Satu Hewan Kebanggaan Australia Dinyatakan Punah Setelah 40 Tahun Hilang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pulau Natal, yang terletak di Australia, baru-baru ini kehilangan salah satu kekayaan alamnya yang paling unik: tikus kesturi. Spesies yang dikenal dengan nama ilmiah Crocidura trichura ini telah dinyatakan punah oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN) pada Oktober 2025, setelah tidak terlihat selama 40 tahun terakhir.

Pulau Natal memang dikenal sebagai rumah bagi berbagai spesies langka yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia. Selain tikus kesturi, pulau ini juga menjadi habitat bagi kepiting migrasi tahunan yang unik, serta burung booby Abbott yang memiliki penampilan eksotis.

Meskipun ukurannya kecil, tikus kesturi ini dulunya memiliki peran penting dalam ekosistem pulau. Para naturalis Eropa yang berkunjung pada akhir abad ke-19 mencatat bahwa hewan ini sangat umum ditemukan di seluruh pulau. Mereka menggambarkan suara cicitannya yang nyaring di malam hari, yang terdengar seperti tangisan kelelawar dari segala penjuru.

Namun, kehadiran hewan-hewan asing yang dibawa oleh manusia mengubah nasib tikus kesturi ini. Spesies ini diduga menjadi korban ketiga dari invasi tikus hitam yang masuk ke pulau sekitar 100 tahun lalu. Dua spesies lain, yaitu tikus bulldog dan tikus Maclear asli, diduga juga punah akibat parasit trypanosoma yang dibawa oleh tikus hitam.

Masuknya ular serigala Asia pada tahun 1980-an semakin memperparah situasi, dan diyakini juga berkontribusi terhadap hilangnya tikus pipistrelle Pulau Natal serta beberapa spesies reptil asli.

Kehilangan tikus kesturi ini memperburuk tren yang mengkhawatirkan di Australia, yang telah kehilangan 39 spesies mamalia darat sejak tahun 1788—sekitar 10% dari seluruh spesies mamalia daratnya. Profesor John Woinarski dari Charles Darwin University menyatakan bahwa hilangnya spesies ini menjadi pengingat pentingnya upaya konservasi dan perlunya komitmen nasional untuk mencegah kepunahan lebih lanjut.

“Semoga saja masih ada kelompok kecil tikus kesturi yang tersembunyi di suatu tempat, menunggu untuk membuktikan bahwa prediksi kepunahan ini keliru,” harapnya.

Pembaruan terbaru dari Daftar Merah IUCN juga mencatat lima spesies lain yang dinyatakan punah, termasuk burung curlew berparuh ramping (Numenius tenuirostris), yang terakhir kali terlihat di Maroko pada tahun 1995.


Data Riset Terbaru: Studi Konservasi Pulau Natal (2025)

Penelitian terbaru oleh tim ilmuwan dari Universitas Sydney mengungkapkan bahwa invasi spesies asing bukan satu-satunya penyebab kepunahan tikus kesturi. Perubahan iklim dan deforestasi juga turut berperan dalam menurunkan populasi spesies ini. Studi ini menggunakan data satelit dan rekaman suara dari tahun 1980 hingga 2025, menunjukkan penurunan drastis area hutan yang menjadi habitat utama tikus kesturi.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Pola Kepunahan di Kepulauan Terpencil

Kepulauan terpencil seperti Pulau Natal sangat rentan terhadap kepunahan massal karena ekosistemnya yang unik dan terbatas. Ketika spesies asing masuk, mereka sering tidak memiliki predator alami, sehingga populasi mereka meledak dan mengancam spesies asli. Pola ini terlihat di berbagai pulau di seluruh dunia, termasuk Kepulauan Galapagos dan Hawaii.

Studi Kasus: Upaya Penyelamatan Kepiting Merah Natal

Sebagai gambaran positif, upaya konservasi kepiting merah Natal telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dengan membangun jembatan khusus dan menutup jalan selama musim migrasi, populasi kepiting ini berhasil dipertahankan. Studi kasus ini menunjukkan bahwa intervensi manusia yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam upaya konservasi.

Infografis: Spesies yang Punah di Australia Sejak 1788

  • Total spesies mamalia darat yang punah: 39 spesies
  • Persentase dari total spesies mamalia darat: 10%
  • Tahun dengan jumlah kepunahan tertinggi: 1900-1950
  • Penyebab utama: Invasi spesies asing, perubahan habitat, dan perburuan

Keberadaan spesies seperti tikus kesturi mengingatkan kita akan kekayaan hayati yang harus dijaga. Setiap spesies memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem, dan hilangnya satu spesies dapat memicu efek domino yang merugikan. Mari kita jadikan kehilangan tikus kesturi sebagai pelajaran berharga, dan tingkatkan upaya konservasi untuk melindungi spesies-spesies yang masih tersisa. Dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, kita masih bisa mencegah lebih banyak kepunahan di masa depan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan