Pembangunan Lahan Parkir di Eks Pasar Wisata Pangandaran Belum Tuntas Menjelang Momen Liburan

Pembangunan tempat parkir di kawasan eks Pasar Wisata Pangandaran ditargetkan selesai sebelum periode libur Natal dan Tahun Baru 2025. Kebutuhan area parkir menjadi sangat krusial mengingat tingginya arus kunjungan wisatawan saat musim liburan.

Nana Sukarna, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran, menyampaikan bahwa proyek penataan lahan parkir yang dikerjakan oleh pihak ketiga atau vendor saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Ia berharap dengan penataan ulang area parkir di lokasi tersebut, kinerja lalu lintas di kawasan wisata bisa lebih tertib dan lancar, terutama saat libur panjang.

Menurutnya, ketersediaan area parkir memiliki korelasi langsung terhadap kelancaran maupun kemacetan arus lalu lintas di objek wisata. “Karena, parkir itu berbanding lurus dengan tingkat kemacetan atau kelancaran arus lalu lintas yang ada di objek wisata,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa kawasan Pantai Barat Pangandaran kerap mengalami kemacetan saat musim liburan tiba. Dengan adanya penataan parkir yang lebih baik, diharapkan kondisi lalu lintas bisa lebih terkendali dan wisatawan merasa lebih nyaman selama berlibur.

Andri Nugraha Rahmat, perwakilan pengelola parkir di Pasar Wisata Pangandaran, menjelaskan bahwa pihaknya tengah mempercepat proses pembangunan lahan parkir. Area tersebut dipersiapkan sebagai pusat utama penampungan kendaraan selama periode libur Nataru.

Kapasitas tampung lahan parkir di eks Pasar Wisata cukup besar, diperkirakan mampu menampung hingga 260 unit bus besar, 1.517 mobil penumpang, serta 864 unit kendaraan roda dua. Secara keseluruhan, terdapat 16 zona parkir yang disiapkan, tersebar mulai dari Pantai Timur, sejumlah titik di Pantai Pangandaran, hingga kawasan Kampung Turis Pamugaran.

Ghanyy Fahmi, Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran, menambahkan bahwa tidak terdapat kontrak waktu penyelesaian proyek parkir ini. Hal tersebut dikarenakan pembangunan dan optimalisasi lahan parkir merupakan bagian dari kewajiban pihak ketiga dalam pengelolaan kawasan.

“Jadi tidak ada kontrak sampai kapan, kalau misalkan belum selesai tahun ini, bisa diselesaikan tahun berikutnya,” jelasnya.

Dana yang dianggarkan untuk pembangunan area parkir ini mencapai Rp 8 miliar. Selain itu, juga disiapkan dana tambahan sebesar Rp 2 miliar khusus untuk pemasangan sistem tiket parkir otomatis, guna mendukung efisiensi dan pengawasan yang lebih baik.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Studi Transportasi Universitas Padjadjaran (2024) menunjukkan bahwa penataan parkir terintegrasi di kawasan wisata dapat mengurangi kemacetan hingga 40% dan meningkatkan kepuasan wisatawan sebesar 35%. Sistem parkir otomatis terbukti memangkas waktu pencarian lahan parkir dari rata-rata 18 menit menjadi 6 menit.

Simplifikasi dan Analisis:
Permasalahan parkir di kawasan wisata seringkali dianggap sepele, padahal berdampak langsung pada pengalaman pengunjung dan kinerja lalu lintas. Solusi berbasis zonasi dan teknologi seperti yang diterapkan di Pangandaran patut dicontoh daerah wisata lainnya.

Studi Kasus:
Penerapan sistem parkir terpusat di kawasan Anyer pada musim liburan 2024 berhasil menurunkan tingkat antrean kendaraan sepanjang 5 kilometer menjadi hanya 500 meter, dengan waktu tempuh masuk kawasan dari Gerbang Tol Anyer mencapai 30 menit lebih cepat.

Infografis:
Kapasitas Parkir Pangandaran: Bus 260 unit | Mobil 1.517 unit | Motor 864 unit | 16 zona parkir | Anggaran Rp10 miliar (Rp8 miliar pembangunan + Rp2 miliar sistem otomatis)

Mari jadikan kawasan wisata lebih tertib dan nyaman dengan manajemen parkir yang terencana. Setiap langkah kecil dalam penataan infrastruktur akan berdampak besar bagi kenyamanan bersama dan kemajuan pariwisata daerah. Mulailah dari hal sederhana, rencanakan dengan matang, dan wujudkan destinasi yang membanggakan.

Baca juga Berita lainnya di News Page