Menggugat Relokasi UMKM di Jalan HZ Mustofa: Solusi atau Isolasi Dagang di Kota Tasikmalaya?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

TASIKMALAYA, Thecuy.com — Menjelang masa libur Natal dan pergantian tahun, aktivitas para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tasikmalaya diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan.

Seperti biasa, kawasan Jalan HZ Mustofa kembali menjadi salah satu lokasi favorit yang dipadati oleh pedagang musiman.

Beng Haryono, Ketua Business Development Center (BDC) Kota Tasikmalaya, mengungkapkan bahwa lonjakan aktivitas UMKM pada momentum hari besar dan libur panjang merupakan pola yang terjadi setiap tahun.

Menurutnya, para pelaku UMKM cenderung memilih tempat-tempat yang ramai dikunjungi masyarakat agar usaha mereka bisa berjalan optimal.

Kawasan pusat kota seperti HZ Mustofa secara alami menjadi magnet bagi pengunjung, sehingga kerap menjadi lokasi favorit.

Meski demikian, Beng Haryono mengkritisi kebijakan pemerintah yang kerap membatasi atau merelokasi UMKM dengan alasan ketertiban dan keamanan.

Ia menilai kebijakan tersebut perlu dikaji ulang secara bijak agar tidak merugikan para pelaku usaha kecil.

“UMKM itu biasanya hanya ramai setahun sekali. Sayang kalau rutinitas yang sudah berjalan malah dibatasi. Selama masih bisa diatur, kebiasaan tahun-tahun sebelumnya sebaiknya dipertahankan,” ujarnya, Senin 22 Desember 2025.

Ia menambahkan, jika relokasi memang harus dilakukan, pemerintah harus menyiapkan lokasi alternatif yang benar-benar siap dan memiliki potensi ramai.

Relokasi, lanjutnya, tidak boleh berubah menjadi pemindahan ke tempat yang sepi dan terasing.

“Jangan sampai direlokasi ke tempat yang sepi. Harus di tempat yang memang bisa diramaikan, bukan sekadar dipindahkan,” tegasnya.

Beng juga menyinggung sejumlah proyek pemerintah yang dinilai belum optimal pemanfaatannya meskipun telah menghabiskan anggaran besar.

Ia berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya lebih realistis dan adaptif terhadap pola usaha masyarakat.

“Harapan saya sederhana, pemerintah mempersilakan saja UMKM berjualan di lokasi yang memang biasa ramai, tentu dengan pengaturan yang baik,” pungkasnya.

Menurut data survei Asosiasi Pengusaha Indonesia (April 2025), 68% pedagang musiman di Jawa Barat mengaku mengandalkan momentum libur panjang untuk menutupi modal usaha sepanjang tahun.

Di Kota Tasikmalaya, sebanyak 214 UMKM terdata aktif di kawasan HZ Mustofa selama bulan Desember, naik 42% dari bulan sebelumnya.

Studi kasus pedagang aksesori, Ibu Siti (45), mengungkapkan omzetnya meningkat 3 kali lipat selama libur Natal dibanding hari biasa.

Berdasarkan infografis yang dirilis Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tasikmalaya, sektor kuliner menyumbang 55% dari total peningkatan transaksi UMKM selama libur panjang.

Para pelaku usaha berharap kebijakan pemerintah lebih memperhatikan aspek ekonomi mikro dan keberlangsungan usaha masyarakat kecil.

Peningkatan aktivitas UMKM menjelang libur panjang menunjukkan vitalnya sektor ini bagi perekonomian lokal.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat, UMKM bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan