Sopir Bus Cahaya Trans Kecelakaan Maut di Tol Krapyak Dinyatakan Negatif Narkoba

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Bus PO Cahaya Trans yang mengalami kecelakaan maut di simpang susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, menyisakan duka mendalam. Berdasarkan hasil pemeriksaan, sopir bus dinyatakan negatif narkoba. Pemeriksaan darah sudah dilakukan, dan saat ini masih menunggu analisis medis lebih lanjut. Meskipun demikian, proses penyelidikan terus berlangsung.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti-bukti di lokasi kejadian. Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan secara menyeluruh guna mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari Unit Satlantas Polrestabes Semarang,” ujarnya saat ditemui di RSUP Dr Kariadi.

Sopir yang mengemudikan bus pada saat kejadian merupakan sopir cadangan. Ia menggantikan sopir utama di Subang sebelum melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Kedua sopir selamat dalam insiden tersebut. “Ini adalah sopir pengganti. Mereka berganti di Subang, dan saat ini sudah diamankan untuk dimintai keterangan,” jelas Artanto.

Pemeriksaan lebih mendalam terhadap sopir masih terus dilakukan. Meskipun hasil tes narkoba menunjukkan negatif, pihak berwenang tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain yang berkontribusi terhadap kecelakaan, seperti faktor kelelahan atau kondisi jalan. Investigasi medis dan teknis kendaraan juga sedang berlangsung.

Dalam kecelakaan tersebut, 16 penumpang meregang nyawa, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka. Bus ringsek parah akibat benturan keras. Evakuasi korban dilakukan secara intensif oleh tim gabungan. Identifikasi korban dilakukan secara cermat untuk memastikan keakuratan data dan mempermudah proses pemulangan jenazah ke keluarga.

Studi kasus kecelakaan ini menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap kesehatan dan kondisi fisik sopir, terutama dalam perjalanan jarak jauh. Meskipun tes narkoba negatif, kelelahan akibat perjalanan panjang bisa menjadi pemicu kecelakaan. Regulasi mengenai jam kerja sopir angkutan umum perlu ditegakkan secara ketat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Infografis singkat mencatat bahwa bus berangkat dari Bogor menuju Yogyakarta. Perhentian di Subang menjadi titik pergantian sopir. Namun, insiden tragis terjadi di ruas tol Semarang. Faktor human error, meskipun tidak terbukti akibat narkoba, tetap menjadi fokus utama investigasi. Pihak kepolisian juga mengkaji aspek teknis kendaraan dan kondisi jalan sebagai bagian dari penyelidikan komprehensif.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam transportasi darat. Kesadaran akan batas kemampuan fisik dan mental sangat krusial, terutama bagi mereka yang mengemudikan kendaraan umum. Evaluasi terhadap sistem pergantian sopir dan pengawasan kesehatan perlu ditingkatkan. Mari jadikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap perjalanan. Tindakan preventif hari ini bisa menyelamatkan nyawa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan