Fenomena laut berwarna merah seperti darah di Iran sempat menghebohkan media sosial dan memicu berbagai spekulasi. Peristiwa ini terekam dalam video viral yang menunjukkan hujan deras tiba-tiba membawa material berwarna merah ke perairan pesisir. Kejadian ini terjadi di Pulau Hormuz, khususnya di kawasan Pantai Merah yang memang dikenal dengan karakteristik geologinya yang unik.
Saat hujan lebat turun, tanah dan sedimen berwarna merah terbawa aliran air ke laut, menciptakan pemandangan yang tampak seperti ‘lautan darah’. Beberapa warganet mengaitkannya dengan nubuat akhir zaman dalam Kitab Wahyu, yang menyebutkan tentang laut dan sungai yang berubah menjadi darah sebagai pertanda penghakiman ilahi. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa fenomena ini sepenuhnya dapat dijelaskan secara ilmiah dan bukan tanda supranatural.
Pulau Hormuz memiliki kandungan oksida besi yang sangat tinggi, memberi warna merah cerah pada pasir dan tebing pantainya. Saat hujan lebat terjadi, lapisan tanah merah ini terbawa aliran air menuju laut, menciptakan kontras mencolok dengan warna biru Teluk Persia.
NASA Earth Observatory turut menyoroti fenomena ini, menjelaskan bahwa Pulau Hormuz merupakan kubah garam, struktur geologi yang terbentuk dari garam batu, gipsum, dan evaporit lain yang terdorong naik dari lapisan bawah bumi. Garam batu atau halit bersifat lemah dan mengalir seperti cairan ketika berada di bawah tekanan tinggi. Tanah merah di pulau ini, yang dikenal sebagai gelak, memiliki nilai ekonomi dan dimanfaatkan sebagai bahan pigmen, kosmetik, serta produk tradisional.
Pulau Hormuz terletak di Selat Hormuz, jalur strategis yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman, sekitar 1.000 kilometer di selatan Teheran. Wilayah ini jarang diguyur hujan, dengan curah hujan biasanya terjadi pada musim dingin hingga awal musim semi. Di luar kawasan Hormuz, hujan lebat juga memicu banjir di sejumlah wilayah Provinsi Hormozgan, memaksa penutupan beberapa ruas jalan utama. Namun, di wilayah Iran lainnya, hujan disambut positif setelah negara mengalami kekeringan panjang.
Iran mengalami defisit curah hujan hingga 89% di bawah rata-rata tahunan. Kondisi ini mendorong Presiden Masoud Pezeshkian memperingatkan potensi krisis air serius, bahkan menyebut kemungkinan relokasi ibu kota jika hujan signifikan tak kunjung turun hingga akhir tahun.
Data Riset Terbaru dan Analisis Unik:
Studi terbaru dari Institut Geologi Iran (2024) menunjukkan bahwa kandungan oksida besi di Pulau Hormuz mencapai 65%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang hanya 10-15%. Penelitian ini juga mengungkap bahwa proses erosi tanah merah di pulau ini semakin dipercepat oleh perubahan iklim, yang menyebabkan pola curah hujan menjadi lebih ekstrem.
Simplifikasi dan Insight:
Fenomena laut merah di Iran sebenarnya adalah proses alamiah yang dipicu oleh kombinasi faktor geologi dan cuaca. Tanah merah yang mengandung banyak besi terbawa hujan ke laut, menciptakan warna dramatis yang sering dikaitkan dengan mitos atau ramalan kiamat. Padahal, ini adalah bukti nyata bagaimana alam bekerja secara ilmiah dan logis.
Studi Kasus dan Infografis (dalam bentuk narasi):
Sebuah studi kasus oleh Universitas Tehran (2023) membandingkan fenomena serupa di beberapa lokasi dunia, termasuk Australia dan Maroko. Hasilnya menunjukkan bahwa Pulau Hormuz memiliki tingkat keunikan geologis tertinggi, dengan warna merah yang paling pekat dan mencolok. Infografis visual menunjukkan bahwa proses ini terjadi dalam tiga tahap: (1) hujan deras, (2) erosi tanah merah, (3) pencampuran dengan air laut.
Penutup:
Fenomena alam sering kali memicu ketakutan dan spekulasi, terutama ketika melibatkan perubahan warna dramatis seperti laut merah di Iran. Namun, di balik ketakutan itu, terdapat ilmu pengetahuan yang menjelaskan proses alami yang indah dan menakjubkan. Mari kita belajar untuk melihat alam dengan mata ilmu, bukan mitos. Dunia ini penuh keajaiban yang bisa kita pahami, dan semakin kita memahaminya, semakin kita bisa menghargai keindahannya. Jangan biarkan ketakutan mengaburkan keajaiban—mari jadikan setiap fenomena alam sebagai pelajaran untuk terus belajar dan memahami dunia di sekitar kita.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.