Berdasarkan laporan terkini yang diluncurkan oleh PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA), perusahaan sukses mengubah performa menjadi perolehan laba bersih positif setelah sebelumnya mengalami kerugian. Keadaan ini menarik perhatian, sebab perkembangan ini tetap dapat tercapai walau tanpa lini marketplace yang dahulunya merupakan model bisnis utama Bukalapak.
Posisi keuangan perusahaan juga relatif aman dengan saldo kas yang memadai dan kewajiban yang rendah. Kenaikan penghasilan secara umum didukung oleh penghematan biaya penjualan dan pemasaran, di samping pemulihan nilai investasi.
Berikut ini ringkasan laporan keuangan Bukalapak untuk periode enam bulan pertama (H1) tahun 2025:
Kinerja Keuangan (6 Bulan Pertama 2025 vs 2024)
- Pendapatan Neto: Rp 3,09 triliun (meningkat dari Rp 2,41 triliun pada 1H24).
- Laba (Rugi) Usaha: Laba Rp 58,18 miliar (ada peningkatan dari rugi Rp 1,24 triliun pada 1H24).
- Laba Bersih: Rp 467,12 miliar (bernilai positif, dibandingkan rugi Rp 747,8 miliar pada 1H24).
- Laba per Saham (Basic EPS): Rp 4,50 (dibandingkan rugi Rp 7,29 pada 1H24).
- Laba atas Nilai Investasi: Rp 243,22 miliar (dibandingkan rugi investasi Rp 1,32 triliun pada 1H24).
2. Posisi Keuangan
- Total Aset: Rp 24,07 triliun (menurun dari Rp 24,80 triliun pada akhir 2024).
- Kas & Setara Kas: Rp 17,17 triliun (naik signifikan dari Rp 11,23 triliun).
- Total Liabilitas: Rp 717,6 miliar (menurun dari Rp 1,09 triliun).
- Total Ekuitas: Rp 23,35 triliun (cukup stabil dibandingkan Rp 23,70 triliun).
3. Arus Kas
- Arus Kas dari Operasi: Positif Rp 9,9 miliar (menurun dibanding Rp 105,8 miliar pada 1H24).
- Arus Kas Investasi: Positif Rp 6,70 triliun (dibanding negatif Rp 6,00 triliun pada 1H24) – didorong oleh penjualan investasi.
- Arus Kas Pendanaan: Negatif Rp 786,7 miliar (terdapat pembelian kembali saham sebesar Rp 768,9 miliar).
4. Perubahan Ekuitas
- Telah terjadi pembelian kembali saham (treasury stock) sejumlah Rp 768,9 miliar.
- Laba komprehensif selama periode berjalan sejumlah Rp 472,9 miliar.
Performa Buakalapak di Q2 2025
Bukalapak juga menerbitkan performa keuangan kuartal II (Q2) 2025 dengan hasil yang memperlihatkan pertumbuhan pendapatan dan peningkatan laba bersih. Secara spesifik di Q2 2025, mencatatkan pendapatan Rp1,6 triliun, naik 12% dibandingkan kuartal sebelumnya yang meraih Rp1,5 triliun.
Direktur Bukalapak, Victor Putra Lesmana, menuturkan bahwa hasil ini menggambarkan keberhasilan transformasi bisnis yang diimplementasikan dalam beberapa kuartal terakhir. “Momentum bernilai positif yang tercipta sejak awal tahun terus berlanjut, dengan susunan bisnis yang lebih efisien, terfokus, dan produktif,” tuturnya.
EBITDA yang telah disesuaikan tercatat minus Rp14 miliar, membaik 30% dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar minus Rp20 miliar. Apabila digabungkan dengan pendapatan bunga bersih, EBITDA yang disesuaikan dan net interest income berada di angka positif Rp201 miliar.
Laba bersih perusahaan meningkat tajam 218% menjadi Rp355 miliar, dipicu penurunan biaya umum dan administrasi serta peningkatan nilai investasi.
Sampai dengan 30 Juni 2025, BUKA mencatat total kas, setara kas, dan investasi likuid sejumlah Rp18,5 triliun. Dana tersebut diinvestasikan pada instrumen likuid seperti deposito, obligasi pemerintah, dan reksa dana, memberikan fleksibilitas untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Segmen Gaming Jadi Kontributor Utama
Segmen Gaming mencatatkan pendapatan Rp1,36 triliun atau naik 24% dibandingkan kuartal sebelumnya. Segmen Investment juga bertambah 13% menjadi Rp14 miliar dengan margin kontribusi di atas 30%. Sementara itu, segmen Retail sukses menjaga margin kontribusi 27,6% pada periode ini.
“Gaming saat ini menjadi salah satu kekuatan esensial dalam ekosistem kami. Bersama Mitra Bukalapak, Retail, dan Investment, seluruh segmen bisnis memiliki peranan strategis yang saling melengkapi,” ucap Victor.
Selengkapnya mengenai performa tiap lini bisnis Bukalapak untuk periode H1 2025:
| Segmen Bisnis | Pendapatan Neto (dalam jutaan Rupiah) | Hasil Segmen (dalam jutaan Rupiah) | Catatan |
| Gaming | 2.461.202 | 13.255 | Menjadi penyumbang terbesar pendapatan. |
| Online-to-Offline | 447.682 | (35.203) | Masih mencatatkan kerugian segmen. |
| Investasi | 26.492 | (11.866) | Berasal dari jasa platform investasi. |
| Ritel | 195.211 | (20.305) | Mencakup penjualan produk fisik dan jasa logistik. |
| Korporat | 24.211 | (86.503) | Beban korporat dan biaya bersama, sebagian diimbangi dengan laba investasi Rp 55,5 miliar. |
| Total Konsolidasi | 3.087.126 | 58.181 | Perusahaan membukukan laba usaha positif. |
–
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten
Baca juga Info Terbaru lainnya di Info terbaru.