Program Mekaar PNM Dorong Kesejahteraan Ibu Prasejahtera dengan Pendampingan Usaha

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Momentum Hari Ibu menjadi pengingat penting akan peran ibu dalam menjaga keberlangsungan keluarga, terutama melalui usaha-usaha sederhana yang dijalani di tengah berbagai keterbatasan. Banyak ibu prasejahtera memikul tanggung jawab ganda sebagai penggerak usaha sekaligus penopang kebutuhan keluarga. Keterbatasan modal, rendahnya literasi keuangan, dan akses pasar yang sempit masih menjadi tantangan besar. Namun, tidak sedikit ibu yang memilih bertahan dan terus belajar agar usaha yang dirintis tetap berjalan demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Kelompok inilah yang menjadi bagian dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dijalankan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program ini menargetkan pengusaha ultra mikro yang mayoritas perempuan melalui pembiayaan tanpa agunan yang disertai pendampingan usaha secara rutin. Pendekatan Mekaar tidak berhenti pada pemberian modal saja. Para ibu nasabah didampingi untuk memahami pengelolaan keuangan sederhana, mengenali perubahan kebutuhan pasar, serta membangun kepercayaan diri dalam mengelola usaha yang dijalankan sehari-hari.

Sekretaris Perusahaan PNM, Dodot Patria Ary, menegaskan bahwa pendampingan menjadi fondasi utama agar para ibu tidak berjalan sendiri dalam menghadapi berbagai tantangan usaha. “Kami hadir untuk melayani dan mendampingi ibu-ibu dalam menjalani usahanya. Pendampingan ini kami bangun agar para ibu tidak berjalan sendiri, punya ruang untuk belajar, dan percaya diri dalam mengambil keputusan usaha,” ujar Dodot dalam keterangan tertulis, Senin (22/12/2025).

Pendampingan yang dilakukan secara konsisten menunjukkan hasil yang nyata. Berdasarkan riset dampak pemberdayaan holding ultra mikro terhadap literasi keuangan yang dilakukan oleh BRI Research Institute pada 2023, mayoritas nasabah Mekaar mengalami peningkatan ketahanan keuangan. Jika sebelumnya daya tahan finansial hanya berkisar satu hingga dua minggu, kini banyak di antara mereka yang mampu bertahan hingga satu sampai dua bulan. Perubahan ini lahir dari kebiasaan baru dalam mengatur pendapatan, memprioritaskan kebutuhan, serta menyisihkan dana secara lebih terencana.

Upaya penguatan juga dilakukan melalui Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Melalui pelatihan literasi keuangan, literasi usaha, dan literasi digital, para ibu diperkenalkan pada pencatatan usaha sederhana, penyesuaian produk dengan tren pasar, hingga pemanfaatan kanal digital sebagai sarana pemasaran. Bagi sebagian peserta, proses tersebut menjadi pengalaman pertama dalam memahami usaha secara lebih terstruktur, sekaligus membuka perspektif baru dalam mengembangkan usaha secara bertahap.

Dalam semangat Hari Ibu, pendekatan ini menjadi bentuk apresiasi atas perjuangan para ibu prasejahtera yang kerap luput dari sorotan. Mereka tidak hanya mengelola usaha, tetapi juga memastikan kebutuhan keluarga tetap terpenuhi di tengah keterbatasan. Melalui pendampingan yang berkelanjutan, para ibu diberi ruang untuk tumbuh, percaya diri, dan melangkah lebih kuat dalam peran yang mereka jalani setiap hari—baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai penopang utama ketahanan keluarga.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari BRI Research Institute pada tahun 2024 menunjukkan bahwa program Mekaar berhasil meningkatkan pendapatan rata-rata nasabah sebesar 35% dalam dua tahun terakhir. Selain itu, tingkat pengembalian pinjaman (recovery rate) mencapai 98%, menunjukkan tingginya komitmen dan kemampuan para ibu dalam mengelola keuangan mereka. Program ini juga berhasil membantu lebih dari 70% nasabah untuk memperluas jangkauan pasar mereka melalui pemanfaatan platform digital.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Program Mekaar tidak hanya memberikan modal, tetapi juga membangun ekosistem pendukung yang kuat bagi para ibu prasejahtera. Dengan menggabungkan pendekatan finansial dan non-finansial, program ini menciptakan dampak berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga memberdayakan perempuan dalam struktur sosial mereka. Pendekatan holistik ini menjadi kunci sukses dalam membantu para ibu mengatasi tantangan kompleks yang mereka hadapi.

Studi Kasus:
Ibu Siti, seorang penjual makanan ringan di Yogyakarta, berhasil meningkatkan omzetnya dari Rp2 juta menjadi Rp6 juta per bulan setelah mengikuti pelatihan literasi digital dari Mekaar. Dengan memanfaatkan media sosial, ia mampu menjangkau pelanggan baru di luar wilayahnya. Selain itu, pendampingan rutin dari tim Mekaar membantunya dalam mengatur keuangan dan merencanakan pengembangan usaha.

Infografis:

  • Jumlah Nasabah Mekaar: 12 juta orang (2024)
  • Persentase Perempuan: 95%
  • Tingkat Pengembalian Pinjaman: 98%
  • Peningkatan Pendapatan Rata-Rata: 35% dalam 2 tahun
  • Nasabah yang Memanfaatkan Digital: 70%

Hari Ibu bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang memberikan dukungan nyata bagi para ibu yang berjuang setiap hari. Dengan pendekatan yang tepat, para ibu bisa menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh dan mandiri, membawa perubahan positif bagi keluarga dan komunitas mereka. Mari terus dukung dan berdayakan para ibu, karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini dibangun.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan