Negara ASEAN Berebut Pasar Durian di China

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Persaingan global dalam pengiriman durian ke China kian memanas. Kini Laos resmi mendapatkan lampu hijau untuk mengekspor durian segar ke negeri tirai bambu, bergabung dalam persaingan ketat bersama Indonesia, Malaysia, dan Thailand dalam meraih pangsa pasar buah eksotis tersebut.

Berdasarkan pengumuman dari Bea Cukai China yang dilansir oleh SCMP pada Sabtu (20/12/2025), Laos diperbolehkan memulai ekspor durian sejak Jumat (19/12) kemarin, tentunya dengan syarat memenuhi standar fitosanitasi yang telah ditetapkan oleh China.

Namun, kehadiran Laos di pasar durian China bukanlah ancaman biasa. Negara ini dinilai memiliki potensi besar sebagai pesaing utama, berkat keunggulan tenaga kerja murah dan hubungan politik yang sangat erat dengan Beijing. Selain faktor biaya produksi yang rendah, analis pertanian asal Malaysia, Lim Chin Khee, mengungkapkan bahwa keunggulan utama Laos dibandingkan negara tetangga adalah aspek logistik.

“Perusahaan-perusahaan di Laos seharusnya mampu menjaga harga buah yang biasanya mahal tetap rendah berkat tanah dan tenaga kerja yang murah di negara tersebut, serta jalur kereta api yang baru dibuka yang menghubungkan ibu kota Laos, Vientiane, dengan Kunming di barat daya China,” jelasnya.

Belum lagi, menurut Lim, rasa durian dari Laos tidak akan jauh berbeda dengan durian yang berasal dari negara-negara seperti Thailand dan Vietnam, yang saat ini masih mendominasi pasar China. Hal ini disebabkan oleh pola curah hujan yang serupa di kawasan tersebut.

Data Bea Cukai China mencatat, total impor durian Negeri Tirai Bambu pada tahun lalu mencapai US$ 6,99 miliar atau sekitar Rp 117,08 triliun (dengan kurs Rp 16.750/dolar AS). Saat ini, sekitar 57% dari impor tersebut berasal dari Thailand, diikuti oleh Vietnam sebesar 38%. Sedangkan Kamboja, Malaysia, Filipina, dan Indonesia mengirimkan volume yang masih relatif kecil.

China sendiri menggunakan perdagangan komoditas buah eksotis ini sebagai sarana diplomasi, menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Strategi ini, yang oleh sebagian analis disebut sebagai “diplomasi durian”, semakin penting bagi China seiring dengan memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.

Diketahui, Indonesia baru-baru ini juga mulai ikut serta dalam ekspor durian ke China secara resmi. Dalam catatan Thecuy.com, Kabupaten Bogor melakukan ekspor perdana durian ke Tiongkok, menandai perubahan penting bagi petani durian lokal. Sebanyak 48 ton durian resmi diekspor ke pasar internasional, membuka jalur baru yang selama ini terasa jauh dari kebun-kebun rakyat.

Selama bertahun-tahun, durian lokal kerap berkutat di pasar terbatas. Saat panen raya, harga jatuh dan petani terpaksa menjual cepat. Di sisi lain, durian-durian impor justru mendominasi etalase toko modern. Karena hal inilah ekspor langsung ke China menjadi jalan keluar dari ketimpangan tersebut. Dengan memotong jalur perantara, harga di tingkat petani diharapkan lebih baik dan stabil.

Data Riset Terbaru:
Tren ekspor durian ke China diprediksi akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan, seiring dengan meningkatnya daya beli konsumen China dan semakin terbukanya akses pasar bagi negara-negara produsen durian. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah standar kualitas dan keamanan pangan yang semakin ketat dari pihak otoritas China.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Laos bukan sekadar pesaing baru, melainkan “pesaing strategis” yang memanfaatkan keunggulan geografis dan politik untuk menembus pasar durian China. Keberadaan jalur kereta api transnasional menjadi kunci utama dalam mempercepat distribusi dan menekan biaya logistik, sesuatu yang masih menjadi kendala bagi sebagian besar negara produsen durian lainnya.

Studi Kasus:
Kabupaten Bogor sebagai salah satu sentra produksi durian terbesar di Indonesia, telah membuktikan bahwa ekspor durian ke China dapat dilakukan secara langsung. Namun, tantangan yang dihadapi adalah memastikan kualitas buah tetap terjaga selama proses pengiriman yang memakan waktu cukup lama.

Infografis:

  • Total impor durian China tahun lalu: US$ 6,99 miliar (Rp 117,08 triliun)
  • Kontributor utama: Thailand (57%), Vietnam (38%)
  • Negara baru: Laos (baru mendapatkan izin ekspor)

Kesimpulan:
Persaingan ekspor durian ke China bukan lagi sekadar soal kualitas buah, namun juga soal strategi logistik, biaya produksi, dan hubungan politik. Bagi Indonesia, peluang masih terbuka lebar, namun perlu upaya nyata dalam meningkatkan kualitas, efisiensi logistik, dan memperkuat diplomasi ekonomi agar dapat bersaing secara sehat dan berkelanjutan di pasar durian global. Mari kita jadikan durian bukan hanya sebagai buah kebanggaan, tapi juga sebagai simbol kemandirian ekonomi bangsa.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan