Waspada Marak Tawaran Investasi Bodong Saat Nataru! Begini Modusnya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Memasuki musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), masyarakat dihadapkan pada maraknya tawaran investasi bodong yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dengan risiko minimal. Namun, investasi yang sehat tidak pernah menawarkan keuntungan instan.

Berdasarkan unggahan resmi Instagram Otoritas Jasa Keuangan (OJK) @ojkindonesia, tawaran semacam ini memang terdengar sangat menggiurkan. Sayangnya, janji-janji manis tersebut sering kali berakhir dengan penyesalan karena tidak sesuai kenyataan.

OJK menghimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat, apalagi jika izin dan legalitasnya tidak jelas, penjelasan produknya samar atau rumit, serta tekanan untuk segera mengambil keputusan.

“Seringkali tawaran seperti ini datang melalui DM media sosial, chat pribadi, atau grup yang baru muncul. Jika terdengar terlalu indah untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah jebakan,” tulis unggahan Instagram @ojkindonesia, dikutip Kamis (25/12/2025).

OJK juga menekankan pentingnya melakukan pengecekan ulang sebelum memutuskan berinvestasi. Pastikan perusahaan tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK, menawarkan keuntungan yang masuk akal, serta memberikan informasi produk yang jelas dan transparan.

“Investasi bukan tentang cepat mendapatkan uang, melainkan tentang keamanan hingga mencapai tujuan finansial Anda,” tambahnya.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan peningkatan 40% dalam laporan investasi bodong selama periode Nataru dibandingkan tahun sebelumnya. Mayoritas tawaran menargetkan kalangan muda melalui platform media sosial.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Investasi bodong sering kali memanfaatkan momen liburan ketika orang cenderung lebih santai dan mudah tergoda oleh tawaran menarik. Pendekatan mereka biasanya mengandalkan ketakutan akan kehilangan kesempatan (FOMO) dan janji cepat kaya.

Studi Kasus:
Sebuah kasus di tahun 2024 melibatkan platform investasi kripto yang menjanjikan return 200% dalam 3 bulan. Platform ini berhasil mengumpulkan dana miliaran rupiah sebelum akhirnya menghilang, meninggalkan ratusan korban.

Infografis:

  • 70% investasi bodong menggunakan media sosial sebagai media promosi
  • 60% korban berusia 25-40 tahun
  • Rata-rata kerugian per korban: Rp 50 juta
  • 80% tawaran menggunakan skema ponzi

Investasi yang bijak membutuhkan kesabaran, riset mendalam, dan pemahaman risiko. Jangan biarkan godaan keuntungan cepat mengaburkan akal sehat Anda. Lindungi keuangan Anda dengan memilih instrumen investasi yang terdaftar di lembaga pengawas resmi dan sesuai dengan profil risiko Anda. Keberhasilan investasi sejati bukan diukur dari kecepatan mendapatkan uang, tapi dari kemampuan bertahan dan tumbuh dalam jangka panjang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan