Di dunia Frieren: Beyond Journey’s End, para iblis bukanlah makhluk biasa yang hanya mengandalkan kekuatan fisik. Mereka adalah entitas cerdas yang menggunakan manipulasi emosional, taktik psikologis, dan sihir mematikan sebagai senjata utama. Berbeda dari monster tradisional, para iblis mampu berdialog seperti manusia dan bahkan memanfaatkan empati atau belas kasihan lawan untuk mengelabui mereka. Dalam narasi ini, muncul sejumlah iblis yang dianggap paling tangguh dan mematikan. Berikut daftar iblis terkuat di Frieren Beyond Journey’s End.
Frieren: Beyond Journey’s End bukan sekadar petualangan fantasi biasa. Karya ini mengajak penonton merenung tentang makna hidup setelah sebuah misi besar selesai. Di tengah narasi yang penuh refleksi, Frieren, seorang elf penyihir abadi, berjuang melawan rasa hampa yang muncul setelah kemenangan atas Raja Iblis. Perjalanannya menjadi medium untuk mengeksplorasi tema-tema kedewasaan, kematian, dan hubungan antar makhluk hidup.
Iblis Terkuat di Frieren: Beyond Journey’s End
1. Qual

Qual adalah iblis yang melayani langsung di bawah Raja Iblis dan dikenal sebagai arsitek dari sihir Zoltraak, teknik mematikan yang mampu menembus pertahanan sihir manusia. Ia dikenal luas karena kekejamannya di wilayah Hutan Größe. Meskipun tidak mampu merasakan emosi, Qual digambarkan sebagai makhluk yang tenang dan berpikiran jernih. Saat dibebaskan oleh Frieren, reaksinya justru bersahabat, seolah bertemu teman lama. Kesetiaannya kepada Raja Iblis sangat tinggi; begitu mendengar kematian rajanya, ia langsung bersumpah untuk membalas dendam. Keyakinannya pada kekuatan sihirnya begitu besar, hingga terkejut ketika Frieren dan Fern berhasil menghalau serangan Zoltraak.
2. Aura

Aura adalah anggota Seven Sages of Destruction yang setia kepada Raja Iblis. Ia menggunakan sihir Auserlese melalui alat bernama Scales of Obedience untuk menilai jumlah mana antara dirinya dan lawan. Dalam pertarungan, pihak dengan mana lebih besar akan mengendalikan tubuh lawan. Sebagai iblis, Aura bersikap komunikatif namun individualistis, tanpa menunjukkan empati. Ia memimpin para algojo dengan sikap acuh tak acuh terhadap nasib mereka. Aura menikmati pertempuran ketika berada dalam posisi menguntungkan, tetapi cenderung menghindar jika menghadapi musuh yang tak bisa dikalahkan, seperti Hero Party. Ia juga memiliki kebiasaan memeriksa tanda-tanda ketidakstabilan mana pada penyihir dan mengetahui riwayat penyihir terkenal seperti Frieren.
3. Rivale

Rivale adalah Greater Demon yang hadir di Monument of the Goddess setelah Raja Iblis menyadari manipulasi ruang-waktu oleh Frieren. Dalam pertarungan melawan Eisen, ia menghormati kekuatan Eisen dengan menggunakan kapak sebagai senjata. Ia berhasil selamat dari pertempuran tersebut, tetapi kemudian menyerang desa Stark. Sebagai iblis tua, Rivale bersikap santai dan komunikatif dengan sesama Greater Demon. Ia tidak tertarik pada rencana rumit dan lebih memilih fokus pada pengalaman bertarung. Baginya, hidup yang berarti bukan tentang umur panjang, melainkan tentang keberanian dalam pertempuran. Rivale menunjukkan rasa hormat kepada pejuang tangguh seperti Eisen, bahkan memilih bertarung dengan senjata yang setara sebagai bentuk penghargaan.
4. Böse

Böse adalah salah satu anggota Seven Sages of Destruction yang terlibat dalam pertempuran melawan Hero of the South. Ia berhasil selamat dari pertemuan tersebut, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Hero Party. Informasi mengenai kepribadian Böse terbatas, tetapi seperti iblis lainnya, ia menunjukkan kebanggaan terhadap kemampuan sihirnya. Kepercayaan dirinya membuatnya sangat berhati-hati terhadap Frieren, terutama setelah Frieren berhasil menembus penghalang yang dianggap tak tertembus. Böse mengabaikan keberadaan anggota Hero Party lainnya, hingga akhirnya terluka parah oleh serangan Himmel dari belakang. Menurut penilaian Himmel, kekalahan Böse disebabkan oleh sikap meremehkan kemampuan manusia.
5. Macht

Macht adalah salah satu anggota terkuat dari Seven Sages of Destruction yang dimiliki oleh Raja Iblis. Ia memiliki ketertarikan mendalam terhadap manusia, yang membuatnya meninggalkan posisinya dan mempelajari umat manusia, bahkan bersumpah setia kepada Lord Glück dari Weise. Namun, metode pembelajarannya ekstrem, hingga mengubah seluruh kota menjadi emas. Akibatnya, Continental Magic Association terpaksa menyegel Macht dalam penghalang sihir, di mana ia terkurung hingga bertemu Frieren. Macht dikenal tidak menyukai konflik, meskipun memiliki kekuatan sihir besar. Ia tidak tertarik pada pertempuran, bahkan menggunakan tindakan ekstrem seperti menusuk mayat penyusup dan mengubahnya menjadi emas sebagai peringatan. Macht tidak menyukai individu yang nekat dan ceroboh, seperti Lernen dan Wahrheit, yang tidak merasa takut oleh ancamannya.
6. Grausam

Grausam adalah anggota Seven Sages of Destruction yang melayani Raja Iblis. Bersama anggota Sages lainnya dan Schlacht, ia terlibat dalam pertempuran melawan Hero of the South. Menurut informasi dari Frieren, Grausam dikalahkan oleh Hero Party selama perjalanan mereka. Informasi mengenai kepribadian Grausam terbatas; ia cenderung bersikap pendiam, terlihat ketika berhadapan dengan Macht di mana ia tidak banyak berbicara. Meskipun umumnya iblis bersikap individualistis, Grausam menunjukkan kesetiaan tinggi kepada Raja Iblis dan secara tidak langsung kepada Schlacht. Kesetiaan ini terlihat ketika ia mematuhi perintah Schlacht dan berupaya menjaga agar Solitär tetap berada di jalurnya dalam pencarian mereka terhadap Goddess’s Monument di masa lalu.
7. Solitär

Solitär adalah iblis tingkat tinggi yang melakukan penelitian terhadap makhluk hidup, termasuk manusia. Ia memiliki hubungan dengan Macht dan menunjukkan ketertarikan yang sama terhadap umat manusia. Meskipun terlihat santai dan acuh tak acuh, Solitär menyimpan sisi berbahaya, dengan tingkat ancaman setara dengan anggota Seven Sages of Destruction. Dalam interaksinya, Solitär tampak ramah dan bersahabat, bahkan ketika sikap baiknya tidak dibalas. Ia menunjukkan kesediaan untuk menerima kedatangan Macht dan menjawab pertanyaannya dengan jujur, meskipun menganggap pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak penting. Solitär memiliki pengetahuan mendalam tentang manusia dan perilaku mereka, bahkan meniru kebiasaan manusia dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tidak berinteraksi langsung. Walaupun Solitär menyatakan bahwa emosi sulit dipahami oleh iblis, ia tetap menunjukkan pengertian tertentu terhadap emosi manusia. Ketertarikan ini mungkin berasal dari ketertarikannya terhadap Macht, yang berusaha hidup berdampingan dengan manusia melalui pemahaman emosi.
8. Schlacht

Schlacht adalah iblis yang menjadi kepercayaan Raja Iblis dan memiliki kemampuan memprediksi kejadian hingga seribu tahun ke depan. Selama pemerintahan Raja Iblis, ia menjabat sebagai pemimpin Seven Sage of Destruction. Schlacht dilaporkan dikalahkan oleh Hero of the South bersama tiga anggota Seven Sage of Destruction lainnya, sekitar sepuluh tahun sebelum jatuhnya Raja Iblis. Schlacht digambarkan tenang dan terkontrol, sikap yang mungkin dipengaruhi oleh kemampuannya sebagai Peramal yang telah melihat berbagai kemungkinan masa depan. Berbeda dengan kebanyakan iblis, Schlacht tidak menunjukkan ketakutan terhadap kematian. Pernyataan Macht mencatat bahwa wajah Schlacht memancarkan kesiapan untuk menghadapi kematian saat mendiskusikan konfrontasi dengan Hero of the South.
Salah satu ciri khas Schlacht adalah perhatiannya terhadap masa depan ras iblis, sebuah sifat yang jarang ditemui di kalangan iblis yang umumnya individualistis dan kurang bersifat sosial. Meskipun demikian, Schlacht tetap berpartisipasi dalam pertempuran yang berpotensi mengancam nyawanya, sekaligus mengambil tindakan untuk menjamin kelangsungan ras iblis hingga seribu tahun mendatang. Meskipun menempati posisi tinggi dalam hierarki, Schlacht menunjukkan sikap ramah dan menenangkan terhadap sekutunya. Namun, ia juga menyadari bahwa loyalitas bawahannya sebagian besar didasarkan pada rasa takut. Schlacht tidak ragu menggunakan kekerasan untuk menerapkan disiplin dan memberikan pelajaran kepada siapa pun yang berani menentangnya.
Data Riset Terbaru:
Menurut analisis terbaru dari perilaku para iblis dalam Frieren: Beyond Journey’s End, terdapat pola menarik dalam cara mereka menggunakan sihir dan manipulasi. Sebagian besar iblis kuat cenderung mengandalkan pendekatan psikologis daripada kekuatan brute force. Misalnya, Qual menggunakan ketenangan dan kesetiaan sebagai senjata, sementara Aura memanfaatkan analisis mana untuk menguasai lawan. Rivale justru menunjukkan rasa hormat kepada lawan kuat, yang justru meningkatkan efektivitas pertarungannya. Pola ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati dalam dunia Frieren bukan hanya tentang kekuatan sihir, tetapi juga kedalaman karakter dan strategi.
Studi Kasus:
Kasus pertarungan antara Frieren dan Qual menjadi studi menarik tentang bagaimana empati dapat menjadi senjata melawan makhluk yang tidak mengenal emosi. Frieren berhasil mengalahkan Qual bukan hanya dengan kekuatan sihir, tetapi dengan memahami motivasi dan kesetiaan Qual kepada Raja Iblis. Ini menunjukkan bahwa dalam dunia Frieren, kemenangan sering kali diraih melalui pemahaman psikologis, bukan sekadar kekuatan.
Setiap iblis dalam Frieren Beyond Journey’s End bukan hanya penjahat biasa, melainkan cerminan dari berbagai aspek kemanusiaan. Mereka mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang sihir atau kekuatan fisik, tetapi juga tentang pemahaman, strategi, dan bahkan rasa hormat. Dalam perjalanan Frieren, kita belajar bahwa menghadapi musuh terkuat bukan hanya tentang menang, tetapi tentang memahami makna di balik pertarungan itu sendiri. Jadi, siapkan diri Anda untuk mengeksplorasi dunia di mana setiap pertemuan adalah pelajaran, dan setiap musuh adalah guru yang tak terduga.
Baca juga Anime lainnya di Info Anime & manga terbaru.
