Oktober: Sistem ‘All Indonesia’ Imigrasi sampai Hujan Meteor

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

1. Fenomena astronomi: hujan meteor dan purnama

Di bulan Oktober 2025, langit memberikan pertunjukan spektakuler bagi pengamat bintang. Pada tanggal 7 Oktober, tanda dimulainya musim gugur di belahan bumi utara ditandai dengan kehadiran Purnama Hunter’s Moon. Di hari yang sama, alam semesta juga menghadirkan hujan meteor Draconid, meski hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam, menjadikannya hujan meteor minor.

Meteor-meteor kecil ini berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1900. Lalu, pada 21 Oktober, terjadi bulan baru, yang memberi kesempatan sempurna bagi pengamat bintang untuk melihat langit tanpa gangguan cahaya bulan.

Namun, yang paling ditunggu-tunggu adalah puncak Hujan Meteor Orionid pada malam 21 Oktober hingga pagi 22 Oktober. Hujan meteor ini menghasilkan hingga 20 meteor per jam pada puncaknya, berkat debu yang ditinggalkan oleh komet Halley yang terkenal. Fenomena tahunan ini berlangsung dari 2 Oktober hingga 7 November, dan tahun 2025 menjadi tahun yang sangat baik untuk menyaksikannya.

2. Sistem ‘All Indonesia’ imigrasi

Pemerintah Indonesia meluncurkan terobosan digital penting pada 1 Oktober 2025 dengan memberlakukan sistem All Indonesia secara nasional di seluruh bandara dan pelabuhan penumpang internasional, serta Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

Sistem ini merupakan platform layanan digital terintegrasi hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Kesehatan, serta Badan Karantina Indonesia. Melalui aplikasi All Indonesia, penumpang dapat mengisi kartu kedatangan (Electronic Customs Declaration/E-CD) secara daring sebelum tiba di Indonesia.

Aplikasi ini dapat diunduh melalui Play Store dan App Store, atau diakses langsung melalui alamat domain resmi allindonesia.imigrasi.go.id, memudahkan proses kedatangan dan keberangkatan penumpang.

3. iPhone Air

Meskipun menarik perhatian karena menjadi ponsel Apple tertipis yang pernah ada, iPhone Air justru mengalami penjualan yang kurang memuaskan. Berdasarkan perkiraan analis, penjualan iPhone melonjak tinggi, terutama untuk iPhone 17 versi standar yang kini dibekali chip tercepat dan layar dengan refresh rate lebih tinggi, serta iPhone 17 Pro yang memiliki rangka aluminium dan daya tahan baterai lebih baik.

Namun, model terbaru yaitu iPhone Air, tampaknya belum terlalu laku di pasaran. “Beberapa laporan menyoroti kenaikan penjualan iPhone 17 Air yang lebih lemah dari perkiraan awal,” tulis analis Wells Fargo, Aaron Rakers yang dikutip detikINET dari CNBC.

Ini bukan hal baru bagi Apple. Sejak beralih ke empat model iPhone tahun 2020, Apple terus mengalami kesulitan dengan penjualan model keempat, yang selalu tertinggal dari iPhone dasar dan seri Pro. Sejak 2020, Apple sudah mengganti iPhone Mini jadi Plus dengan layar lebih besar, dan kemudian mencoba peruntungan dengan Air.

4. Perang Chipset

Di dunia teknologi, Oktober 2025 menjadi saksi dari persaingan sengit antara dua raksasa chipset. MediaTek Dimensity 9500 resmi bersemat pada ponsel Vivo X300 Pro yang diluncurkan di China. Sebelumnya, chipset ini dirilis pada bulan September 2025.

“Lebih dari tujuh tahun Vivo dan MediaTek bekerjasama tanpa batasan. Hari ini kami mengumumkan, Vivo menjadi pertama menggunakan Dimensity 9500 di Vivo X300 Series,” ujar Huang Tao, Vice President of Product at Vivo di acara peluncuran di Shanghai, China, Senin (13/10/2025).

Di sisi lain, Qualcomm membawa prosesor andalannya, Snapdragon 8 Elite Gen 5, ke Indonesia pada Oktober 2025. Chip generasi terbaru ini menjanjikan lompatan besar dalam performa, efisiensi daya, dan kecerdasan buatan langsung di perangkat (on-device AI).

“Kami melihat transformasi digital di Indonesia semakin matang, terutama dengan meningkatnya adopsi AI di perangkat mobile dan PC,” ujar Dominikus Susanto, Senior Manager, Business Development Qualcomm Indonesia dalam acara yang digelar di Jakarta, Kamis (9/10/2025).

“Melalui Snapdragon 8 Elite Gen 5, Qualcomm siap menyediakan solusi teknologi yang relevan, efisien, dan siap pakai bagi industri lokal — dengan performa AI tercepat di dunia dan efisiensi daya terbaik di kelasnya,” tambahnya.

Data Riset Terbaru:

Berdasarkan laporan dari Statista, pasar ponsel pintar global diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,5% pada tahun 2026, dengan peningkatan signifikan dalam adopsi teknologi 5G dan AI. Di Indonesia, penetrasi smartphone mencapai 70% pada tahun 2025, dengan tren peningkatan penggunaan aplikasi digital seperti All Indonesia.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Persaingan chipset antara MediaTek dan Qualcomm mencerminkan tren global di mana efisiensi daya dan kemampuan AI menjadi faktor penentu utama dalam pemilihan perangkat. Sementara itu, keberhasilan sistem All Indonesia menunjukkan potensi besar integrasi digital dalam sektor publik, yang dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi pengguna.

Studi Kasus:

Penerapan sistem All Indonesia di Bandara Soekarno Hatta menunjukkan peningkatan efisiensi proses imigrasi sebesar 40%, dengan waktu tunggu rata-rata berkurang dari 30 menit menjadi 18 menit. Ini menjadi contoh nyata bagaimana digitalisasi dapat meningkatkan pelayanan publik.

Infografis:

  • Pertumbuhan Pasar Smartphone Global: 3,5% pada 2026
  • Penetrasi Smartphone di Indonesia: 70% pada 2025
  • Peningkatan Efisiensi All Indonesia: 40%
  • Waktu Tunggu Imigrasi: Berkurang dari 30 menit menjadi 18 menit

Dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat, penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan terkini dan memanfaatkan inovasi-inovasi ini untuk meningkatkan kualitas hidup. Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerdas dan efisien.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan