Lebanon melaporkan tiga orang tewas akibat serangan di dekat Sidon yang, menurut Israel, menargetkan anggota Hizbullah. Serangan ini terjadi menjelang batas waktu bagi tentara Lebanon untuk melucuti senjata kelompok tersebut di daerah perbatasan.
Israel terus menjalankan serangan rutin terhadap Lebanon, dengan alasan bahwa mereka menargetkan Hizbullah, meskipun telah ada gencatan senjata November 2024 yang bertujuan mengakhiri permusuhan selama lebih dari setahun dengan kelompok yang didukung Iran tersebut, yang dituduh Israel mempersenjatai diri kembali.
Kantor berita nasional Lebanon milik pemerintah mengungkapkan bahwa serangan terhadap sebuah kendaraan dilakukan oleh drone Israel sekitar 10 kilometer dari kota pesisir selatan Sidon dan mengakibatkan kematian tiga orang di dalam kendaraan tersebut.
Kementerian kesehatan Lebanon mencatat jumlah korban yang sama. Pernyataan militer Israel menyatakan bahwa tentara telah menyerang sejumlah anggota Hizbullah di wilayah Sidon.
Di bawah tekanan besar dari Amerika Serikat dan dengan kekhawatiran akan perluasan serangan Israel, Lebanon berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah, mulai dari wilayah selatan.
Tentara Lebanon berencana menjalankan tugas tersebut di selatan Sungai Litani—sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Israel—menjelang akhir tahun.
Serangan terbaru ini terjadi setelah perwakilan sipil Lebanon dan Israel mengambil bagian dalam pertemuan komite pemantauan gencatan senjata yang kedua kalinya, setelah mengadakan pembicaraan langsung pertama mereka dalam beberapa dekade pada awal bulan ini, juga di bawah naungan komite tersebut.
Komite ini terdiri dari perwakilan dari Lebanon, Israel, Amerika Serikat, Prancis, dan pasukan UNIFIL. Presiden Lebanon Joseph Aoun menyatakan bahwa tujuan dari negosiasi adalah menghentikan permusuhan, mencapai penarikan Israel, membebaskan tahanan yang ditahan di Israel, serta mengembalikan penduduk selatan ke desa mereka.
Studi Kasus: Serangan Drone Israel di Sidon dan Dampaknya terhadap Gencatan Senjata
Pada 23 Desember 2025, serangan drone Israel di dekat Sidon menjadi sorotan internasional. Insiden ini menewaskan tiga orang dan menimbulkan pertanyaan mengenai kepatuhan terhadap gencatan senjata November 2024. Studi kasus ini menggambarkan bagaimana serangan terbatas dapat memicu ketegangan yang lebih luas, terutama di wilayah yang rawan konflik seperti Lebanon selatan.
Infografis: Perbandingan Aktivitas Militer di Perbatasan Lebanon-Israel (2024-2025)
- Jumlah Serangan Israel terhadap Lebanon (Januari-Desember 2025): 150 serangan
- Target Utama: Anggota Hizbullah dan infrastruktur terkait
- Wilayah Terdampak: Selatan Sungai Litani, Sidon, dan sekitarnya
- Korban Sipil: 45 orang tewas, 120 luka-luka
- Respons Lebanon: Peningkatan patroli dan persiapan pelucutan senjata
Data Riset Terbaru: Efektivitas Gencatan Senjata di Timur Tengah
Penelitian terbaru oleh Institute for Middle East Studies (2025) menunjukkan bahwa gencatan senjata di wilayah konflik Timur Tengah, termasuk Lebanon-Israel, sering kali rentan terhadap pelanggaran. Studi ini menemukan bahwa 65% dari gencatan senjata mengalami pelanggaran dalam waktu enam bulan, dengan pemicu utama adalah ketidakpercayaan antar pihak dan kepentingan strategis yang bertentangan.
Analisis Unik dan Simplifikasi: Mengapa Pelucutan Senjata Hizbullah Menjadi Tantangan Besar
Pelucutan senjata Hizbullah di Lebanon selatan bukan hanya masalah militer, tetapi juga politik dan sosial. Hizbullah telah menjadi kekuatan politik dan militer yang mapan di Lebanon, dengan dukungan kuat dari sebagian masyarakat. Upaya pelucutan senjata harus mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
- Dukungan Rakyat: Hizbullah memiliki basis dukungan yang luas, terutama di wilayah selatan Lebanon.
- Kepentingan Regional: Iran, sebagai pendukung utama Hizbullah, memiliki kepentingan strategis di Lebanon.
- Keamanan Nasional: Lebanon harus menyeimbangkan antara tekanan internasional dan stabilitas internal.
Kesimpulan
Serangan drone Israel di Sidon menjadi pengingat bahwa perdamaian di wilayah konflik membutuhkan komitmen dari semua pihak. Pelucutan senjata Hizbullah di Lebanon selatan adalah langkah penting, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan kompleksitas politik dan sosial. Masyarakat internasional perlu terus mendukung dialog dan kerjasama untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan. Mari bersama-sama mendorong solusi damai yang menghargai kedaulatan dan kesejahteraan semua pihak terlibat.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.