Ramalan Suram Pakar AI Tentang Kiamat Pekerjaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dunia kerja di masa depan sedang berada di ambang perubahan besar. Seorang pelopor AI memberikan peringatan keras tentang jenis pekerjaan yang akan bertahan dan yang akan hilang akibat ancaman kecerdasan buatan. Kekhawatiran bahwa AI akan mengambil alih pekerjaan manusia memang semakin menguat.

Bagi banyak perusahaan, tenaga kerja ideal adalah yang tidak memerlukan upah atau istirahat. Forbes bahkan memperkirakan bahwa dalam waktu dekat, lebih banyak pekerjaan manusia akan digantikan oleh AI demi mengurangi biaya operasional.

Yoshua Bengio, ilmuwan komputer terkemuka asal Kanada, memberikan pandangannya tentang jenis pekerjaan yang menurutnya akan segera punah. “Ini hanya masalah waktu, bukan lagi apakah akan terjadi atau tidak. Pekerjaan kognitif, pekerjaan yang bisa diselesaikan di depan komputer, adalah yang paling rentan terhadap ancaman AI,” tegasnya.

Menurut Bengio, teknologi robotika memang masih tertinggal dibandingkan AI, meskipun sudah mulai menunjukkan kemajuan. “Jika pekerjaan Anda melibatkan aktivitas fisik, seperti yang sering dikatakan Geoff Hinton, sebaiknya Anda menjadi tukang pipa atau sejenisnya, karena dampaknya akan lebih lambat. Namun, saya yakin hal ini pun hanya sementara saja,” tambahnya.

Ini merupakan kabar buruk bagi mereka yang bekerja di depan komputer. Dan jika Anda merasa aman karena pekerjaan Anda melibatkan aktivitas fisik, sang pakar memperingatkan bahwa meskipun saat ini robotika masih tertinggal dari AI, ia yakin hal tersebut pada akhirnya tetap akan terjadi.

Bengio juga memperingatkan bahwa kebangkitan mesin bisa membawa masalah yang jauh lebih besar. Ia mengisyaratkan bahwa AI dengan niat buruk bisa menimbulkan kerusakan yang jauh lebih parah jika ia dapat mengendalikan robot di dunia nyata.

“Jika AI hanya berada di dunia virtual, ia harus meyakinkan manusia untuk melakukan hal-hal buruk. Berbagai studi menunjukkan bahwa AI semakin mahir dalam hal persuasi, tetapi segalanya akan jauh lebih mudah jika ia bisa meretas robot untuk melakukan hal-hal yang membahayakan kita,” cetusnya.

Data Riset Terbaru:

Sebuah studi dari McKinsey Global Institute tahun 2025 menunjukkan bahwa sekitar 45% aktivitas kerja saat ini dapat diotomatisasi menggunakan teknologi AI yang ada saat ini. Namun, studi ini juga menemukan bahwa hanya 5% pekerjaan yang sepenuhnya dapat digantikan oleh AI, sementara 95% lainnya akan mengalami transformasi, di mana AI akan menjadi alat bantu untuk meningkatkan produktivitas.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Bengio menekankan bahwa AI bukan hanya ancaman bagi pekerjaan kognitif, tetapi juga bagi pekerjaan fisik dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar aman dari ancaman AI. Namun, ini juga berarti bahwa AI dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor.

Studi Kasus:

Sebuah perusahaan manufaktur di Jerman telah menerapkan AI untuk mengotomatisasi proses produksi mereka. Hasilnya, produktivitas perusahaan meningkat sebesar 25%, dan biaya operasional berkurang sebesar 15%. Namun, perusahaan ini juga harus melakukan pelatihan ulang bagi karyawan mereka untuk dapat bekerja sama dengan AI.

Infografis:

[Sebuah infografis yang menunjukkan persentase pekerjaan yang terancam oleh AI di berbagai sektor, serta jenis pekerjaan yang paling aman dari ancaman AI]

AI bukanlah ancaman yang harus ditakuti, tetapi tantangan yang harus dihadapi. Dengan memahami potensi dan keterbatasan AI, kita dapat mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik. Jangan biarkan ketakutan menghentikan Anda untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru. Masa depan milik mereka yang siap berubah.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan