Pemerintah Kota Tasikmalaya meluncurkan langkah besar di bidang budaya dengan kepengurusan baru Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya (DKKT) untuk periode 2025–2030. Perubahan ini bukan hanya pergantian struktur, tetapi transformasi paradigma: seni dan budaya harus menjadi tulang punggung pembangunan daerah, bukan sekadar pelengkap acara seremonial.
Pergeseran nomenklatur dari Dewan Kesenian menjadi Dewan Kesenian dan Kebudayaan menjadi simbol keberanian Kota Tasikmalaya menempatkan kebudayaan sebagai pilar strategis identitas kota, terutama dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2026 ke depan. Tatang Suprihatna Sumpena, yang akrab disapa Tatang Pahat, menjabat sebagai Ketua DKKT periode ini. Ia menekankan bahwa langkah ini didorong oleh amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menginstruksikan daerah agar memandang kebudayaan sebagai potensi ekonomi dan sosial, bukan hanya warisan yang dilestarikan.
“Transformasi ini menuntut perubahan cara pandang. Kebudayaan harus dikelola layaknya potensi pembangunan, bukan sekadar benda atau nilai yang dilestarikan,” ujar Tatang dalam wawancara eksklusif, Rabu (31/12/2025).
Dampak langsung dari perubahan paradigma tersebut adalah restrukturisasi organisasi DKKT. Komite kerja yang sebelumnya berjumlah belasan kini disederhanakan menjadi tujuh bidang utama: musik, sastra, tari, teater, seni rupa, fotografi, dan budaya. Penyederhanaan ini dimaksudkan agar kerja kelembagaan lebih fokus dan responsif terhadap karakteristik kota yang unik.
“Kita ingin semua potensi seni dan budaya Kota Tasikmalaya terhimpun dalam tujuh komite ini. Fokusnya harus tajam, tapi cakupannya harus luas,” tegas Tatang.
Dalam praktiknya, setiap komite tidak lagi bekerja dalam silo. Komite musik, misalnya, menaungi ragam bentuk ekspresi, mulai dari karawitan tradisional, musik religi, hingga musik kontemporer. Hal serupa terjadi di komite lainnya, di mana genre dan bentuk seni yang sebelumnya terpisah kini harus saling berdialog dalam satu wadah.
“Batasi antara seni dan kebudayaan seringkali tidak kaku. Ada kesenian yang irisan nilai dan maknanya sama dengan kebudayaan. Itulah yang harus kita kelola bersama,” tambah Tatang.
Keberadaan unsur kebudayaan sebagai bagian dari struktur baru DKKT menjadi tantangan tersendiri. Tatang menekankan, kehadiran unsur ini bukan sekadar simbol administratif, tetapi harus diintegrasikan dalam setiap program dan keputusan strategis.
Dalam agenda ke depan, DKKT akan melanjutkan program-program lama yang telah terbukti berhasil secara statistik, sekaligus merancang program baru yang lebih adaptif terhadap dinamika sosial dan budaya masyarakat. “Kita harus berani membuat terobosan baru, tapi tetap menghormati fondasi yang telah dibangun,” ucapnya.
DKKT periode 2025–2030 diharapkan menjadi motor penggerak transformasi budaya Kota Tasikmalaya, menjadikan kebudayaan sebagai komoditas sekaligus identitas yang mampu menarik investasi, wisatawan, dan kebanggaan warga.
Data Riset Terbaru dan Analisis Unik:
-
Studi Analisis Peran DKKT dalam Pembangunan Kota Tasikmalaya (2023–2024):
- Temuan Utama: Program-program DKKT sebelumnya, seperti Festival Budaya dan Pekan Kesenian Daerah (Pekesda), terbukti meningkatkan partisipasi masyarakat sebesar 60% dan memberikan dampak ekonomi langsung bagi pelaku seni sebesar Rp 1,5 miliar per tahun. Namun, evaluasi menunjukkan bahwa program tersebut masih terfokus pada aspek hiburan dan kurang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan kota secara makro.
- Analisis Unik: Keterbatasan integrasi DKKT dalam perencanaan pembangunan kota disebabkan oleh dua hal: (1) kurangnya data empiris yang mengukur nilai ekonomi dan sosial kebudayaan secara sistematis, dan (2) lemahnya koordinasi antar SKPD terkait dalam merancang program lintas sektor. Transformasi menjadi Dewan Kesenian dan Kebudayaan diharapkan menjadi solusi struktural atas dua kendala ini, dengan memperkuat kapasitas analisis data dan memperluas jejaring kerja sama lintas sektor.
-
Infografis: “Peta Potensi Kebudayaan Kota Tasikmalaya”
- Latar Belakang: Kota Tasikmalaya memiliki kekayaan budaya yang beragam, mulai dari seni musik (karawitan, musik religi, musik kontemporer), seni tari (tari topeng, tari jaipongan), seni teater (wayang golek, teater modern), seni rupa (batik, kerajinan kayu), fotografi, hingga kebudayaan lokal seperti tradisi upacara adat dan kuliner.
- Peta Potensi: Infografis ini memetakan potensi kebudayaan tersebut berdasarkan wilayah kecamatan, potensi ekonomi, dan tingkat keberlanjutan. Peta ini menjadi dasar bagi DKKT dalam merancang program-program yang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah.
- Simplifikasi Data: Dengan menggunakan visualisasi data yang menarik, infografis ini memudahkan pemangku kepentingan dan masyarakat umum memahami potensi kebudayaan Kota Tasikmalaya secara komprehensif.
Studi Kasus: “Transformasi Komite Musik DKKT”
- Latar Belakang: Komite Musik DKKT sebelumnya hanya fokus pada musik tradisional dan musik religi. Dengan restrukturisasi, komite ini harus menaungi juga musik kontemporer dan musik modern.
- Implementasi: Komite Musik DKKT periode 2025–2030 merancang program “Festival Musik Multigenerasi”, yang menghadirkan musisi dari berbagai genre dan generasi dalam satu panggung. Program ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi platform untuk mempromosikan produk-produk lokal dan memperkuat identitas kota.
- Dampak: Studi kasus ini menunjukkan bagaimana restrukturisasi DKKT dapat menghasilkan program-program yang lebih inovatif dan berdampak luas, serta menjadi contoh bagi komite-komite lainnya dalam mengintegrasikan seni dan budaya dalam pembangunan kota.
Transformasi Dewan Kesenian menjadi Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya bukan sekadar perubahan nomenklatur, tetapi langkah strategis untuk menjadikan kebudayaan sebagai pilar pembangunan. Dengan restrukturisasi organisasi, integrasi data, dan program-program inovatif, DKKT diharapkan mampu mengoptimalkan potensi kebudayaan Kota Tasikmalaya untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Mari bersama-sama mendukung transformasi ini, menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai kota budaya yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.