Goddess Order Akan Dimatikan Penuh karena Developer Alami Kebangkrutan

dimas

By dimas

Hampir dua bulan setelah Goddess Order mengumumkan akan menghentikan pembaruan, kini Kakao Games mengabarkan kabar yang lebih mengejutkan: server game ini akan ditutup secara permanen pada 31 Januari 2026. Keputusan ini diambil karena PixelTribe, developer yang berada di baliknya, dilaporkan bangkrut, sehingga perawatan server pun menjadi tidak mungkin dilakukan.

Meskipun sebelumnya Kakao Games berkomitmen untuk tetap menjaga akses game meski dengan keterbatasan, kini kondisi tersebut tidak lagi memungkinkan. Pemain masih bisa mengakses game hingga akhir Januari 2026 untuk menikmati seluruh konten yang tersedia, termasuk semua fitur dari update besar terakhir. Pada saat penutupan server, semua akun media sosial resmi Goddess Order juga akan dihapus permanen bersama seluruh postingannya.

Goddess Order, yang resmi dirilis pada 24 September sebagai game gacha RPG, sempat menunjukkan performa awal yang menjanjikan dari segi unduhan dan pendapatan. Namun, persaingan ketat di pasar game gacha membuat popularitasnya cepat meredup, meskipun upaya pemasaran besar-besaran telah dilakukan, termasuk kolaborasi dengan Hololive di awal perilisan.

Kini, kebangkrutan PixelTribe membuat harapan kebangkitan IP ini di masa depan menjadi sangat kecil, terlepas dari kemungkinan reboot atau proyek serupa di masa mendatang. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi developer game gacha: inovasi dan nilai produksi yang tinggi bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan kebutuhan mutlak untuk tetap relevan di tengah persaingan yang semakin sengit.

Untuk tetap mendapatkan update berita game terbaru, kunjungi Thecuy.com.


Data Riset Terbaru: Studi dari Newzoo (2024) menunjukkan bahwa pasar game gacha global tumbuh 12% secara tahunan, dengan lebih dari 60% pemain aktif berusia 18–35 tahun. Namun, tingkat churn (kepindahan pemain) juga meningkat, rata-rata game baru hanya memiliki “masa hidup aktif” sekitar 6–12 bulan sebelum popularitasnya turun drastis. Game yang mampu mempertahankan basis pemain biasanya memiliki sistem event rutin, kolaborasi IP populer, dan komunitas yang kuat.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Goddess Order jatuh ke dalam “jebakan umum” game gacha baru: terlalu mengandalkan strategi pemasaran awal tanpa fondasi sistem permainan yang memadai untuk mempertahankan keterlibatan jangka panjang. Kolaborasi dengan Hololive memang menarik perhatian, namun tanpa ekspansi konten yang konsisten dan penyesuaian berdasarkan feedback pemain, daya tariknya cepat memudar. Pasar saat ini tidak hanya menuntut visual dan IP populer, tetapi juga “gameplay loop” yang memuaskan dan sistem progresi yang adil.

Studi Kasus: Dibandingkan dengan game seperti Honkai: Star Rail atau Zenless Zone Zero yang berhasil memadukan cerita kuat, sistem pertarungan dalam, serta pembaruan rutin, Goddess Order terasa “datar” dalam hal kedalaman konten. Data dari Sensor Tower mencatat bahwa game-game sukses biasanya merilis update besar setiap 4–6 minggu, sementara Goddess Order hanya mampu merilis dua update besar sebelum pengumuman penghentian.

Infografis (Konsep):

  • Grafik pertumbuhan pasar game gacha global (2022–2025): +12% YoY
  • Rata-rata masa aktif game gacha baru: 6–12 bulan
  • Frekuensi update game sukses: Setiap 4–6 minggu
  • Faktor utama keberhasilan: Cerita, Sistem Pertarungan, Update Rutin, Komunitas

Game mungkin berakhir, tetapi pelajaran dari Goddess Order harus terus hidup. Bagi developer, ini adalah alarm keras: di industri yang penuh dengan gemerlap dan persaingan, inovasi dan konsistensi adalah nyawa. Bagi pemain, nikmati setiap momen, karena tidak semua game diberi kesempatan untuk tumbuh. Jadilah bagian dari komunitas yang mendukung game-game yang peduli, dan selalu pertanyakan: apakah game ini memberi nilai lebih dari sekadar hiburan sesaat? Karena di tengah lautan game, hanya yang berani berbeda yang akan dikenang.

Baca juga games lainnya di Info game terbaru

Tinggalkan Balasan