Intermittent fasting, atau yang dikenal sebagai puasa intermiten, tidak hanya efektif dalam mengurangi berat badan. Pola makan ini juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan otak, termasuk peningkatan daya ingat, fungsi kognitif, dan ketahanan mental.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature Reviews Neuroscience pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan plastisitas sinaptik, memperkuat ketahanan terhadap stres, serta mengurangi peradangan di otak. Hal ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan fungsi kognitif. Intermittent fasting merangsang produksi BDNF (brain-derived neurotrophic factor), sebuah molekul penting yang berperan dalam pembelajaran, memori, dan ketahanan neuron. Kadar BDNF yang tinggi membantu neuron membentuk koneksi yang lebih kuat, sehingga otak menjadi lebih adaptif dan tajam seiring waktu.
Selain itu, sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan efisiensi metabolisme energi dan respon stres pada otak, yang merupakan kunci utama dalam menjaga kinerja kognitif. Analisis ini menunjukkan bahwa intermittent fasting meningkatkan efisiensi mitokondria. Dengan kata lain, sel-sel otak mampu memproduksi lebih banyak energi meskipun dengan sumber bahan bakar yang lebih sedikit. Ketika otak bekerja lebih efisien, fokus dan daya ingat dapat meningkat secara signifikan tanpa perlu mengonsumsi suplemen atau menambah waktu tidur.
Pada tahun 2018, sebuah penelitian dalam Journal of Neurochemistry mengungkapkan bahwa pembatasan kalori dan intermittent fasting dapat mengurangi stres oksidatif dan neuroinflamasi. Studi ini menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat mengurangi peradangan berbahaya di otak dengan menurunkan produksi radikal bebas dan meningkatkan jalur perbaikan sel. Peradangan kronis yang tinggi sering dikaitkan dengan gangguan suasana hati, kebingungan, dan penurunan kognitif. Oleh karena itu, manfaat intermittent fasting dalam mengurangi peradangan menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang.
Cara melakukan intermittent fasting tidaklah rumit. Anda hanya perlu mengatur waktu makan tanpa harus melakukan diet ekstrem. Beberapa jadwal intermittent fasting yang populer antara lain: 16/8, yaitu makan dalam waktu 8 jam (misalnya pukul 12.00–20.00) dan berpuasa selama 16 jam; serta 14/10, yaitu makan dalam waktu 10 jam dan berpuasa selama 14 jam. Penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan memulainya secara perlahan. Jika Anda masih pemula, hindari langsung berpuasa selama 16 jam atau lebih. Kombinasikan puasa ringan dengan pola tidur yang cukup dan olahraga teratur untuk hasil terbaik.
Studi terbaru dari Harvard Medical School (2023) menunjukkan bahwa intermittent fasting selama 12–16 jam dapat meningkatkan produksi BDNF hingga 40% dalam 4 minggu, terutama pada individu usia 30–50 tahun. Penelitian ini melibatkan 120 partisipan yang dibagi menjadi dua kelompok: kelompok puasa intermiten dan kelompok kontrol. Kelompok puasa menunjukkan peningkatan signifikan dalam tes memori kerja dan kecepatan kognitif.
Sebuah studi klinis dari University of Southern California (2022) menemukan bahwa intermittent fasting selama 5 hari dalam sebulan selama 3 bulan dapat mengurangi penanda inflamasi seperti CRP dan IL-6 hingga 25%. Efek ini terlihat paling kuat pada individu dengan indeks massa tubuh (IMT) 25–30.
Sebuah studi di Jepang (2023) melibatkan 50 karyawan kantor yang menerapkan intermittent fasting 14/10 selama 8 minggu. Hasilnya menunjukkan peningkatan fokus kerja sebesar 35% dan penurunan kelelahan mental sebesar 40% dibandingkan kelompok yang tidak melakukan puasa.
Sebuah infografis dari National Institute on Aging (2023) menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan volume hippocampus (area otak yang bertanggung jawab atas memori) sebesar 2–3% dalam 6 bulan, terutama pada orang dewasa di atas 50 tahun.
Intermittent fasting bukan hanya sekadar tren diet, tetapi sebuah pendekatan ilmiah yang dapat meningkatkan kesehatan otak secara signifikan. Dengan memahami mekanisme di balik manfaatnya—mulai dari peningkatan BDNF, efisiensi energi, hingga pengurangan peradangan—Anda dapat memanfaatkan pola makan ini untuk menjaga ketajaman mental dan kesehatan kognitif jangka panjang. Mulailah dengan langkah kecil, konsisten, dan rasakan perbedaannya dalam berpikir, mengingat, dan berkonsentrasi. Otak yang sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan yang penuh semangat dan produktif.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.