Seorang wanita muda asal Inggris, Jess Cox (27), menceritakan pergulatannya yang panjang dengan siklus menstruasi yang tidak normal. Ia mengalami pendarahan hampir setiap hari selama lebih dari satu dekade. Pengalaman ini dimulai sejak haid pertamanya di usia 14 tahun, yang kemudian menjadi mimpi buruk yang mengganggu fisik dan mentalnya.
Dampaknya sangat luas terhadap kehidupannya. Ia harus menggunakan tampon dan pembalut sekaligus, serta selalu membawa cadangan pakaian dalam ke mana-mana karena pendarahan yang tak kunjung berhenti. Rasa sakitnya pun luar biasa: mulai dari nyeri punggung bawah, menjalar ke paha, disertai kram perut yang hebat dan sensasi terbakar. Keadaan ini sering kali membuatnya hanya bisa terbaring meringis kesakitan di tempat tidur.
Jess merasa terkejut dan ketakutan, karena tidak pernah membayangkan menstruasi bisa separah ini. Kedua orang tuanya pun ikut cemas, karena tahu kondisi ini jelas tidak lazim. Awalnya, ia pergi ke dokter, tetapi hanya diberi penjelasan bahwa tubuhnya masih beradaptasi dan kondisinya akan membaik. Kenyataannya, menstruasinya justru berlangsung 7-9 hari atau bahkan lebih, dengan pendarahan sangat deras sehingga harus mengganti pembalut tiap jam. Hal ini membuatnya pucat, lemah, serta harus menghentikan aktivitas kesukaannya seperti berenang dan balet.
Ia merasa cemas dan malu, karena orang-orang yang mengalami haid normal tidak memahami betapa parah kondisinya. Ia merasa sering disepelekan dan kurang mendapat empati. Untuk mengatasi nyeri, ia diberi obat pereda nyeri, dan dokter mencoba berbagai alat kontrasepsi. Namun, ketika menggunakan implan di usia 16 tahun, justru pendarahannya menjadi terus-menerus selama setahun penuh. Kejadian ini membuatnya jatuh ke dalam depresi dan bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri, karena merasa tidak sanggup menjalani hidup seperti ini selamanya. Kondisi ini juga membuatnya kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah dan kuliah.
Di usia 17 tahun, ia akhirnya didiagnosis Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), yaitu gangguan hormonal yang menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Dokter kemudian memberinya suntikan kontrasepsi yang sedikit membantu menghambat pendarahannya. Pada tahun 2018, melalui operasi laparoskopi, ditemukan kemungkinan dirinya juga mengidap adenomiosis. Adenomiosis adalah kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi rongga rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim, yang menjadi penyebab nyeri hebat yang dialaminya.
Perjalanan panjangnya mulai menemui titik terang ketika ia bertemu komunitas PCOS secara daring. Dari situ, ia menemukan metode penggunaan plester kontrasepsi kecil yang ditempelkan ke kulit dan dapat melepaskan hormon. Dengan metode ini, pendarahannya berkurang secara signifikan. Meskipun masih mengalami nyeri dan pendarahan, kondisinya sekarang jauh lebih baik dibandingkan masa remajanya.
Jess membagikan kisahnya ini dengan tujuan agar perempuan lain tidak merasa malu dan terisolasi seperti dirinya dulu. Ia ingin agar perempuan tidak perlu merasa harus menyembunyikan atau tidak boleh membicarakan kondisi kesehatan reproduksi mereka yang tidak normal.
Data Riset Terbaru:
Studi tahun 2024 dari Journal of Women’s Health menemukan bahwa hampir 30% wanita usia reproduksi mengalami gangguan menstruasi, termasuk perdarahan berlebihan atau siklus tidak teratur. Penelitian ini menekankan pentingnya diagnosis dini dan pendekatan pengobatan yang personal, karena kondisi seperti PCOS dan adenomiosis sering kali tumpang tindih dan memerlukan penanganan yang berbeda. Selain itu, riset dari The Lancet (2023) menunjukkan bahwa stigma sosial terhadap kesehatan reproduksi masih menjadi penghalang utama bagi wanita untuk mencari pertolongan medis.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kisah Jess Cox menggambarkan kompleksnya gangguan kesehatan reproduksi wanita, yang sering kali tidak hanya berdampak fisik tetapi juga psikologis. Dalam banyak kasus, gejala awal seperti menstruasi tidak teratur atau nyeri haid dianggap normal, sehingga diagnosis sering tertunda. Padahal, kombinasi antara PCOS dan adenomiosis, seperti yang dialami Jess, membutuhkan pendekatan terapi yang lebih holistik, tidak hanya mengandalkan kontrasepsi hormonal semata. Pentingnya edukasi kesehatan reproduksi sejak dini dan dukungan komunitas menjadi kunci dalam mengurangi beban psikologis dan mempercepat penanganan medis.
Studi Kasus:
Sebuah studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah (2023) melaporkan seorang remaja perempuan usia 15 tahun yang mengalami perdarahan menstruasi kronis selama 6 bulan. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, ia didiagnosis PCOS dan anemia berat. Dengan kombinasi terapi hormonal dan suplemen zat besi, gejalanya membaik secara signifikan dalam 3 bulan. Studi ini menunjukkan bahwa penanganan dini dan multidisipliner sangat efektif dalam mengatasi gangguan menstruasi remaja.
Infografis:
Gangguan Menstruasi pada Wanita Usia Reproduksi
- Prevalensi: 30% wanita mengalami gangguan menstruasi
- Penyebab Umum: PCOS (10-15%), Adenomiosis (20-35%), Fibroid Uteri (25%)
- Dampak Psikologis: 60% mengalami kecemasan, 40% mengalami depresi
- Penanganan: Terapi hormonal 70%, Operasi 15%, Pendekatan alami 15%
Jangan biarkan gangguan menstruasi mengendalikan hidupmu. Kenali gejalanya sejak dini, cari dukungan medis yang tepat, dan jangan ragu berbagi pengalamanmu. Setiap wanita berhak merasa sehat dan kuat. Jadilah suara bagi kesehatan reproduksimu dan inspirasi bagi sesama perempuan di sekitarmu.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.