Tren HP Android 2026: RAM 12 GB Langka, RAM 4 GB Kembali Populer

Saskia Puti

By Saskia Puti

Pasokan memori dunia diperkirakan akan mengalami tekanan besar pada tahun 2026, menyusul rencana produsen besar Samsung dan SK Hynix yang akan memprioritaskan produksi High Bandwidth Memory (HBM) untuk kebutuhan Artificial Intelligence (AI) dibandingkan produksi memori konvensional seperti DRAM dan NAND.

Dampaknya, pasokan DRAM dan NAND diproyeksikan akan mengalami penurunan, sehingga memicu kenaikan harga yang signifikan di seluruh lini perangkat, termasuk smartphone.

Menurut analisis TrendForce, pada tahun 2026, Samsung berencana mengonversi sekitar 20% kapasitas produksi DRAM-nya untuk dialihkan ke produksi HBM.

Sementara itu, SK Hynix bahkan lebih agresif, dengan merencanakan mengalihkan 30% kapasitas produksi DRAM-nya ke HBM.

Langkah strategis ini diambil untuk memenuhi permintaan global yang melonjak terhadap memori berkecepatan tinggi yang menjadi tulang punggung pengembangan AI.

Dengan pergeseran fokus produksi ini, pasokan DRAM dan NAND secara global diperkirakan akan mengalami defisit.

Kondisi ini langsung berdampak pada ketersediaan komponen memori untuk berbagai perangkat elektronik, termasuk smartphone.

Akibatnya, harga DRAM dan NAND diprediksi akan mengalami kenaikan tajam mulai kuartal kedua tahun depan.

Meskipun pada awal tahun, harga DRAM dan NAND diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh tren penurunan dari tahun 2025, namun tren tersebut diprediksi akan berbalik arah pada paruh kedua tahun depan.

Lonjakan harga memori ini akan berdampak langsung pada biaya produksi smartphone, terutama pada smartphone kelas menengah.

Smartphone kelas menengah, yang biasanya menggunakan komponen memori dalam jumlah besar, akan merasakan dampak paling signifikan dari kenaikan harga ini.

Untuk menjaga keuntungan dan daya saing harga, produsen smartphone kemungkinan akan mengambil langkah-langkah seperti mengurangi kapasitas RAM pada model-model tertentu atau menunda peluncuran smartphone kelas menengah baru.

Beberapa analis bahkan memprediksi bahwa smartphone dengan RAM 12 GB atau lebih, yang sebelumnya menjadi standar di kelas menengah, mungkin akan menjadi lebih langka atau harganya akan melambung tinggi.

Lonjakan harga memori juga akan memengaruhi keputusan strategis produsen smartphone dalam hal inovasi dan fitur.

Dengan tekanan biaya yang meningkat, produsen mungkin akan lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dana untuk fitur-fitur premium yang membutuhkan biaya tinggi.

Sebaliknya, fokus mungkin akan beralih ke optimasi software dan efisiensi hardware untuk menjaga performa smartphone tetap optimal meskipun dengan spesifikasi yang lebih hemat biaya.

Dampak dari rencana Samsung dan SK Hynix ini tidak hanya terbatas pada smartphone.

Perangkat elektronik lainnya, seperti laptop, tablet, dan perangkat IoT, juga kemungkinan akan merasakan dampak dari kenaikan harga memori.

Namun, smartphone tetap menjadi perangkat yang paling rentan karena persaingan di segmen ini sangat ketat dan sensitivitas harga konsumen sangat tinggi.

Di tengah tekanan kenaikan harga memori, peluang justru terbuka lebar bagi produsen memori dari luar Korea Selatan.

Produsen memori dari China, seperti YMTC, dan produsen memori dari negara lainnya, diprediksi akan memperoleh keuntungan dari situasi ini.

Mereka dapat meningkatkan produksi dan pangsa pasar mereka untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Samsung dan SK Hynix.

Selain itu, perusahaan-perusahaan ini juga kemungkinan akan mempercepat pengembangan teknologi memori mereka sendiri untuk bersaing dengan produsen Korea Selatan.

Tren ini juga diprediksi akan mempercepat diversifikasi rantai pasok global, di mana produsen perangkat elektronik akan mencari alternatif pasokan memori dari berbagai sumber untuk mengurangi ketergantungan pada produsen besar tertentu.

Rencana Samsung dan SK Hynix untuk mengalihkan kapasitas produksi mereka ke HBM akan menjadi pemicu utama bagi perubahan signifikan di pasar memori global pada tahun 2026.

Dampaknya akan dirasakan oleh seluruh industri, terutama pada smartphone kelas menengah.

Namun, di balik tantangan yang ada, terbuka juga peluang bagi produsen memori dari wilayah lain untuk tumbuh dan berkembang, sekaligus mendorong diversifikasi rantai pasok global.

Saat industri bersiap menghadapi tahun yang penuh gejolak ini, inovasi dan strategi adaptasi yang cermat akan menjadi kunci kesuksesan bagi semua pemain yang terlibat.

Data Riset Terbaru:

Laporan terbaru dari TrendForce (Oktober 2025) memprediksi bahwa harga DRAM akan mengalami kenaikan sebesar 15-20% pada tahun 2026, sementara harga NAND Flash diprediksi akan naik sebesar 10-15%.

Proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa permintaan terhadap HBM akan terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi AI.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Perkembangan teknologi AI memang membawa angin segar bagi industri teknologi, namun di sisi lain, hal ini juga menimbulkan tantangan baru, salah satunya adalah tekanan terhadap pasokan dan harga memori konvensional.

Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi seringkali datang dengan konsekuensi yang harus dipertimbangkan secara matang.

Bagi konsumen, situasi ini mengingatkan kita untuk lebih bijak dalam memilih perangkat elektronik.

Alih-alih tergoda oleh spesifikasi tinggi yang mungkin berdampak pada harga yang melambung, lebih baik memilih perangkat yang sesuai dengan kebutuhan dan memiliki efisiensi yang baik.

Studi Kasus:

Sebagai gambaran, pada tahun 2023, sempat terjadi kelangkaan chipset yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Hal ini menyebabkan kenaikan harga berbagai perangkat elektronik, termasuk smartphone.

Banyak konsumen yang akhirnya memilih untuk membeli smartphone bekas atau menunda pembelian smartphone baru.

Kejadian serupa kemungkinan akan terulang pada tahun 2026 akibat kelangkaan memori.

Infografis:

[Infografis dapat ditambahkan untuk menggambarkan proyeksi perubahan harga DRAM dan NAND, serta dampaknya terhadap harga smartphone]

Masa depan teknologi memang penuh ketidakpastian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang tren pasar dan kebutuhan yang sesuai, kita dapat membuat keputusan yang bijak dalam memilih perangkat elektronik yang akan menemani aktivitas sehari-hari. Jangan biarkan tren teknologi mengendalikan keputusan Anda, tetapi jadikanlah teknologi sebagai alat untuk mempermudah hidup Anda.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan