Gempa bumi dengan magnitudo 3,4 mengguncang wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin dini hari, 29 Desember 2025, pukul 02.06 WIB. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun X-nya, pusat gempa berada di 58 kilometer arah tenggara Kota Sukabumi dengan kedalaman mencapai 107 kilometer. Titik lokasi gempa berada pada koordinat 7,44 derajat Lintang Selatan dan 106,95 derajat Bujur Timur.
BMKG menegaskan bahwa informasi ini bersifat awal dan bisa berubah seiring dengan pelengkapan data analisis. “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam keterangan resminya. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data dari Pusat Studi Gempa Nasional (PSGN) hingga Desember 2025, wilayah Sukabumi termasuk dalam zona sesar aktif Cimandiri. Riset terbaru dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan bahwa aktivitas sesar ini mengalami peningkatan sejak 2020, dengan rata-rata 12 kali gempa bermagnitudo di bawah 4,0 per tahun. Meski magnitudo gempa ini tergolong kecil dan tidak berpotensi tsunami, kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko gempa bumi.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Gempa magnitudo 3,4 sebenarnya termasuk kategori gempa kecil yang jarang menimbulkan kerusakan signifikan. Namun, kejadian ini menjadi penting karena terjadi di zona sesar aktif yang menjadi ‘rumah’ bagi banyak gempa besar di masa lalu. Sesar Cimandiri pernah memicu gempa besar berkekuatan 7,0 pada tahun 1834. Meski frekuensi gempa kecil meningkat, ini justru bisa menjadi ‘peringatan dini’ alami yang menunjukkan adanya akumulasi tekanan di kerak bumi.
Studi Kasus:
Pada tahun 2023, wilayah Sukabumi pernah diguncang gempa serupa dengan magnitudo 3,6. Meski tidak menimbulkan kerusakan, kejadian tersebut membuat sejumlah bangunan tua mengalami retakan. Hal ini membuktikan bahwa gempa kecil pun bisa memberikan dampak pada infrastruktur yang tidak tahan gempa.
Infografis:
Berdasarkan data historis, zona sesar Cimandiri memiliki siklus kegempaan besar setiap 150-200 tahun. Dengan mempertimbangkan gempa besar terakhir pada 1834, para ahli geologi memperkirakan wilayah ini berada dalam fase peningkatan risiko gempa besar dalam beberapa dekade mendatang.
Mari tingkatkan kesiapsiagaan kita terhadap bencana alam. Mulai dari memahami risiko di lingkungan sekitar, mempersiapkan rencana evakuasi keluarga, hingga memastikan bangunan tempat tinggal dan bekerja memenuhi standar tahan gempa. Kewaspadaan dini adalah kunci utama keselamatan kita bersama.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.