/8/2025).

SRMP menyediakan layanan terpadu mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, asupan gizi seimbang tiga kali sehari plus dua kali camilan, hingga fasilitas lengkap delapan set seragam dan perlengkapan belajar termasuk laptop.

Teknologi DNA Talent Mapping berbasis AI digunakan untuk memetakan bakat siswa, didukung uji kompetensi literasi, numerasi, dan digital. Kedisiplinan serta pola hidup sehat menjadi fondasi utama dalam keseharian di asrama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan