KSAD Marah Besar Dugaan Pencurian Baut Jembatan Bailey di Aceh: Tindakan Biadab!

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jenderal Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), menunjukkan kemarahannya terhadap tindakan pencurian baut-baut jembatan Bailey yang dibangun di Aceh. Maruli menyebut aksi tersebut sebagai bentuk sabotase terhadap infrastruktur penolong masyarakat. Dalam konferensi pers di Posko Terpadu Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin (29/11/2025), Maruli mengungkapkan bahwa baut-baut jembatan tersebut telah dilepas, sebuah tindakan yang menurutnya sangat tidak manusiawi.

“Kami tidak menyangka ada orang sebiadab ini. Saat masyarakat sedang menghadapi bencana, malah baut-baut jembatan ini dilepas,” ujar Maruli. Ia menunjukkan foto jembatan Bailey yang lokasinya berada di Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh. Jembatan tersebut merupakan jembatan darurat yang dibangun untuk menghubungkan daerah-daerah yang terputus akibat bencana alam. Pembangunan jembatan ini mulai bisa digunakan sejak 18 Desember lalu.

Maruli menegaskan bahwa tindakan pencurian baut ini bukan hanya merugikan pemerintah, tetapi juga membahayakan nyawa masyarakat yang sedang dalam kondisi darurat. Ia menyatakan bahwa tindakan semacam ini tidak dapat ditoleransi karena dapat mengakibatkan korban jiwa. “Ini bukan sekadar pengkondisian, tapi tindakan biadab yang mengorbankan masyarakat. Kami akan telusuri sampai tuntas,” tegasnya.

KSAD juga mengungkapkan bahwa kejadian ini membuatnya sulit tidur, karena merasa prihatin atas kelakuan segelintir orang yang tega memanfaatkan situasi bencana untuk keuntungan pribadi. Ia berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti ini. Pihaknya akan terus memantau dan menindaklanjuti kasus ini agar pelaku segera ditemukan dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.

Jembatan Bailey sendiri merupakan solusi sementara yang dibangun oleh TNI AD untuk memulihkan akses transportasi di daerah terdampak bencana. Struktur modularnya memungkinkan pemasangan yang cepat dan efisien, namun juga rentan terhadap kerusakan jika baut-baut pengikatnya dilepas. Maruli menekankan pentingnya menjaga fasilitas darurat ini agar tetap berfungsi optimal demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa kasus pencurian material infrastruktur darurat meningkat 40% sejak awal tahun 2025, terutama di wilayah yang terkena dampak bencana alam. Studi dari Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa 65% masyarakat di daerah bencana merasa tidak aman dengan kondisi infrastruktur yang rawan dirusak atau dicuri. Dalam kasus jembatan Bailey di Aceh, potensi risiko kecelakaan meningkat hingga 80% jika struktur utama jembatan tidak terjaga dengan baik. Infografis dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menunjukkan bahwa waktu respons terhadap kerusakan infrastruktur darurat harus dilakukan dalam waktu 24 jam untuk mencegah korban jiwa.

Perilaku biadab seperti ini bukan hanya merusak upaya pemulihan pasca-bencana, tetapi juga mengancam nyawa sesama manusia yang sedang dalam kesusahan. Sudah saatnya kita bersatu menjaga fasilitas umum yang dibangun untuk kepentingan bersama. Jangan biarkan kepentingan pribadi mengalahkan rasa kemanusiaan. Mari jadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Laporkan setiap tindakan mencurigakan dan dukung penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku perusak infrastruktur darurat. Nyawa banyak orang bisa bergantung pada tindakan kita hari ini.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan