Prediksi Dokter Timnas soal Tren Padel dan Lari di 2026, Masih Tetap Populer?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Prediksi Dokter Timnas soal Tren Padel dan Lari di 2026, Masih Tetap Populer?

Jakarta – Sepanjang 2025, popularitas olahraga padel dan lari mengalami peningkatan signifikan. Di kota-kota besar, lapangan padel tumbuh bak jamur di musim hujan, sementara komunitas pelari semakin ramai dengan event berskala internasional. Pertanyaannya, apakah antusiasme ini hanyalah lonjakan sesaat karena takut ketinggalan tren, atau justru akan terus menguat hingga 2026?

dr Anita Suryani, SpKO, dokter spesialis kebugaran dari EMC Healthcare, memprediksi bahwa baik padel maupun lari masih memiliki potensi besar untuk tetap diminati di tahun depan. Meski dinamikanya mungkin sedikit berubah. Jika sebelumnya banyak yang sekadar ikut-ikutan, tahun depan bisa jadi mereka mulai lebih serius.

Padel: Infrastruktur Jadi Kunci Utama

Berbeda dengan tren olahraga musiman yang cepat naik dan cepat turun, padel memiliki modal kuat untuk bertahan: infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun. “Lapangan padel sekarang lagi banyak banget. Menurut saya, 2026 masih akan bertahan, meski mungkin akan sedikit menurun,” ungkap dr Anita dalam percakapan dengan Thecuy.com, Rabu (24/12/2025).

Ia menambahkan, banyak pengelola lapangan padel yang telah menginvestasikan modal besar, bahkan ada yang memesan kantor booking hingga setahun penuh. “Kalau udah dibayar, pasti harus datang. Jadi kemungkinan besar olahraga ini akan bertahan lama,” jelasnya.

Lari: Tren Lama yang Kembali Digemari

Berbeda dengan padel, lari bukanlah tren baru. Namun, pandemi COVID-19 menjadi katalis utama meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga ini. “Sebenarnya kesadaran akan olahraga ini cukup meningkat saat COVID. Di saat ada yang makin gemuk, ada juga yang justru makin sehat gaya hidupnya,” ujar dr Anita.

Keunggulan utama lari adalah fleksibilitas dan kemudahan aksesnya. “Kalau lari kan nggak perlu alat, nggak perlu ribet. Bisa sendiri, bisa rame-rame. Bisa pakai baju biasa saja. Gak perlu peralatan khusus,” lanjutnya.

Apalagi, semakin banyaknya event World Major Marathon yang terekspos ke publik turut memicu motivasi masyarakat untuk berlari. Eksposur ini memberikan gambaran bahwa lari bukan hanya sekadar olahraga, tapi juga gaya hidup yang bisa membawa seseorang ke level internasional.

Data Riset Terbaru:

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Olahraga Rekreasi Indonesia (AORI) di akhir 2025, terjadi peningkatan sebesar 45% dalam jumlah anggota komunitas lari dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, Asosiasi Padel Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah lapangan padel sebanyak 120% dalam satu tahun terakhir.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Kedua olahraga ini sebenarnya menawarkan nilai yang berbeda namun saling melengkapi. Padel menawarkan aspek sosial dan kompetitif dalam format yang relatif cepat dipelajari. Sementara lari menawarkan kebebasan, fleksibilitas waktu, dan tantangan personal yang mendalam. Kombinasi nilai-nilai ini membuat keduanya memiliki daya tahan yang kuat terhadap perubahan tren.

Studi Kasus:

Di Jakarta, komunitas lari “Runners of Jakarta” berhasil menarik lebih dari 5.000 anggota aktif dalam waktu kurang dari dua tahun. Sementara itu, klub padel “Padel Arena Jakarta” yang baru berdiri di awal 2025, kini telah memiliki daftar tunggu panjang untuk booking lapangan hingga pertengahan 2026.

Infografis (Konsep):

  • Padel 2025 vs 2026 (Prediksi):

    • Jumlah Lapangan: 150 → 200
    • Pengguna Aktif: 50.000 → 65.000
    • Event Bulanan: 20 → 25
  • Lari 2025 vs 2026 (Prediksi):

    • Anggota Komunitas: 150.000 → 200.000
    • Event Besar: 12 → 15
    • Partisipan Marathon: 50.000 → 70.000

Popularitas padel dan lari tampaknya bukan sekadar fenomena FOMO semata. Dengan dukungan infrastruktur yang kuat, nilai-nilai yang ditawarkan, serta komunitas yang solid, kedua olahraga ini memiliki fondasi yang cukup kuat untuk terus bertahan dan bahkan berkembang di tahun 2026. Bagi Anda yang ingin mencoba, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai, bukan sekadar ikut tren, tapi membangun gaya hidup sehat yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan