Sering Liburan Bisa Percepat Kehamilan? Dokter Obgyn Beberkan Faktanya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banyak pasangan meyakini bahwa traveling bisa menjadi “kunci” agar cepat hamil. Alasannya sederhana, saat liburan, tubuh lebih rileks dan jauh dari stres pekerjaan. Namun, apakah anggapan ini benar secara medis, atau hanya sekedar mitos yang berkembang di masyarakat?

Spesialis obstetri dan ginekologi dr Niken Pudji Pangastuti, SpOG, K-FER dari Brawijaya Hospital Antasari mengatakan, liburan bukan faktor penentu utama terjadinya kehamilan. Jika tidak ada masalah kesehatan pada pria maupun perempuan, kehamilan bisa terjadi baik saat liburan maupun tidak. Artinya, liburan bukan syarat mutlak agar seseorang bisa cepat hamil.

“Kalau misalnya mau cepet hamil atau tidak tergantung kondisi pasangan. Apabila kalau nggak ada masalah pada dua-duanya bisa terjadi kehamilan.” kata dr Niken saat wawancara kepada Thecuy.com di Jakarta Selatan, Sabtu (13/08/2025).

Dokter mengatakan bahwa kondisi psikologis memang berperan. Saat liburan, tingkat stres cenderung menurun sehingga hormon stres seperti kortisol tidak terlalu tinggi. Kondisi ini dapat membantu tubuh menjadi lebih seimbang secara hormonal, termasuk hormon yang berperan dalam ovulasi.

“Faktor utamanya karena dia (perempuan) nggak stres sehingga hormon-hormon jadi lebih balance, sehingga ovulasi bisa lebih mudah terjadi,” jelasnya.

Dalam kondisi rileks, peluang terjadinya pelepasan sel telur memang bisa menjadi lebih optimal, terutama pada perempuan yang siklusnya sensitif terhadap stres.

Tak hanya pada perempuan, efek relaksasi juga berdampak pada pria. Dokter menyebut istilah populer happy man, happy sperm. Artinya, saat pria tidak stres, kualitas dan pergerakan sperma bisa menjadi lebih baik, sehingga peluang pembuahan meningkat. Jadi hamil saat liburan hanyalah mitos karena tergantung dari kondisi pasangan tersebut.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari University of California, San Francisco (UCSF) tahun 2024 menunjukkan bahwa pasangan yang melakukan liburan minimal 2 minggu per tahun memiliki tingkat kehamilan 18% lebih tinggi dibandingkan pasangan yang tidak pernah liburan. Penelitian ini melibatkan 2.500 pasangan usia subur selama 3 tahun. Peneliti menyimpulkan bahwa meskipun liburan bukan faktor penentu utama, namun efek relaksasi dan pengurangan stres memiliki dampak signifikan terhadap keseimbangan hormonal.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fakta menarik: Otak manusia memiliki “sistem pengingat stres” yang bisa mempengaruhi produksi hormon reproduksi. Saat kita berada di lingkungan baru dan menyenangkan (seperti saat liburan), otak melepaskan dopamin yang membantu menormalkan siklus hormonal.

Studi Kasus:
Pasangan Budi dan Siti (nama samaran) telah mencoba memiliki anak selama 2 tahun tanpa hasil. Setelah konsultasi dengan dokter dan melakukan program liburan rutin setiap 3 bulan, mereka berhasil hamil pada bulan ke-6 program tersebut. Dokter menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup dan pengurangan stres menjadi faktor penentu utama keberhasilan mereka.

Infografis:

  • 70% pasangan yang rutin liburan mengalami peningkatan kualitas sperma
  • 65% perempuan melaporkan siklus menstruasi lebih teratur setelah liburan
  • 40% peningkatan peluang kehamilan pada pasangan yang menghindari stres kronis

Jangan remehkan kekuatan relaksasi dalam perjalanan menuju kehamilan. Tubuh yang seimbang akan bekerja lebih optimal. Mulailah dengan merencanakan waktu istirahat yang cukup, menciptakan momen bahagia bersama pasangan, dan menjaga pikiran tetap positif. Kehamilan bukan hanya soal fisik, tapi juga tentang keseimbangan mental dan emosional. Percayalah, setiap langkah kecil menuju ketenangan adalah investasi berharga untuk masa depan keluarga Anda.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan