Kapal Pinisi Tenggelam di Labuan Bajo, ABK Ketiduran dan Tak Ada yang Pompa Air

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kapal pinisi Dewi Anjani mengalami insiden tenggelam di perairan Dermaga Pink, tak jauh dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, pada pagi hari ini. Penyebab utama peristiwa tersebut diduga karena tidak ada yang mengoperasikan pompa air got, akibat seluruh anak buah kapal (ABK) tertidur.

“Info sementara tidak pompa air got. Semua ABK (anak buah kapal) ketiduran,” ujar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, dikutip dari detikBali, Senin (29/12/2025).

Hingga sore ini, kapal tersebut belum berhasil dievakuasi. Di sekitar lokasi, terdapat beberapa kapal wisata yang sedang berlabuh. Proses evakuasi terhambat karena fokus utama unsur maritim di Labuan Bajo sedang dikerahkan untuk melakukan pencarian korban kapal tenggelam di Selat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo. Kasus tersebut melibatkan satu keluarga warga negara Spanyol.

Sejak siang hingga sore, Kepala KSOP Labuan Bajo bersama pimpinan unsur maritim lainnya berada di Pulau Padar untuk mendampingi Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko dalam mengawal pencarian korban kapal tenggelam.

Dewi Anjani dikenal sebagai kapal wisata yang sering beroperasi di kawasan Labuan Bajo, salah satu destinasi pariwisata utama di NTT yang juga menjadi gerbang menuju Taman Nasional Komodo. Insiden ini menjadi peringatan penting bagi operator kapal wisata untuk meningkatkan kewaspadaan dan prosedur keselamatan di atas kapal, terutama saat berada di perairan yang ramai dan berpotensi berbahaya.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (2024), jumlah kecelakaan kapal wisata di Indonesia mengalami penurunan sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, faktor human error masih menjadi penyebab utama, mencakup 60% dari total kecelakaan. Faktor utama human error meliputi kelelahan, kurangnya pelatihan keselamatan, dan ketidaksadaran akan prosedur darurat.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Insiden Dewi Anjani menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan kewaspadaan di atas kapal, terutama saat berada di perairan yang ramai. Kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi seluruh operator kapal wisata untuk:

  1. Meningkatkan Pelatihan ABK: Memberikan pelatihan rutin mengenai prosedur keselamatan, termasuk pengoperasian pompa air got dan penanganan keadaan darurat.
  2. Menerapkan Sistem Penjadwalan Kerja yang Sehat: Mengatur jadwal kerja ABK agar tidak terlalu melelahkan, sehingga mereka tetap waspada selama bertugas.
  3. Meningkatkan Pengawasan: Menempatkan petugas pengawas yang bertugas memastikan seluruh prosedur keselamatan dijalankan dengan benar.
  4. Menggunakan Teknologi: Memasang sistem alarm atau sensor yang dapat mendeteksi kebocoran air secara otomatis.

Studi Kasus:
Sebuah studi kasus dari kapal wisata di Bali menunjukkan bahwa penerapan sistem penjadwalan kerja yang sehat dan pelatihan keselamatan rutin berhasil mengurangi insiden kecelakaan sebesar 40% dalam waktu satu tahun.

Infografis:
[Infografis yang menunjukkan statistik kecelakaan kapal wisata di Indonesia, faktor penyebab utama, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil oleh operator kapal wisata.]

Kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak terkait untuk terus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan di atas kapal. Keselamatan penumpang dan ABK harus menjadi prioritas utama dalam setiap operasi pelayaran. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan pelayaran yang lebih aman dan nyaman bagi semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan