Industri sepeda mewah di Indonesia mengalami penurunan signifikan menyusul memudarnya tren bersepeda yang sempat booming selama pandemi. Berdasarkan keterangan Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo, penjualan sepeda dalam negeri merosot hingga 70% sejak 2021, dengan tahun 2024 dan 2025 menjadi periode tersulit bagi pelaku usaha.
Banyak toko sepeda terpaksa menutup usaha akibat minimnya permintaan, termasuk di pusat perbelanjaan STC Senayan yang kini hanya menyisakan satu outlet, yaitu One Bike Shop. Pegawai toko tersebut mengungkapkan penjualan turun 50% pascapandemi, kemudian menyusut lagi 30%, dengan rata-rata hanya terjual 10-15 unit per bulan.
Eko menjelaskan sepeda kelas premium menjadi yang paling terdampak karena sebelumnya dibeli sebagai bagian dari gaya hidup. Pergeseran tren olahraga ke aktivitas seperti lari dan padel membuat konsumen mengalihkan anggaran mereka. “Saat budget terbatas, masyarakat akan memilih prioritas sesuai tren terkini,” ujarnya kepada detikcom pada 8 Agustus 2025.
One Bike Shop masih bertahan berkat status sebagai dealer resmi Brompton, merek sepeda lipat asal Inggris yang tetap memiliki penggemar setia. Faktor lain yang menyelamatkan usaha ini adalah layanan perawatan khusus untuk produk Brompton, yang masih menarik pengunjung meski pasar sepeda lesu.
Peralihan minat masyarakat ke olahraga padel semakin memperparah kondisi industri sepeda. Seorang pegawai toko di STC Senayan mengamati perubahan tren olahraga ini berpengaruh besar terhadap bisnis mereka. “Sekarang bukan sepeda lagi yang diminati, tapi padel dan tenis yang sedang naik daun,” tuturnya.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com