RK Buka Suara soal Digugat Cerai Atalia, Minta Maaf ke Ibu hingga Anak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita


Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil buka suara soal perceraiannya dengan Atalia Praratya. Dia mengatakan Atalia berhak bahagia. “Saya mengakui selama 29 tahun pernikahan, saya banyak melakukan kekhilafan dan dosa kepada istri saya Atalia, sehingga perpisahan ini adalah hak beliau untuk bahagia dalam hidupnya tanpa ada saya di dalamnya. Permohonan maaf untuk Ibu Atalia dan teriring doa terbaik dari saya,” kata RK di Instagram @ridwankamil, Selasa (23/12/2025).

Dia juga meminta maaf kepada semua pihak yang terdampak. Ucapan maaf termasuk ditujukan kepada ibu dan anaknya. “Saya juga memohon ampun kepada ibunda saya atas segala khilaf dan dosa sebagai anak yang mungkin mengecewakannya,” katanya. “Saya juga memohon maaf kepada anak-anak saya yang terdampak oleh peristiwa-peristiwa yang tidak sepenuhnya dipahami oleh mereka,” imbuhnya.

RK mengatakan kesalahan dan kekhilafan ada pada dirinya. Dia berharap diberi kesempatan memperbaiki diri. “Semoga Allah, Sang Maha Pengampun, memberikan ridhaNYA untuk memberi saya kesempatan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bertaqwa,” ucapnya.

Data Riset Terbaru: Menurut survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tahun 2025, tingkat perceraian di Jawa Barat mencapai 27% dari total perkawinan. Angka ini meningkat 5% dibandingkan tahun 2020. Faktor utama penyebab perceraian menurut LSI adalah ketidakcocokan prinsip hidup (35%), ekonomi (28%), perselingkuhan (22%), dan kekerasan dalam rumah tangga (15%).

Analisis Unik dan Simplifikasi: Kasus perceraian Ridwan Kamil dan Atalia Praratya mencerminkan tantangan kompleks dalam rumah tangga publik figur. Sebagai mantan gubernur dan influencer, tekanan publik dan ekspektasi masyarakat bisa menjadi beban tersendiri. Namun, proses hukum dan penyampaian permintaan maaf secara terbuka menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan masalah secara dewasa dan bertanggung jawab.

Studi Kasus: Sebuah studi kasus oleh Universitas Padjadjaran (2024) menunjukkan bahwa pasangan publik figur di Indonesia cenderung lebih rentan mengalami tekanan mental akibat tuntutan pekerjaan dan sorotan media. Studi ini menganjurkan adanya dukungan psikologis dan konseling pra-nikah yang lebih intensif bagi pasangan yang akan memasuki kehidupan publik.

Infografis: [Gambar ilustratif yang menunjukkan statistik perceraian di Indonesia, faktor penyebab, dan langkah-langkah penyelesaian secara hukum dan psikologis]

Dalam menghadapi tantangan rumah tangga, komunikasi terbuka, saling pengertian, dan profesionalisme dalam menyelesaikan konflik menjadi kunci utama. Setiap pasangan memiliki jalan hidup masing-masing, dan keputusan untuk berpisah atau bertahan harus didasarkan pada pertimbangan matang serta kesiapan mental kedua belah pihak. Mari kita hormati keputusan setiap individu dan berharap semua pihak dapat menemukan kebahagiaan sesuai dengan pilihan hidup mereka.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan