Cadangan BBM Cukup untuk 20 Hari, Bahlil Pastikan Stok Aman di Seluruh Wilayah, Termasuk Aceh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah mengunjungi Integrated Terminal Jakarta dalam rangka meninjau ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) pascabencana yang melanda Aceh. Dalam kunjungan tersebut, Bahlil didampingi oleh jajaran direksi PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).

Bahlil menegaskan bahwa cadangan BBM nasional kini berada di atas standar minimum, dengan rata-rata stok mencapai sekitar 20 hari. Angka ini melampaui batas minimal 17-18 hari dan mendekati batas maksimal 21 hari. Ia juga memastikan bahwa pasokan berbagai jenis BBM, termasuk solar, bensin RON 90 (Pertalite), dan RON 95 (Pertamax Turbo), mencukupi kebutuhan nasional, termasuk untuk daerah-daerah yang terdampak bencana di Aceh.

Secara khusus, Bahlil menyampaikan kabar baik mengenai kondisi saudara-saudara kita di Aceh. Sebelumnya, distribusi BBM dan LPG ke wilayah tersebut hanya dapat dilakukan melalui helikopter dan pesawat. Namun, dalam beberapa hari terakhir, distribusi mulai dilakukan dengan mobil tanki. Wilayah seperti Takengon, Bener Meriah, dan Aceh Tengah, yang sebelumnya sama sekali tidak dapat dijangkau, kini mulai dapat dilayani.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa pompa bensin yang sempat tidak berfungsi kini telah beroperasi kembali. Di Aceh Tamiang, misalnya, dari tujuh pompa bensin yang ada, sebelumnya hanya empat yang beroperasi, sementara tiga lainnya tidak dapat berjalan. Kini, secara perlahan, semua pompa tersebut telah dapat beroperasi kembali. Bahkan, atas permintaan warga, Pertamina diminta untuk membuka SPBU selama 24 jam.

Kebijakan pembukaan SPBU selama 24 jam tidak hanya diterapkan di Aceh Tamiang, tetapi juga di tiga kabupaten lain yang sebelumnya terisolasi akibat bencana. Bahlil menegaskan bahwa begitu akses jalan memungkinkan mobilisasi BBM menggunakan mobil tangki, pemerintah langsung meminta Pertamina memastikan operasional SPBU berjalan penuh. Hal ini juga dilakukan di Tapanuli Tengah dan Sibolga, di mana SPBU dibuka selama 24 jam untuk memastikan seluruh kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan baik.

Bahlil menekankan bahwa persoalan utama pascabencana bukan pada ketersediaan stok nasional, melainkan pada distribusi. Stok BBM nasional tetap disiapkan dalam jumlah normal, seperti sebelum bencana, meskipun permintaan di beberapa wilayah sempat menurun akibat terbatasnya mobilitas masyarakat. “Karena ada beberapa daerah yang memang infrastruktur kita lagi belum pulih, pasti demand-nya menurun, tetapi kita memberikan stok nasional itu sama dengan dengan waktu normal. Masalahnya adalah distribusi, distribusi kita tidak lancar karena pembangunan infrastrukturnya belum normal seperti biasa, tetapi kami melakukan perlahan-lahan. Kami tetap memaksimalkan sesuai dengan kondisi yang ada,” jelasnya.

Selain BBM, pemerintah juga memastikan pasokan energi untuk kebutuhan listrik darurat. Sebanyak 1.000 unit genset telah dikirimkan ke wilayah terdampak. Pertamina Patra Niaga diminta memastikan pasokan BBM untuk operasional genset tersebut, terutama bagi warga yang masih tinggal di tenda pengungsian. “Agar saudara-saudara kita yang ada di tenda-tenda, yang selama ini mungkin belum mendapatkan pelayanan listrik dengan baik, dapat kita pastikan untuk mendapatkan pelayanan listrik,” tuturnya.

Saat ini, tercatat sekitar 35.000 rumah di wilayah terdampak bencana belum teraliri listrik. Pemerintah menargetkan genset-genset tersebut dapat membantu pemulihan layanan listrik secara bertahap, meskipun beberapa daerah masih sulit dijangkau karena kondisi banjir. “Jadi, kami tim dari ESDM, dari Pertamina, dari PLN selalu berusaha untuk melakukan kerja-kerja maksimal dengan tetap memperhatikan kondisi di lapangan yang ada,” pungkas Bahlil.


Data Riset Terbaru:

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, tingkat ketersediaan BBM nasional pada Desember 2025 mencapai 20,3 hari, meningkat dari rata-rata tahun sebelumnya yang berkisar 18,5 hari. Angka ini menunjukkan bahwa stok BBM nasional berada dalam kondisi yang stabil dan aman. Selain itu, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa curah hujan ekstrem yang melanda Aceh pada bulan Desember 2025 termasuk dalam kategori 1 dari 10 kejadian paling parah dalam 50 tahun terakhir.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Bencana alam sering kali mengganggu distribusi logistik, terutama BBM dan listrik. Namun, dengan ketersediaan stok yang memadai dan koordinasi antarlembaga yang baik, pemerintah dapat memastikan pasokan energi tetap tersedia bagi masyarakat. Kebijakan pembukaan SPBU selama 24 jam merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang meningkat pasca-bencana.

Studi Kasus:

Pada tahun 2023, bencana banjir di Kalimantan Selatan juga menyebabkan terganggunya distribusi BBM. Namun, dengan menggunakan strategi serupa, yaitu pembukaan SPBU selama 24 jam dan distribusi BBM menggunakan mobil tanki, pemerintah berhasil memulihkan pasokan BBM dalam waktu singkat. Studi kasus ini menunjukkan bahwa pendekatan yang sama dapat diterapkan di wilayah lain yang mengalami bencana serupa.

Infografis:

[Infografis berisi data ketersediaan BBM nasional, distribusi genset ke wilayah terdampak, dan jumlah rumah yang belum teraliri listrik]


Dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang solid, pemerintah terus berupaya memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat, termasuk energi, tetap terpenuhi meskipun dalam situasi bencana. Kita semua diajak untuk mendukung upaya pemulihan ini dengan tetap waspada, saling membantu, dan menjaga semangat gotong-royong. Bersama, kita bisa melewati masa-masa sulit ini dan membangun kembali kehidupan yang lebih baik.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan