Upaya Seskab Teddy Dalam Mengomunikasikan Pembangunan Jembatan di Sumatera

Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya secara konsisten melaporkan kemajuan pembangunan infrastruktur di wilayah Sumatera yang terdampak bencana. Salah satunya, video dokumentasi pembangunan jembatan yang rampung ditampilkan dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/12/2025).

Teddy membuka sidang tersebut dan menyampaikan bahwa agenda dimulai dengan pemutaran video jembatan-jembatan yang telah selesai dibangun. “Atas izin Bapak Presiden, sebelum memulai Sidang Kabinet Paripurna, berikut kami tayangkan 4 video dari 7 jembatan bailey,” ujar Teddy.

Jembatan-jembatan tersebut antara lain Jembatan Teupin Pane di Aceh, Jembatan Anggoli di Tapanuli Tengah, Jembatan Bawah Kubang Solok di Sumatera Barat, dan Jembatan Sikabau Dharmasraya juga di Sumatera Barat. Sidang dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet Merah Putih, mencakup menteri, wakil menteri, kepala dan wakil kepala lembaga, penasihat khusus presiden, serta utusan khusus presiden.

Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa video tersebut ditayangkan atas permintaannya. Namun, Prabowo menekankan bahwa pujian dan terima kasih dari masyarakat sebaiknya dialihkan kepada seluruh tim yang terlibat di lapangan. “Video tadi memang saya minta ditayangkan tapi saya tadi tidak mengerti bahwa terlalu banyak mengucapkan terima kasih kepada saya, saya kira tolong disampaikan bahwa itu sesungguhnya bukan hasil saya. Itu adalah hasil kerja sama kita semua, terutama mereka-mereka yang di lapangan, mereka yang bekerja keras berminggu-minggu, mereka juga yang mempertahankan nyawa, ada juga anggota kita yang kehilangan nyawa dalam rangka membantu rakyat yang terdampak,” ucap Prabowo.

Prabowo mengapresiasi soliditas tim dalam penanganan bencana di Sumatera. Ia menilai bahwa terima kasih dari rakyat sejatinya merupakan apresiasi untuk seluruh pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah. “Saya bersyukur saya punya saudara-saudara yang telah bekerja keras, sehingga rakyat berterima kasih kepada saya. Tapi saya anggap terima kasihnya itu adalah terima kasih kepada kita semua, tim kita, pemerintah pusat, pemerintah daerah, semua pemerintah.”

Selain itu, Seskab Teddy juga melaporkan pemulihan akses jalan penting di Aceh. Jalan KKA yang menghubungkan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah kini telah dapat dilalui kendaraan roda empat. Jalur ini sebelumnya terputus akibat bencana di kawasan Jembatan Weh Paseh, Desa Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.

Upaya ini menjadi bagian dari pemulihan infrastruktur di Aceh, yang sebelumnya terganggu dan memutus konektivitas antara Aceh Utara dan Bener Meriah. “Dulu terputus, berkat kerja sama dan kerja keras seluruh petugas bersama warga setempat, kini Aceh Utara dan Bener Meriah kembali tersambung,” ujar Teddy.

Di lokasi lain, Jembatan Bailey di kawasan Awe Geutah, Kabupaten Bireuen, Aceh, juga telah rampung dibangun. Jembatan sepanjang 39 meter ini kini dapat dilalui kendaraan dan menghubungkan Kabupaten Bireuen dengan Kota Lhokseumawe. Pembangunan jembatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Yon Zipur 16 Kodam Iskandar Muda dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Masyarakat setempat menyambut gembira atas kembali berfungsinya jembatan tersebut. “Terima kasih kami ucapkan kepada Pak Presiden dan jajaran TNI yang sudah merampungkan jembatan ini yang kami nanti-nantikan selama ini,” ucap salah satu warga.

Sebuah penelitian terbaru oleh Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Muda (2024) menunjukkan bahwa kecepatan pemulihan infrastruktur pasca-bencana berdampak langsung terhadap pemulihan ekonomi lokal. Studi ini menyatakan bahwa daerah yang infrastrukturnya segera diperbaiki mengalami pertumbuhan ekonomi 15% lebih cepat dibandingkan daerah yang proses pemulihannya terhambat.

Studi kasus pembangunan Jembatan Bailey di Bireuen mencatat bahwa kolaborasi antara TNI, Kementerian PUPR, dan masyarakat lokal memangkas waktu pembangunan hingga 40% dari estimasi awal. Pendekatan partisipatif ini juga mengurangi biaya operasional sebesar 25% melalui pemanfaatan tenaga kerja lokal dan sumber daya setempat.

Infografis:

• Jembatan Bailey Awe Geutah: Panjang 39 meter, waktu pembangunan 28 hari, menghubungkan Bireuen-Lhokseumawe
• Jembatan Teupin Pane: Lokasi Aceh, menghubungkan wilayah terisolasi
• Jembatan Anggoli: Lokasi Tapanuli Tengah, akses vital bagi 15 desa
• Jembatan Bawah Kubang Solok: Lokasi Sumatera Barat, menghubungkan jalur trans-Sumatera
• Jembatan Sikabau Dharmasraya: Lokasi Sumatera Barat, akses perdagangan antar kabupaten

Keberhasilan pembangunan infrastruktur pasca-bencana di Sumatera menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat, daerah, TNI, dan masyarakat. Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat pemulihan fisik, tetapi juga mengembalikan kepercayaan dan harapan masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan profesionalisme, tantangan besar bisa dihadapi bersama. Terus dukung upaya pemulihan dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan. Kita pasti bisa melewati ini bersama!

Baca juga Berita lainnya di News Page