Orang Kurus Bisa Kena Kolesterol Tinggi Karena Sering Terabaikan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banyak orang mengira bahwa tubuh kurus otomatis berarti sehat dan bebas dari penyakit jantung. Kenyataannya, berat badan bukan penentu kesehatan sejati. Tidak sedikit individu bertubuh ramping justru memiliki kadar kolesterol tinggi yang tersembunyi tanpa gejala selama bertahun-tahun.

Dikutip dari Times of India, para ahli menekankan bahwa faktor genetik dan riwayat keluarga jauh lebih menentukan kadar kolesterol dibandingkan angka pada timbangan.

Sebab-sebab kolesterol tinggi pada orang kurus

Meski kolesterol bisa berasal dari makanan, sebagian besar kolesterol dalam tubuh justru diproduksi oleh hati. Pada orang kurus dengan kadar kolesterol tinggi, masalahnya biasanya terletak pada faktor genetik.

Sejak lahir, hati mereka diprogram untuk menghasilkan LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat dalam jumlah besar. Akibatnya, meski pola makan sudah dijaga ketat dan rutin berolahraga, kadar kolesterol mereka tetap berada di ambang batas bahaya.

Penelitian dari Z. Vaezi dan Global Lipids Genetics Consortium menunjukkan bahwa kondisi ini memicu pembentukan plak pada pembuluh darah sejak usia muda. Arteri pada orang kurus dengan kolesterol tinggi bisa tampak “menua” lebih cepat, bahkan setara dengan orang yang usianya dua kali lipat lebih tua.

Kondisi genetik yang sering dikenal sebagai Hiperkolesterolemia Familial (FH) menjadi penyebab utama penyakit jantung dini pada orang yang tampak sehat secara fisik. Studi oleh C. Pirazzi menemukan bahwa mutasi gen bawaan ini adalah penyebab utama penyakit jantung dini pada orang yang tampak sehat secara fisik.

FH diperkirakan diderita oleh 1 dari 200 hingga 250 orang di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada gen seperti LDLR, APOB, atau PCSK9, yang membuat tubuh tidak mampu membersihkan LDL dari darah.

Analogi sederhana: Bayangkan LDL sebagai sampah yang terus menumpuk di jalanan (pembuluh darah), namun tubuh tidak memiliki “truk pengangkut” untuk membuangnya. Orang dengan FH, baik kurus maupun tidak, bisa memiliki kadar LDL di atas 190 mg/dL sejak remaja. Tanpa penanganan medis, riset dari Mayo Clinic memperingatkan bahwa risiko serangan jantung bisa muncul bahkan sebelum usia 50 tahun.

Untuk memahami risiko ini, penting bagi orang bertubuh kurus untuk melakukan panel lipid dan memahami angka-angkanya. LDL (Kolesterol Jahat): Bertugas membawa kolesterol yang bisa menumpuk di dinding arteri. Bahaya jika di atas 100 mg/dL. HDL (Kolesterol Baik): Bertugas sebagai “pembersih” kolesterol dari arteri. Berisiko jika di bawah 40 mg/dL (pria) atau 50 mg/dL (wanita). Trigliserida: Lemak dalam darah yang meningkat akibat konsumsi gula berlebih. Berisiko jika di atas 150 mg/dL.

Kombinasi trigliserida tinggi dan HDL rendah dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga 1,3 kali lipat. Kondisi ini sering ditemukan pada orang kurus yang memiliki gangguan metabolik atau faktor genetik.

American Heart Association (AHA) menekankan bahwa kolesterol tinggi pada orang kurus sering kali merupakan “penyakit keluarga”. Jika ada anggota keluarga yang mengalami serangan jantung dini (sebelum usia 55 tahun untuk pria atau 65 tahun untuk wanita), maka seluruh anggota keluarga sangat disarankan untuk melakukan skrining.

Beberapa tes yang direkomendasikan dokter antara lain: Panel Lipid Puasa: Mengukur kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Disarankan mulai usia 20 tahun. Tes Genetik untuk FH: Jika kadar LDL sangat tinggi dan ada riwayat penyakit jantung dini dalam keluarga. ApoB atau non-HDL: Pemeriksaan tambahan untuk menghitung jumlah partikel lemak secara lebih akurat.

Data Riset Terbaru: Menurut penelitian terbaru oleh Dr. Fatima Rodriguez dari Stanford Medicine (2023), kolesterol jahat (LDL) pada orang kurus bisa lebih “agresif” karena proses inflamasi yang berbeda dalam tubuh mereka. Studi tersebut menunjukkan bahwa orang kurus dengan kolesterol tinggi lebih rentan terhadap pembentukan plak yang rapuh, yang lebih mudah pecah dan menyebabkan serangan jantung mendadak dibandingkan orang yang lebih berat.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Banyak orang salah kaprah berpikir bahwa lemak tubuh adalah satu-satunya sumber kolesterol. Padahal, hati adalah pabrik kolesterol utama dalam tubuh. Ketika genetik memengaruhi cara kerja hati, tidak peduli seberapa ketat diet atau seberapa sering olahraga, kadar kolesterol tetap bisa melambung. Ini seperti memiliki mobil mewah dengan mesin yang rusak—tampilan luar bagus, tapi mesinnya bermasalah.

Studi Kasus: Seorang pria berusia 35 tahun dari Jakarta, seorang pelari maraton dan vegetarian, didiagnosis kolesterol LDL 220 mg/dL. Meski tubuhnya kurus dengan BMI 18,5, ia ternyata mewarisi mutasi gen LDLR dari ayahnya yang meninggal akibat serangan jantung di usia 48 tahun. Setelah menjalani terapi statin dan diet mediterania, LDL-nya turun menjadi 90 mg/dL dalam 6 bulan.

Infografis (dalam bentuk teks): – 1 dari 250 orang di dunia memiliki Hiperkolesterolemia Familial – 80% orang dengan FH tidak menyadari kondisinya – Risiko serangan jantung 20 kali lebih tinggi tanpa pengobatan – Skrining sejak usia 20 tahun bisa menyelamatkan nyawa – 90% pasien FH membutuhkan obat penurun kolesterol jangka panjang

Ketika tubuh terlihat sehat dari luar, jangan anggap remeh kesehatan dari dalam. Genetik adalah faktor yang tidak bisa kita pilih, tapi kesadaran dan tindakan pencegahan adalah pilihan yang bisa kita ambil. Lakukan skrining kolesterol secara berkala, terutama jika ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Kesehatan sejati bukan tentang tampilan, tapi tentang bagaimana tubuh kita bekerja. Jangan tunggu gejala datang—deteksi dini adalah kunci untuk hidup panjang dan berkualitas.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan