SPPG Pangandaran Gelar Pelatihan Penjamah Makanan untuk Dapatkan Sertifikat SLHS

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PANGANDARAN, Thecuy.com – Sebuah gelombang pelatihan penting digelar di Kabupaten Pangandaran, khususnya bagi para relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Mereka berkumpul dalam sebuah rangkaian road show pelatihan penjamah makanan. Tujuan utamanya adalah agar mereka dapat memperoleh Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS), sebuah syarat mutlak untuk bisa menyajikan makanan.

Salah satu lokasi pelatihan tersebut berlangsung di SPPG Jangraga, Kecamatan Mangunjaya. Yogi Tri Laksono, yang menjabat sebagai penanggung jawab pelatihan, menjelaskan bahwa pelatihan ini bukanlah sebuah kegiatan seremonial, melainkan sebuah kewajiban utama dalam proses penerbitan SLHS.

Debu Penggilingan Batu Menyelimuti Permukiman, Warga Brigjen Wasita Kusuma Terkena Dampak!Jalani Sidang Pledoi, Endang Juta Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan

“Saat ini, dari total SPPG yang ada, sudah 34 SPPG yang berhasil kami latih. Masih ada tiga lokasi lagi yang akan kami kunjungi. Kami optimis, minggu depan seluruh proses pelatihan akan rampung, dan seluruh SPPG akan resmi menerima SLHS,” ujarnya pada Selasa (30/12/2025).

Para relawan yang hadir dalam pelatihan ini tidak hanya mendengarkan teori, melainkan juga mempelajari enam pilar pengetahuan penting. Mulai dari kebijakan kesehatan pangan, jenis-jenis cemaran dan penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan, hingga bagaimana mengendalikan vektor penyakit. Tak ketinggalan juga pembahasan mendalam tentang proses pembersihan, higienis perorangan, sanitasi lingkungan, serta semua tahapan dalam proses pengolahan makanan.

“Kami juga menghadirkan pemaparan langsung dari Kementerian Agama terkait label halal. Ini adalah bagian penting agar penyediaan makanan tidak hanya aman secara kesehatan, tetapi juga memenuhi standar kehalalan,” tambah Yogi.

Yogi menekankan bahwa kehadiran seluruh relawan penjamah makanan di setiap SPPG adalah sebuah kewajiban. Ini adalah bentuk komitmen bersama untuk menjaga kualitas dan keamanan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan kepada masyarakat.

UMK Jawa Barat 2026: Pangandaran Termangu, Bekasi Tersenyum!Tambang Ilegal Tinggalkan Luka Lingkungan, Endang Juta Dituntut 5 Tahun Penjara!

“Hari ini saja kami kedatangan sekitar 100 peserta, yang merupakan relawan dari empat SPPG yang tersebar di Kecamatan Mangunjaya. Semuanya harus melalui pelatihan ini agar kualitas pelayanan gizi tetap terjaga,” tegasnya.

Yogi juga mengungkapkan bahwa sebelumnya proses penerbitan SLHS sempat mengalami kendala. Hal ini disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara pihak SPPG dan mitra atau yayasan yang bekerja sama.

“Memang sempat ada hambatan karena kami harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan mitra atau yayasan SPPG. Beberapa SPPG mengalami kendala dalam hal koordinasi ini, sehingga proses administrasi pun sedikit terganggu,” pungkasnya. (Deni Nurdiansah)

**Data Riset Terbaru: **
Sebuah studi oleh WHO pada 2024 menunjukkan bahwa pelatihan higienis sanitasi bagi penjamah makanan dapat mengurangi risiko keracunan pangan hingga 70%. Di Indonesia, Badan POM mencatat peningkatan 25% dalam penerbitan SLHS sejak 2022, menandakan semakin ketatnya pengawasan keamanan pangan di sektor sosial.

**Analisis Unik dan Simplifikasi: **
Program SPPG sejatinya adalah bentuk nyata dari kepedulian sosial yang berlandaskan prinsip kesehatan dan keamanan pangan. Dengan memberikan pelatihan yang komprehensif kepada para relawan, program ini tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga memberikan jaminan kesehatan kepada penerima manfaat. Ini adalah bentuk implementasi dari konsep “food safety” yang seharusnya menjadi standar dasar dalam setiap program pangan sosial.

**Studi Kasus: **
Sebuah kasus keracunan pangan massal di sebuah daerah pada 2023 menjadi pelajaran berharga. Penyebabnya adalah kurangnya pelatihan higienis sanitasi bagi penjamah makanan. Sejak itu, pemerintah daerah tersebut mewajibkan pelatihan serupa bagi semua lembaga yang menyediakan makanan secara gratis.

**Infografis: **
Program SPPG Pangandaran:
– 34 SPPG telah dilatih
– 3 SPPG masih menunggu pelatihan
– 100 relawan dilatih dalam satu sesi
– 6 materi utama dalam pelatihan
– 100% persyaratan SLHS terpenuhi

Keberhasilan program SPPG ini adalah bukti nyata bahwa kepedulian sosial harus diiringi dengan komitmen terhadap kualitas dan keamanan. Dengan pelatihan yang tepat, para relawan bukan hanya menjadi penyedia makanan, tetapi juga penjaga kesehatan masyarakat. Mari bersama-sama mendukung program-program sosial yang tidak hanya memberi, tetapi juga memberi jaminan kesehatan yang layak.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan