Bus Cahaya Trans Tak Laik Jalan Jadi Penyebab Kecelakaan Maut

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah insiden tragis terjadi di jalur tol Semarang, Jawa Tengah, tepatnya di Exit Tol Krapyak, yang menewaskan 16 orang penumpang bus Cahaya Trans. Kecelakaan maut ini berlangsung pada dini hari Senin, 22 Desember, sekitar pukul 00.30 WIB, melibatkan bus dengan nomor kendaraan B 7201 IV yang sedang dalam perjalanan dari Jatiasih Bekasi menuju Yogyakarta.

Bus tersebut membawa 33 penumpang dan melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga karena hilang kendali, kendaraan menabrak pembatas jalan hingga terguling. Akibat benturan keras, bus mengalami kerusakan parah di bagian belakang dan samping. Dari insiden ini, 16 orang tewas dan satu orang mengalami luka ringan. Kecelakaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya konsentrasi pengemudi serta ketidaktahuan terhadap medan jalan saat menuruni simpang susun Krapyak.

Yang menjadi sorotan penting adalah fakta bahwa bus tersebut ternyata tidak laik jalan. Hal ini terungkap dari data bukti lulus uji atau BLU-e yang menunjukkan bahwa kendaraan terakhir melakukan uji berkala pada 3 Juli 2025. Namun, dalam ramp check yang dilakukan pada 9 Desember 2025, kendaraan dinyatakan Tidak Laik Jalan dan Dilarang Operasional. Selain itu, kendaraan tersebut juga tidak terdaftar di aplikasi MitraDarat sebagai angkutan pariwisata maupun angkutan antar kota antar provinsi (AKAP).

Cahaya Trans, perusahaan yang mengoperasikan bus, bermarkas di Jalan Limo Raya No. 10, Cinere, Depok, Jawa Barat. Perusahaan ini mengklaim memberikan layanan transportasi yang nyaman, bahkan menyamakan sensasi perjalanannya dengan naik pesawat, dengan jargon “Sensasi Perjalanan Senyaman di Udara”. Mereka menyediakan berbagai fasilitas di dalam bus, seperti AC, LED TV, sistem pemutar musik, toilet, leg rest, reclining seat, bantal, selimut, charger outlet, dan cabin luggage.

Cahaya Trans melayani rute dari Jabodetabek menuju sejumlah kota di Jawa Tengah, termasuk Semarang, Salatiga, Boyolali, Kartasura, Delanggu, Klaten, Prambanan, dan Yogyakarta. Perusahaan ini memiliki berbagai armada bus, seperti Adi Putro Voyager SHD, Adi Putro Jetbus 2+ SHD, Tentrem Avante H8, dan Laksana HD Prime, yang umumnya didominasi warna kuning terang.

Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam kecelakaan lalu lintas yang melibatkan angkutan umum di Indonesia pada tahun 2025. Berdasarkan riset Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, terjadi peningkatan 18% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar insiden disebabkan oleh faktor human error, termasuk kelelahan pengemudi dan ketidaksiapan dalam menghadapi medan jalan yang sulit. Studi ini merekomendasikan penerapan sistem monitoring real-time dan pelatihan berkala bagi pengemudi untuk meningkatkan keselamatan.

Dalam konteks ini, insiden Cahaya Trans menjadi pelajaran penting bagi seluruh operator transportasi. Kepatuhan terhadap standar keselamatan, pemeriksaan rutin kendaraan, serta kesiapan mental dan fisik pengemudi adalah kunci utama dalam mencegah tragedi serupa. Kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan perjalanan yang aman dan nyaman bagi setiap penumpang. Mari jadikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap langkah perjalanan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan