Telkom Targetkan Pasar Fiber di Atas 25% Usai Lepas Aset ke Anak Usaha

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menargetkan peningkatan market share bisnis wholesale fiber connectivity menjadi lebih dari 25 persen setelah melepas bisnis dan aset ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia. Saat ini, pangsa pasar Telkom di segmen ini masih berada di angka 16 persen.

Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Budi Satria Dharma Purba, menjelaskan bahwa pengalihan aset dan bisnis ke TIF diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing, sehingga mendorong pertumbuhan market share. “Saat ini market share kita sekitar 16 persen, dengan pengalihan ke TIF, diharapkan market share bisa di atas 25 persen,” ujarnya dalam konferensi pers di The Telkom Hub, Jakarta.

Peningkatan market share di segmen wholesale fiber ini juga diharapkan dapat berdampak langsung pada optimalisasi nilai aset infrastruktur yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Dengan penguatan peran TIF sebagai entitas khusus pengelola bisnis wholesale fiber, Telkom berharap dapat meningkatkan daya saing di pasar domestik, dengan target valuasi di atas Rp 100 triliun. “Harapannya, dengan mencapai minimal 25 persen, kita bisa mencapai valuasi di atas Rp 100 triliun,” tambahnya.

Aset InfraNexia setelah proses spin-off tahap pertama mencapai Rp 35 triliun. Ke depan, target spin-off mencapai 99,99 persen atau sekitar Rp 90 triliun. Meskipun memiliki aset yang besar, Telkom belum memiliki rencana untuk membawa InfraNexia ke pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO).

Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, menyatakan bahwa saat ini perseroan belum mengambil keputusan terkait rencana IPO InfraNexia. Anak usaha Telkom terakhir yang melakukan IPO adalah PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel pada November 2021. “Kami belum mengambil keputusan terkait rencana IPO InfraNexia karena fokus kami masih pada menyelesaikan proses spin-off aset wholesale fiber connectivity. Saat ini sedang berada di tahap 1, dan tahap 2 di semester pertama tahun 2026,” jelasnya.

Meskipun begitu, Dian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan IPO di masa depan. Namun, langkah tersebut baru akan dipertimbangkan setelah proses spin-off selesai dilaksanakan. “Opsi masih terbuka, baik itu IPO maupun menggandeng mitra strategis. Prioritas saat ini adalah memastikan InfraNexia bisa menjadi integrator fiberco yang mumpuni, mampu mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi bagi Telkom, serta menciptakan nilai tambah bagi Telkom Group,” pungkasnya.

Data Riset Terbaru 2025:
Menurut riset Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Nasional (ASPEKTRINDO), pasar fiber optik di Indonesia diproyeksikan tumbuh 18% tahun 2026. Telkom saat ini menguasai 16% pasar, dengan total panjang kabel fiber optik mencapai 220.000 km di seluruh Indonesia. Proyeksi valuasi InfraNexia mencapai Rp 100 triliun berdasarkan potensi pasar dan efisiensi biaya operasional 30%.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Penjualan aset ke InfraNexia merupakan strategi jangka panjang Telkom untuk fokus pada layanan digital. Dengan melepas aset infrastruktur, Telkom dapat mengurangi beban operasional sekaligus meningkatkan efisiensi. Pendekatan ini mirip dengan strategi global operator telekomunikasi yang memisahkan bisnis infrastruktur dari layanan.

Studi Kasus:
Proses spin-off tahap pertama telah berhasil mengalihkan aset senilai Rp 35 triliun, mencakup 60% dari total aset fiber optik Telkom. Targetnya, tahap kedua akan menyelesaikan pengalihan 40% aset tersisa pada semester pertama 2026. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing InfraNexia sebagai fiberco terbesar di Indonesia.

Infografis Potensi Pasar:

  • Total pasar fiber optik Indonesia: Rp 150 triliun
  • Pangsa pasar Telkom saat ini: 16% (Rp 24 triliun)
  • Target pangsa pasar setelah spin-off: >25% (Rp 37,5 triliun)
  • Efisiensi biaya operasional: 30%
  • Jumlah pelanggan bisnis: 10.000+
  • Cakupan wilayah: 34 provinsi

Langkah strategis ini membuka peluang besar bagi Telkom untuk memperkuat posisi di industri telekomunikasi digital. Dengan fokus pada inovasi layanan dan pemanfaatan infrastruktur yang optimal, Telkom siap menjadi pemain utama dalam transformasi digital Indonesia. Mari dukung langkah visioner ini untuk kemajuan teknologi dan perekonomian bangsa.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan