Jalur Pendakian Gunung Tambora di NTB Resmi Ditutup Sementara Mulai Besok

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) secara resmi ditutup untuk aktivitas pendakian oleh Balai Taman Nasional Tambora. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk menjaga keselamatan para pendaki dan juga untuk memberikan waktu bagi ekosistem alam di sekitar gunung untuk pulih secara alami.

Penutupan ini mulai berlaku sejak tanggal 28 Desember 2025 dan akan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan. Semua jalur pendakian yang biasanya digunakan oleh para pengunjung, pemandu, porter, dan petugas lapangan akan ditutup sementara. Kepala Balai Taman Nasional Tambora, Abdul Aziz Bakri, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan keamanan semua pihak yang terlibat serta untuk menjaga kelestarian alam di sekitar gunung.

Taman Nasional Gunung Tambora terletak di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Salah satu objek wisata utama di kawasan ini adalah kaldera yang berada pada ketinggian 2.850 meter di atas permukaan laut. Kaldera ini terbentuk akibat letusan dahsyat tahun 1815 yang mencapai skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan ini dikenal sebagai salah satu letusan vulkanis terbesar dalam sejarah, sejak letusan Taupo pada tahun 181.

Gunung Tambora juga telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 20 November 2017 oleh Komite Nasional Geopark Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI. Penetapan ini menandai pentingnya nilai geologi, ekologi, dan budaya yang dimiliki oleh kawasan ini.

Balai Taman Nasional Tambora belum dapat memastikan kapan jalur pendakian akan dibuka kembali. Informasi mengenai pembukaan kembali akan diumumkan setelah kondisi cuaca dan keamanan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.

Data Riset Terbaru:
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2024 menunjukkan bahwa ekosistem di sekitar Gunung Tambora mengalami pemulihan yang signifikan setelah letusan tahun 1815. Penelitian ini menemukan bahwa keanekaragaman hayati di kawasan ini telah meningkat sebesar 30% dalam dekade terakhir, terutama pada spesies flora endemik yang mulai tumbuh kembali di area kaldera.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Penutupan sementara jalur pendakian ini bukan hanya soal keselamatan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk melestarikan alam. Dengan memberikan waktu bagi ekosistem untuk pulih, pihak pengelola berharap dapat menjaga keseimbangan alam dan memastikan bahwa Gunung Tambora tetap menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan.

Studi Kasus:
Pada tahun 2023, sekelompok pendaki mengalami kesulitan saat melakukan pendakian di Gunung Tambora akibat cuaca ekstrem. Insiden ini menjadi salah satu alasan utama mengapa pihak pengelola memutuskan untuk menutup sementara jalur pendakian. Dengan penutupan ini, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.

Dengan penutupan sementara ini, diharapkan ekosistem Gunung Tambora dapat pulih sepenuhnya dan siap untuk dinikmati oleh generasi mendatang. Mari kita dukung upaya pelestarian alam ini dengan tetap menjaga kesabaran dan mematuhi kebijakan yang diberlakukan oleh pihak berwenang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan