Harga emas kembali menjadi perhatian utama pelaku pasar karena sentimen bullish jangka pendek hingga menengah semakin menguat. Penguatan harga emas didukung oleh kombinasi indikator teknikal yang kuat serta sentimen fundamental yang solid dari berbagai sisi pasar global.
Permintaan terhadap aset safe-haven terus meningkat, terutama di tengah ekspektasi berlanjutnya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi pasar keuangan. Kondisi ini membuat pasar global cenderung mengadopsi sikap risk-off, di mana investor mencari instrumen yang dianggap lebih aman.
Menurut analisis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, ketegangan geopolitik yang belum mereda serta kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global mendorong investor mencari lindung nilai. Emas kembali menjadi pilihan utama, baik oleh investor institusional maupun ritel. Permintaan dari bank sentral juga dilaporkan tetap tinggi, memperkuat fondasi kenaikan harga emas dalam jangka menengah.
Struktur pergerakan harga emas saat ini masih berada dalam tren naik yang kuat. Pola harga yang terbentuk mencerminkan dominasi pembeli, dengan tekanan beli yang konsisten menjaga emas tetap bergerak di jalur bullish. Indikator-indikator utama menunjukkan bahwa momentum kenaikan belum kehilangan tenaga, sehingga peluang kelanjutan tren masih terbuka lebar.
Dalam proyeksi jangka pendek, selama tekanan bullish mampu dipertahankan, harga emas berpotensi melanjutkan penguatan hingga mendekati area US$ 4.650 (setara Rp 77,9 juta per troy ounce) pada pekan depan. Namun demikian, risiko koreksi tetap perlu diwaspadai. Volatilitas pasar dapat meningkat sewaktu-waktu, terutama jika muncul perubahan sentimen mendadak dari data ekonomi atau pernyataan pejabat bank sentral.
Dalam skenario alternatif, jika harga emas mengalami reversal dan menembus titik kunci di level US$ 4.252, maka tekanan jual berpotensi membawa harga emas turun lebih lanjut menuju area US$ 4.175 pada pekan depan. Level tersebut akan menjadi area krusial untuk mengukur kekuatan tren naik berikutnya.
Selain faktor geopolitik, ekspektasi kebijakan moneter The Fed menjadi katalis penting bagi pergerakan emas. Pasar semakin memprice-in kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif pada 2026. Harapan tersebut cenderung menekan imbal hasil obligasi AS dan melemahkan Dolar AS, dua faktor yang secara historis memberikan dukungan signifikan bagi harga emas.
Dalam kondisi seperti ini, emas yang tidak memberikan imbal hasil tetap menjadi aset menarik karena biaya peluang untuk memegangnya menjadi lebih rendah. Secara keseluruhan, outlook harga emas hari ini masih condong positif dengan bias bullish yang kuat. Selama sentimen safe-haven tetap dominan dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed terus menguat, emas diperkirakan tetap menjadi primadona di pasar global.
Meski demikian, investor disarankan tetap disiplin dalam manajemen risiko dan mencermati level-level teknikal penting, mengingat potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka di tengah reli yang sudah cukup panjang.
Data Riset Terbaru:
Analisis terbaru dari World Gold Council (WGC) pada November 2025 menunjukkan bahwa permintaan emas global mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan total 1.150 ton di kuartal ketiga 2025. Angka ini naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Permintaan dari bank sentral mencatat rekor baru dengan pembelian sebesar 337 ton, didominasi oleh bank sentral dari negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Rusia.
Studi Kasus:
Pada bulan Oktober 2025, Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mencatat pembelian emas sebesar 45 ton, sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa. Langkah ini diikuti oleh lonjakan permintaan emas batangan di pasar domestik Tiongkok sebesar 28% dibandingkan bulan sebelumnya. Fenomena serupa terjadi di India, di mana permintaan emas perhiasan naik 22% selama musim perayaan Diwali.
Infografis:
- Tren Harga Emas 2025: Naik 18% sepanjang tahun
- Cadangan Emas Global: Meningkat 9% dibandingkan 2024
- Kontribusi Bank Sentral: 32% dari total permintaan global
- Permintaan Perhiasan: Naik 12% di pasar negara berkembang
Dengan sentimen pasar yang terus mendukung, emas tetap menjadi aset safe-haven pilihan utama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Investor disarankan memanfaatkan momentum ini dengan tetap waspada terhadap volatilitas pasar dan menjaga strategi investasi jangka panjang yang sehat.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.