PIS dan PAL Jalin Kerja Sama Pemeliharaan Kapal dan Peningkatan Kualitas SDM

PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT PAL Indonesia menjalin kerja sama strategis melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang memperkuat sinergi antara dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor maritim. Kolaborasi ini merupakan kelanjutan dari hubungan kerja sama yang telah dimulai sejak pertengahan tahun ini.

Bentuk kerja sama mencakup pengembangan proyek pembangunan dan konversi/modifikasi kapal, layanan pemeliharaan serta perbaikan armada, peningkatan kapabilitas teknis, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Penandatanganan dilakukan oleh Surya Tri Harto selaku Direktur Utama PIS dan Kaharuddin Djenod dalam kapasitasnya sebagai CEO PT PAL Indonesia, disaksikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Alyosius Mantiri.

Simon menyatakan bahwa langkah ini merupakan awal yang sangat positif bagi transformasi industri energi nasional. Ia menekankan pentingnya terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan sektor energi saat ini dan masa depan. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan besar yang diberikan oleh PT PAL terhadap upaya transformasi yang sedang dijalankan.

Surya Tri Harto menambahkan bahwa sinergi ini menjadi respons strategis terhadap dinamika industri energi domestik dan global. Kerja sama ini bukan hanya memperkuat layanan distribusi energi nasional, tetapi juga mencerminkan komitmen PIS dalam memajukan industri maritim dalam negeri. Sebelumnya, PIS telah mendistribusikan 161 miliar liter minyak, BBM, dan LPG ke seluruh penjuru negeri maupun ke pasar internasional, sebuah pencapaian yang didukung oleh transformasi bisnis dan peremajaan armada kapal.

Saat ini, PIS mengoperasikan sekitar 750 kapal, terdiri dari kapal milik sendiri dan sewa, dengan 111 unit di antaranya merupakan kapal milik perusahaan. Armada ini melayani pengiriman energi dan kebutuhan pelayaran baik di tingkat nasional maupun internasional, menjadikan PIS sebagai salah satu operator pelayaran terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Kaharuddin Djenod menekankan bahwa inisiatif ini selaras dengan arahan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian di sektor maritim. Ia menilai bahwa kondisi geopolitik global saat ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempercepat dan mengoptimalkan pertumbuhan industri maritim nasional. Menurutnya, kolaborasi ini merupakan langkah awal yang penting untuk menggerakkan seluruh rantai industri di Indonesia. Dengan konsolidasi yang baik, potensi pasar akan semakin hidup dan memberikan efek pengganda bagi ekosistem maritim secara keseluruhan.

Melalui optimalisasi aset dan jaringan yang dimiliki masing-masing perusahaan, sinergi antara PIS dan PT PAL diharapkan dapat membuka peluang bisnis baru, memperkuat ekosistem pelayaran nasional, serta memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi dan kapasitas produksi kapal dalam negeri, mengurangi ketergantungan terhadap impor, serta meningkatkan daya saing industri maritim Indonesia di kancah global.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan laporan dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN tahun 2025, sektor maritim Indonesia menyumbang sekitar 12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Pertamina International Shipping mencatatkan pertumbuhan volume distribusi energi sebesar 8% secara tahunan, didukung oleh peningkatan efisiensi operasional sebesar 15% melalui digitalisasi manajemen armada. PT PAL Indonesia, di sisi lain, melaporkan peningkatan kapasitas produksi kapal hingga 30% dan berhasil menyelesaikan 15 proyek kapal baru dalam dua tahun terakhir, termasuk kapal tunda, kapal tanker, dan kapal penjaga pantai.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kolaborasi PIS dan PT PAL merupakan contoh nyata penerapan ekonomi biru (blue economy) yang diinisiasi oleh BUMN. Dengan memanfaatkan keunggulan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, kemitraan ini tidak hanya fokus pada aspek logistik energi, tetapi juga pada penguatan kedaulatan maritim melalui pengembangan kapabilitas produksi kapal dalam negeri. Pendekatan ini menggabungkan aspek keamanan energi, ketahanan maritim, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Studi Kasus:
Pada tahun 2024, PT PAL Indonesia berhasil membangun dan menyerahkan kapal tanker minyak berkapasitas 50.000 DWT kepada PIS. Proyek ini menjadi benchmark dalam hal penerapan standar keselamatan maritim internasional dan efisiensi bahan bakar. Keberhasilan proyek ini menjadi dasar kuat bagi rencana pembangunan armada kapal energi baru dan terbarukan (EBT) seperti kapal pengangkut LNG dan hidrogen cair.

Infografis:

• Jumlah Armada PIS: 750 kapal (111 kapal milik)
• Volume Distribusi Energi: 161 miliar liter
• Cakupan Operasional: Nasional dan Internasional
• Kontribusi Sektor Maritim terhadap PDB: 12%
• Peningkatan Efisiensi Operasional: 15%
• Peningkatan Kapasitas Produksi PT PAL: 30%

Kerja sama ini membuka babak baru dalam penguatan industri maritim nasional. Dengan sinergi yang solid antara operator pelayaran dan galangan kapal, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan maritim utama di kawasan. Langkah strategis ini tidak hanya menjawab tantangan energi masa kini, tetapi juga meletakkan fondasi bagi masa depan pelayaran yang lebih hijau, digital, dan mandiri. Mari dukung terus inovasi dan kolaborasi BUMN untuk kemajuan maritim Indonesia.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page