Antrean panjang pembeli LPG 3 kilogram masih terjadi di sejumlah wilayah Jakarta. Kondisi ini mengindikasikan bahwa distribusi LPG bersubsidi masih belum sepenuhnya tepat sasaran.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan kebijakan baru untuk memperketat penyaluran LPG 3 kg. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun Peraturan Presiden (Perpres) baru yang akan mengatur pembatasan pembelian berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menjelaskan bahwa selama ini tidak ada aturan khusus yang membatasi kelompok masyarakat tertentu dalam membeli LPG 3 kg. Akibatnya, meskipun LPG bersubsidi ini ditujukan untuk masyarakat miskin, distribusinya masih sering melenceng dari sasaran.
Dalam Perpres terbaru yang sedang disusun, pemerintah akan menggunakan sistem desil untuk mengelompokkan masyarakat berdasarkan tingkat kesejahteraan ekonomi. Sistem ini membagi masyarakat menjadi 10 kelompok, dimulai dari kelompok paling miskin hingga paling sejahtera. Pembagian ini tidak didasarkan pada pengajuan individu, melainkan hasil analisis data ekonomi rumah tangga secara nasional.
Laode mengungkapkan bahwa dalam Perpres baru nanti, akan ditentukan desil mana saja yang diperbolehkan membeli LPG 3 kg. Sebagai contoh, mungkin hanya desil 1 hingga 7 yang akan diperbolehkan membeli, sedangkan desil 8, 9, dan 10 tidak termasuk dalam penerima subsidi.
Selain mengatur pembatasan berdasarkan desil, Perpres baru juga akan mengatur penjualan LPG 3 kg hingga ke tingkat subpangkalan atau pengecer. Sebelumnya, pengaturan hanya sampai ke tingkat pangkalan. Dengan mengatur hingga ke tingkat pengecer, pemerintah berharap dapat memastikan distribusi LPG 3 kg benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang berhak.
Laode menjelaskan bahwa rancangan Perpres tersebut saat ini telah selesai disusun dan sedang menunggu proses harmonisasi. Pemerintah menargetkan Perpres ini dapat diterbitkan dalam waktu dekat.
Setelah Perpres diterbitkan, pemerintah akan memberlakukan masa transisi selama sekitar enam bulan. Dalam masa transisi ini, akan dilakukan uji coba atau pilot project di wilayah-wilayah tertentu untuk menilai kelayakan, efektivitas, dan potensi dampak dari kebijakan yang akan diterapkan.
Sebagai contoh, selama enam bulan pertama, kebijakan ini mungkin akan diterapkan terlebih dahulu di Jakarta Pusat. Pemerintah akan mempelajari dampak-dampak yang muncul sebelum menerapkan kebijakan ini secara nasional.
Laode menegaskan bahwa Perpres baru ini akan banyak berubah dibandingkan dengan Perpres sebelumnya. Meskipun sering disebut sebagai revisi Perpres, namun isinya akan mengalami banyak perubahan signifikan.
Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, terdapat sekitar 24,79 juta rumah tangga miskin di Indonesia. Namun, jumlah pangkalan LPG 3 kg yang tersebar di seluruh Indonesia hanya sekitar 21.000. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi LPG bersubsidi masih belum merata dan sering kali tidak tepat sasaran.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kebijakan pembatasan pembelian LPG 3 kg berdasarkan desil merupakan langkah yang tepat untuk memastikan distribusi LPG bersubsidi benar-benar menyasar masyarakat yang membutuhkan. Namun, penerapan kebijakan ini harus didukung oleh data yang akurat dan sistem pemantauan yang ketat agar tidak terjadi penyelewengan.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan jumlah pangkalan LPG 3 kg di daerah-daerah terpencil dan memperluas jangkauan distribusi agar masyarakat di daerah tersebut juga dapat menikmati LPG bersubsidi.
Studi Kasus:
Di wilayah Jakarta Pusat, antrean panjang pembeli LPG 3 kg sering kali terjadi di depan pangkalan. Antrean ini tidak hanya terdiri dari masyarakat miskin, tetapi juga dari masyarakat kelas menengah yang memanfaatkan LPG bersubsidi untuk keperluan usaha mereka. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi LPG 3 kg masih belum tepat sasaran.
Infografis:
Berikut adalah infografis yang menunjukkan distribusi LPG 3 kg di Indonesia:
[Infografis yang menunjukkan distribusi LPG 3 kg di Indonesia]
Distribusi LPG 3 kg di Indonesia masih belum merata. Sebagian besar pangkalan LPG 3 kg terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan di pulau-pulau lainnya masih sangat minim. Hal ini menyebabkan masyarakat di daerah terpencil kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi.
Penerapan kebijakan pembatasan pembelian LPG 3 kg berdasarkan desil diharapkan dapat memperbaiki distribusi LPG bersubsidi di Indonesia. Dengan sistem ini, masyarakat yang benar-benar membutuhkan akan mendapatkan prioritas dalam membeli LPG 3 kg. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan jumlah pangkalan LPG 3 kg dan memperluas jangkauan distribusi agar masyarakat di seluruh Indonesia dapat menikmati LPG bersubsidi. Dengan demikian, distribusi LPG bersubsidi dapat lebih tepat sasaran dan merata di seluruh Indonesia.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.