Washington DC – Pemerintah Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Donald Trump secara resmi menerapkan kebijakan “blockade total” terhadap setiap kapal tanker minyak yang beroperasi di wilayah perairan Venezuela. Langkah ini diberlakukan terhadap seluruh kapal yang masuk maupun keluar dari negara tersebut, sekaligus menempatkan pemerintahan Nicolas Maduro dalam kategori “organisasi teroris asing” menurut pernyataan resmi dari Gedung Putih.
Berdasarkan penyataan tertulis yang disampaikan melalui platform Social Truth, Trump menggambarkan situasi di Venezuela sebagai kawasan yang dikelilingi oleh armada militer terbesar yang pernah digerakkan dalam sejarah kawasan Amerika Selatan. Blokade ini akan diberlakukan hingga pemerintah Venezuela mengembalikan seluruh aset minyak, wilayah, serta harta kekayaan lainnya yang diklaim sebelumnya pernah “dicuri” dari kepentingan Amerika Serikat—merujuk pada proses nasionalisasi berbagai aset milik perusahaan AS pada periode dekade-dekade sebelumnya.
Pemerintahan Trump menuduh secara langsung bahwa seluruh pendapatan minyak Venezuela digunakan untuk membiayai berbagai aktivitas kejahatan internasional, termasuk pendanaan terorisme narkoba, perdagangan manusia, pembunuhan, serta operasi penculikan. Selain itu, pihak Washington juga menyatakan bahwa warga negara Venezuela yang sebelumnya berada di wilayah Amerika Serikat kini sedang dalam proses deportasi secara masif dan cepat.
Kebijakan ini dikeluarkan di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik dan militer antara kedua negara. Trump secara konsisten terus menuntut agar Maduro segera mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan, sekaligus menegaskan bahwa semua opsi strategis, termasuk penggunaan kekuatan militer secara langsung, tetap berada dalam meja perencanaan militer AS. Hal ini sejalan dengan pengerahan pasukan besar-besaran yang dilakukan Washington di kawasan Karibia dan Pasifik Timur.
Data resmi menyebutkan bahwa pasukan Amerika Serikat telah melakukan minimal 22 operasi militer yang diketahui publik terhadap kapal-kapal yang dicurigai melakukan penyelundupan narkoba. Dalam rentetan operasi yang dimulai sejak awal September lalu, tercatat sedikitnya 87 orang tewas akibat serangan militer yang dilancarkan di Laut Karibia dan Pasifik Timur.
Pemerintah Venezuela melalui otoritas Caracas secara tegas mengecam tindakan yang mereka sebut sebagai “pembajakan maritim” oleh pihak Amerika Serikat. Venezuela menilai bahwa Washington sedang menjalankan “kebijakan paksaan dan agresi yang berkelanjutan” setelah pasukan AS berhasil menyita pengiriman minyak Venezuela di kawasan perairan internasional.
Pihak pemerintahan Trump sendiri memberikan pembenaran terhadap penyitaan kapal-kapal tanker minyak tersebut. Menurut penjelasan resmi, kapal-kapal tersebut terbukti digunakan untuk mengangkut minyak yang berada dalam daftar sanksi internasional dari Venezuela dan Iran, yang diduga menjadi bagian dari “jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing”. Washington menegaskan bahwa tindakan ini merupakan bagian integral dari strategi pemberantasan perdagangan narkoba di kawasan Amerika Latin.
Namun demikian, pihak Caracas membantah seluruh argumen dari Washington. Pemerintah Venezuela menuduh bahwa upaya sebenarnya dari Amerika Serikat adalah untuk menguasai cadangan minyak besar yang dimiliki Venezuela melalui penggunaan kekuatan militer secara brutal. Menurut versi Caracas, seluruh dalih tentang pemberantasan narkoba hanyalah kedok semata untuk menyamarkan upaya penggulingan rezim Presiden Maduro secara ilegal.
Pemerintahan Trump mengklaim bahwa seluruh operasi militer dan blokade ekonomi yang diterapkan terhadap Venezuela merupakan bagian dari komitmen AS dalam memerangi perdagangan narkoba internasional serta mendukung stabilitas keamanan di kawasan Amerika Selatan. Namun, klaim ini terus menuai kritik dari berbagai negara dan lembaga internasional yang menilai bahwa intervensi militer semacam ini justru berpotensi memperburuk kondisi kemanusiaan dan ketidakstabilan politik di dalam negeri Venezuela.
Di tengah ketegangan yang terus memanas antara Washington dan Caracas, masyarakat internasional mulai menyerukan perlunya dialog damai dan penyelesaian konflik melalui mekanisme diplomasi. Banyak pihak khawatir bahwa eskalasi militer yang terus ditingkatkan oleh kedua belah pihak dapat memicu konflik bersenjata skala besar yang akan berdampak luas terhadap stabilitas keamanan kawasan Amerika Latin secara keseluruhan.
Studi Kasus: Operasi Penyitaan Kapal Tanker Minyak di Perairan Internasional
Pada bulan September 2025, pasukan militer Amerika Serikat berhasil mengintersepsi dan menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera asing di perairan internasional yang diduga membawa minyak mentah dari Venezuela menuju negara ketiga. Operasi ini dilakukan oleh kapal perang Angkatan Laut AS yang berpatroli di kawasan Karibia sebagai bagian dari Operasi Maritim Internasional melawan penyelundupan minyak dan narkoba.
Kapal tanker tersebut, dengan tonase sekitar 150.000 ton, diketahui membawa sekitar 1 juta barel minyak mentah Venezuela yang masuk dalam daftar sanksi internasional. Menurut pengakuan awak kapal yang ditahan, minyak tersebut direncanakan akan dikirimkan ke sebuah negara di Asia Tenggara melalui jalur penyelundupan yang melibatkan jaringan perusahaan shell di berbagai negara.
Operasi penyitaan ini memicu protes keras dari pemerintah Venezuela yang menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum laut internasional dan kedaulatan negara. Sementara itu, pemerintah AS bersikeras bahwa operasi ini sah secara hukum karena kapal tanker tersebut terbukti melanggar sanksi internasional yang telah ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB dan berbagai lembaga internasional terkait.
Infografis: Dampak Blokade Minyak terhadap Perekonomian Venezuela
- Produksi minyak Venezuela menurun drastis dari 3 juta barel per hari (tahun 1998) menjadi kurang dari 400.000 barel per hari (2025)
- Pendapatan negara dari sektor minyak berkurang lebih dari 80% sejak diberlakukannya sanksi internasional
- Inflasi tahunan mencapai level hiperinflasi lebih dari 1.000.000% selama periode 2018-2025
- Lebih dari 7 juta warga Venezuela mengungsi ke negara-negara tetangga mencari kehidupan yang lebih layak
- Cadangan devisa internasional Venezuela menyusut lebih dari 95% sejak tahun 2014
Konflik antara Amerika Serikat dan Venezuela terkait blokade minyak dan sanksi internasional telah mencapai titik kritis yang mengkhawatirkan. Ketegangan yang terus meningkat antara Washington dan Caracas berpotensi memicu konflik militer berskala besar yang akan berdampak luas terhadap stabilitas keamanan kawasan Amerika Latin. Di tengah situasi yang memanas ini, penting bagi seluruh pihak untuk mengedepankan dialog damai dan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi. Masyarakat internasional perlu mengambil peran aktif dalam mendorong proses rekonsiliasi dan menjamin hak asasi manusia bagi seluruh warga Venezuela. Konflik ini bukan hanya soal perebutan kekuasaan atau kepentingan ekonomi, tetapi juga tentang nasib jutaan manusia yang berhak atas kehidupan yang damai, aman, dan bermartabat. Mari bersama-sama mendukung solusi damai dan menghindari eskalasi militer yang hanya akan memperburuk penderitaan kemanusiaan di kawasan tersebut.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.