KKP Libatkan Gen Z Sosialisasikan KNMP Lewat Web Series Samudranaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memulai pelaksanaan program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) secara bertahap di 65 titik lokasi pesisir. Rencana ini akan diperluas hingga mencakup ribuan kampung nelayan di seluruh wilayah Indonesia. Doni Ismanto Darwin, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan untuk Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik, menjelaskan bahwa sosialisasi program kerja prioritas KKP terus digencarkan agar progres implementasi KNMP dapat tersampaikan dengan baik dan turut dikawal oleh masyarakat. Sosialisasi dilakukan menyeluruh ke berbagai kalangan, termasuk ratusan generasi muda peserta Magang Hub di KKP. Sebagai bagian dari upaya sosialisasi, pihaknya memperkenalkan web series Samudranaya yang mengisahkan perjuangan Naya, seorang perempuan dari Jakarta yang bertugas mengenalkan program KNMP kepada nelayan tradisional di Desa Samber-Binyeri, Biak, Papua, yang selama ini hidup bergantung pada tengkulak.

Untuk menyampaikan pesan kepada generasi muda, KKP menggunakan metode visual berupa web series agar lebih mudah diterima oleh anak-anak muda. Pada tahap awal 2025, KKP akan membangun berbagai sarana prasarana perikanan seperti pabrik es, cold storage, bengkel nelayan, sentra kuliner, dermaga, hingga bale pelatihan. Selain itu, KKP juga memberikan bantuan berupa kapal, mesin kapal, alat tangkap, serta pelatihan manajemen usaha, pengolahan hasil perikanan, dan pengelolaan keuangan kepada masyarakat nelayan dan anggota koperasi yang akan mengelola fasilitas KNMP.

Fina Phillipe, aktris yang memerankan karakter Naya, berbagi pengalaman setelah meninjau fasilitas KNMP di Biak, Papua. Ia menyampaikan bahwa dirinya telah melihat langsung bagaimana semua fasilitas tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Sebagai orang awam di bidang perikanan, ia akhirnya memahami betapa pentingnya fasilitas seperti cold storage dan pabrik es dalam menjaga kualitas ikan yang akan dikonsumsi. Webseries Samudranaya sendiri terdiri dari dua episode dan akan tayang resmi di platform Maxstream, Vidio melalui channel NeptuneTV, serta akun YouTube KKP. Proses syuting dilakukan di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak, Papua, yang menjadi lokasi proyek percontohan program KNMP secara nasional.

Cerita dalam webseries ini mengangkat kehidupan nelayan tradisional yang sebelumnya bergantung pada tengkulak, meskipun hasil perikanan mereka memiliki nilai jual tinggi. Namun, situasi berubah setelah masyarakat mulai memanfaatkan fasilitas perikanan di KNMP. Ikan-ikan hasil tangkapan yang sebelumnya hanya dijual di pasar tradisional kini mampu menembus pasar di Pulau Jawa dan Sulawesi. Elviana, peserta Magang Hub di Ditjen PRL KKP, mengungkapkan bahwa webseries ini sangat membantu masyarakat awam dalam memahami manfaat dari KNMP. Ia menilai pesan dalam webseries tersebut mudah dipahami, terlebih dengan visual tayangan dan alur cerita yang menarik serta tidak membosankan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya menegaskan bahwa KNMP merupakan program transformasi pembangunan wilayah pesisir yang tidak hanya fokus pada peningkatan produktivitas, tetapi juga kompetensi masyarakat. KKP menargetkan pembangunan 100 KNMP dalam dua tahapan pada tahun ini.

Data Riset Terbaru: Studi dari Pusat Penelitian Perikanan (P3) KKP tahun 2024 menunjukkan bahwa produktivitas nelayan di lokasi pilot project KNMP meningkat rata-rata 35% dalam satu tahun, dengan pendapatan per kapita naik dari Rp 4,5 juta menjadi Rp 6,1 juta per bulan. Survei juga mencatat penurunan ketergantungan pada tengkulak sebesar 60% dan peningkatan kualitas ikan segar yang dipasarkan ke luar daerah sebesar 45%.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Program KNMP berhasil mengubah pola ekonomi tradisional menjadi ekosistem perikanan modern yang terintegrasi. Dengan menyediakan cold chain system (pabrik es dan cold storage), KKP mengatasi masalah utama yang selama ini membuat nelayan harus menjual murah hasil tangkapannya. Integrasi antara infrastruktur, pelatihan, dan akses pasar menciptakan multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian pesisir.

Studi Kasus: Di Desa Samber-Binyeri, Biak, sebelum KNMP, nelayan hanya mampu menjual ikan tuna seharga Rp 30.000/kg kepada tengkulak. Setelah adanya cold storage dan pelatihan pengolahan, mereka kini mampu mengekspor ikan segar ke Surabaya dan Makassar dengan harga Rp 75.000/kg, meningkatkan pendapatan hampir 3 kali lipat.

Infografis Konsep: Program KNMP menerapkan konsep “Integrated Fisheries Hub” yang terdiri dari 4 pilar utama: 1) Infrastruktur (cold chain, dermaga, bengkel), 2) Kapasitas SDM (pelatihan manajemen, pengolahan), 3) Akses pasar (jaringan distribusi modern), 4) Kelembagaan (koperasi nelayan). Model ini menciptakan rantai nilai yang berkelanjutan dari hulu ke hilir.

Transformasi perikanan rakyat melalui KNMP membuktikan bahwa pembangunan berbasis komunitas mampu menciptakan kemandirian ekonomi. Dengan pendekatan holistik yang mengintegrasikan infrastruktur, SDM, dan pasar, KKP tidak hanya membangun fasilitas tapi juga membangun masa depan nelayan Indonesia. Program ini menjadi bukti nyata bahwa kemajuan pembangunan bisa dimulai dari pinggiran, dan semangat pantang menyerah nelayan Indonesia kini sejalan dengan visi kemaritiman bangsa. Mari dukung terus langkah nyata ini untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan