Bahlil Sasar Papua sebagai Pusat Produksi Bahan Baku Etanol

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah menargetkan swasembada energi nasional melalui pemanfaatan sumber daya lokal. Kementerian ESDM di bawah arahan Menteri Bahlil Lahadalia mengusulkan penerapan campuran etanol dalam BBM sebagai strategi utama.

Bahlil menekankan Papua sebagai wilayah prioritas pengembangan bahan baku etanol. Potensi singkong, tebu, dan jagung di Papua dinilai sangat mendukung program substitusi BBM tersebut. “Papua layak menjadi sentra produksi etanol nasional,” tegasnya dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Upaya ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto memanfaatkan seluruh potensi energi dalam negeri secara optimal. Rencana implementasi mencakup penerapan wajib campuran etanol E10, E20, hingga E30 pada bahan bakar kendaraan bermotor.

Langkah strategis ini bertujuan mengurangi ketergantungan impor BBM sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Bahlil menjelaskan bahan baku etanol tidak terbatas pada tanaman pangan, tetapi juga termasuk limbah pertanian yang dapat diolah menjadi energi terbarukan.

Presiden Prabowo sebelumnya telah menginstruksikan percepatan pengembangan energi nabati di Papua. Selain etanol, komoditas kelapa sawit juga diproyeksikan sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM. “Papua harus jadi lumbung energi hijau nasional,” ujar Prabowo dalam rapat koordinasi pemerintah daerah Papua.

Implementasi program ini akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan berbagai kementerian terkait. Target jangka pendek mencakup pembangunan pabrik pengolahan etanol skala regional di beberapa kabupaten prioritas Papua.

Dalam konteks jangka panjang, program energi terbarukan ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mendukung transisi energi hijau sesuai komitmen pemerintah. Pemanfaatan lahan marginal untuk budidaya tanaman energi menjadi fokus utama guna menghindari konflik pemanfaatan lahan pangan.

Pemerintah juga mendorong kemitraan strategis antara BUMN, swasta, dan petani lokal dalam pengembangan ekosistem energi nabati. Skema kemitraan ini dirancang untuk memastikan ketersediaan bahan baku sekaligus menjamin kesejahteraan petani penghasil bahan baku energi terbarukan.

Papua diproyeksikan menjadi pusat produksi etanol nasional berkat potensi sumber daya alam yang melimpah. Kombinasi antara kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat, dan dukungan teknologi diharapkan dapat mewujudkan kemandirian energi dalam negeri secara menyeluruh.

Transisi energi ini bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun ketahanan ekonomi nasional. Dengan memanfaatkan potensi lokal, Indonesia diharapkan dapat berkurang ketergantungan terhadap energi fosil impor sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi hijau.

Masa depan energi Indonesia terletak pada kemampuan memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan. Kebijakan energi terbarukan yang inklusif dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci utama dalam mewujudkan swasembada energi yang sejati. Ayo dukung transisi energi hijau untuk kemakmuran bangsa!

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan