Cassius, buaya air asin raksasa yang dianggap sebagai salah satu reptil tertua dan terbesar di dunia, meninggal dunia karena infeksi tersembunyi yang berasal dari luka masa lalu. Buaya sepanjang 5,5 meter ini diperkirakan berusia sekitar 120 tahun saat ditemukan mati di penangkaran Australia.
Selama puluhan tahun hidup di penangkaran, Cassius tidak menunjukkan gejala kesehatan yang mengkhawatirkan. Namun, pemeriksaan pascakematian oleh tim dari Pusat Penelitian Buaya Darwin mengungkap fakta mengejutkan. Di dalam tubuhnya terdapat infeksi lama yang telah terisolasi selama lebih dari 40 tahun oleh jaringan fibrosa.
Sally Isberg, peneliti utama, menjelaskan bahwa infeksi ini berasal dari cedera parah saat Cassius masih hidup liar di alam. Saat itu ia kehilangan kaki depan kiri dan mengalami kerusakan pada rongga dada. Setelah ditangkap dan dipindahkan ke penangkaran tahun 1984, tubuhnya secara alami membentuk lapisan pelindung di sekitar infeksi tersebut.
Pada reptil, mekanisme pertahanan tubuh berbeda dengan mamalia. Alih-alih membentuk abses, buaya membentuk fibrosis, yaitu selubung jaringan keras yang mengisolasi infeksi agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Infeksi ini tetap terkunci selama puluhan tahun hingga akhirnya melemah karena faktor usia.
Isberg mengungkapkan bahwa seiring bertambahnya usia Cassius, kemampuan regenerasi sel-sel tubuhnya menurun drastis. Lapisan fibrosa yang selama ini menahan infeksi akhirnya rusak dan tidak mampu mempertahankan isolasi. Ketika pelindung itu runtuh, infeksi yang telah lama tertidur langsung menyebar, menyebabkan sepsis dan kematian mendadak.
Yang mengejutkan, Cassius sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda sakit sebelum kematiannya. Isberg sendiri sempat mengunjungi dan memeriksa kondisinya hanya 17 hari sebelum kematiannya, dengan kesimpulan bahwa buaya itu dalam kondisi sehat dan bahagia.
Upaya menentukan usia pasti Cassius melalui analisis cincin pertumbuhan tulang tidak membuahkan hasil. Lingkungan penangkaran yang stabil membuat cincin pertumbuhan sulit terbentuk. Sebelumnya pihak penangkaran merayakan ulang tahun ke-120 Cassius pada 2023, meskipun estimasi usia saat ditangkap berkisar antara 30 hingga 80 tahun.
Kini tubuh Cassius telah diawetkan melalui proses taksidermi dan dipamerkan kembali di Taman Buaya Marineland sebagai bagian dari program edukasi. Kasus ini menjadi contoh langka tentang bagaimana infeksi dorman pada reptil dapat bertahan puluhan tahun tanpa gejala, sebelum akhirnya menjadi fatal di usia tua.
Data Riset Terbaru:
Penelitian terbaru dari University of Queensland (2024) mengungkap bahwa sistem imun buaya memiliki kemampuan unik dalam mengatur infeksi kronis. Studi menunjukkan bahwa sel darah buaya mengandung peptida antimikroba yang sangat efektif dalam mengisolasi patogen berbahaya. Namun, efektivitas mekanisme ini menurun seiring usia, terutama pada individu di atas 100 tahun.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Cassius menggambarkan bagaimana tubuh reptil dapat “berdamai” dengan ancaman kematian selama puluhan tahun. Berbeda dengan mamalia yang cenderung melawan infeksi secara aktif, buaya memilih strategi isolasi jangka panjang. Ini menunjukkan kecerdasan adaptif dalam evolusi reptil purba.
Studi Kasus:
Kasus serupa pernah terjadi pada buaya bernama “Gomek” di Florida (1997), yang meninggal karena infeksi tersembunyi dari luka perang melawan buaya lain saat usia muda. Studi membandingkan dua kasus ini menunjukkan pola serupa dalam respons imun reptil terhadap trauma.
Cassius mengajarkan kita tentang ketahanan luar biasa yang dimiliki makhluk hidup, sekaligus kerapuhan yang tak terlihat. Dalam diam, tubuhnya berperang selama 40 tahun tanpa menyerah. Kini, warisannya tidak hanya menjadi pelajaran bagi sains, tetapi juga pengingat bagi manusia: kekuatan sejati bukan hanya tentang bertahan, tapi tentang bagaimana kita menghadapi luka masa lalu. Jadilah seperti Cassius—hadapi tantangan dengan tenang, simpan kekuatan untuk masa depan, dan jangan pernah remehkan ketahanan yang tersembunyi di balik ketenangan.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.