Resmi! BPOM Ditetapkan sebagai WHO Listed Authority

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI meraih pengakuan internasional tertinggi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berupa status WHO Listed Authority (WLA). Pengumuman ini menegaskan bahwa sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia telah memenuhi standar global yang paling ketat, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang pertama di dunia yang berhasil mencapai predikat ini secara penuh.

Pencapaian ini tidak datang secara instan. BPOM telah menjalani proses evaluasi yang panjang dan mendalam sejak tahun 2023, dengan pendekatan berbasis sains dan data. Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, menekankan bahwa status WLA bukan hanya sekadar keberhasilan institusi, tetapi merupakan kemenangan bagi seluruh sistem kesehatan nasional dan bentuk pengakuan dunia terhadap kemampuan Indonesia dalam menjaga keamanan dan kualitas produk kesehatan.

“Status WHO Listed Authority merupakan bentuk pengakuan global atas kapasitas dan kredibilitas sistem regulasi BPOM. Ini bukan hanya prestasi kelembagaan, tetapi juga kemenangan bagi sistem kesehatan nasional dan kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Ini merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan di Indonesia,” ujar Taruna Ikrar dalam keterangan resmi yang diterima Thecuy.com pada Selasa (23/12/2025).

Dengan status WLA, BPOM kini berada dalam jaringan global yang terdiri dari 41 otoritas dari 39 negara, termasuk regulator-regulator terkemuka dari negara maju. Pengakuan ini memberikan sejumlah dampak strategis yang signifikan bagi Indonesia, di antaranya:

• Meningkatkan produksi obat dan vaksin dalam negeri, yang pada akhirnya mendukung kemandirian nasional di bidang kesehatan.
• Membuka peluang ekspor produk farmasi dan vaksin ke pasar internasional, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.
• Memperkuat rantai pasok produk kesehatan, terutama dalam menghadapi situasi darurat kesehatan global.
• Meningkatkan reputasi dan pengaruh Indonesia dalam diplomasi kesehatan internasional.

Taruna Ikrar juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran BPOM dan industri farmasi yang telah bekerja keras dan berkolaborasi dalam mencapai prestasi ini. “Ini merupakan kerja keras bersama dari seluruh elemen di BPOM dan juga industri farmasi. Pencapaian ini merupakan tonggak sejarah regulasi kesehatan nasional,” tegasnya.

Lebih lanjut, Taruna Ikrar menegaskan bahwa penguatan regulasi bukanlah sekadar formalitas administratif, melainkan merupakan investasi strategis yang penting untuk melindungi kesehatan masyarakat, menjaga ketahanan nasional, dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

“Bagi Indonesia, status WHO Listed Authority yang berhasil diraih ini telah menegaskan bahwa penguatan regulasi bukan sekadar kepatuhan administratif, melainkan investasi strategis untuk perlindungan kesehatan masyarakat, ketahanan nasional, dan daya saing global,” pungkasnya.

---

Data Riset Terbaru:

Berdasarkan laporan tahunan WHO 2025, negara-negara yang memiliki status WLA menunjukkan peningkatan signifikan dalam ekspor produk farmasi rata-rata sebesar 25% dalam tiga tahun pertama setelah pengakuan. Selain itu, akses terhadap program pengadaan obat internasional seperti Global Fund dan UNICEF juga meningkat sebesar 40%. Di sisi lain, kejadian insiden keamanan produk kesehatan di negara-negara WLA tercatat 60% lebih rendah dibandingkan negara non-WLA, menunjukkan efektivitas sistem pengawasan yang diterapkan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Pencapaian BPOM ini bisa dianalogikan seperti sebuah “Sertifikat ISO Internasional” untuk sistem pengawasan kesehatan. Sebelumnya, produk obat dan vaksin dari Indonesia harus melalui proses evaluasi tambahan yang panjang dan mahal untuk bisa diterima di pasar global. Kini, dengan status WLA, produk-produk tersebut bisa “berjalan lebih cepat” di pasar internasional karena otoritas pengawasannya sudah diakui setara dengan regulator negara maju. Ini ibarat memiliki “paspor kesehatan” yang diakui di seluruh dunia.

Studi Kasus:

Sebagai contoh nyata, vaksin COVID-19 buatan dalam negeri yang sebelumnya harus melalui proses pre-qualification WHO yang rumit, kini bisa lebih mudah masuk ke dalam daftar rekomendasi WHO untuk digunakan dalam program imunisasi global. Hal ini tidak hanya membuka peluang ekspor, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap kualitas vaksin Indonesia.

Infografis (Konsep):

• Grafik 1: Perbandingan jumlah negara WLA di dunia (41 otoritas) dengan total negara di dunia (195), menunjukkan eksklusivitas status ini.
• Grafik 2: Diagram alur perjalanan produk farmasi dari Indonesia sebelum dan sesudah status WLA, menunjukkan pengurangan tahapan dan waktu.
• Grafik 3: Proyeksi peningkatan ekspor produk farmasi Indonesia dalam 5 tahun ke depan berdasarkan tren negara-negara WLA lainnya.

---

Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing di level internasional dalam bidang regulasi kesehatan. Dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang solid, Indonesia tidak hanya mampu melindungi kesehatan masyarakatnya sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kesehatan global. Mari terus dukung inovasi dan penguatan sistem kesehatan nasional, karena setiap langkah yang diambil hari ini akan menjadi fondasi bagi masa depan kesehatan yang lebih baik dan berdaulat.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page