Pulau Sumatera dikenal sebagai wilayah dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Meskipun banjir besar baru-baru ini melanda wilayah tersebut, Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa kondisi tersebut belum memengaruhi kinerja ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri Strategic Forum Perdagangan Internasional: Indonesia-EAEU FTA di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (15/12/2025). Budi menyatakan belum menerima laporan terbaru dari para pelaku usaha mengenai penurunan ekspor CPO akibat bencana tersebut.
Ia juga menunjukkan optimisme bahwa dampak banjir tidak akan terlalu signifikan, mengingat penanganan telah dilakukan secara intensif oleh berbagai pihak di daerah-daerah terdampak seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menurutnya, semua pihak sedang bekerja keras untuk mengatasi situasi ini, sehingga diharapkan tidak muncul masalah besar terkait ekspor CPO. Namun, keberadaan perkebunan kelapa sawit akhir-akhir ini sering kali dikaitkan dengan meningkatnya risiko banjir di Sumatera. Sejumlah pabrik dan area operasional perusahaan sawit di wilayah tersebut bahkan telah disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup atau Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH).
Salah satu perusahaan yang sudah disegel adalah PT Tri Bahtera Srikandi (PT TBS), anak perusahaan dari PT Sago Nauli Plantation (PT SNP) yang berlokasi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan, penyegelan dilakukan setelah tim pengawas KLH/BPLH melakukan verifikasi lapangan dan menemukan indikasi adanya praktik pengelolaan lahan yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Tindakan ini merupakan bentuk penguatan pengawasan pemerintah terhadap aktivitas usaha yang berpotensi mengganggu tata air dan membahayakan keselamatan masyarakat.
Kementerian LH juga telah meminta keterangan resmi dari PT SNP selaku induk perusahaan serta memanggil pihak-pihak terkait untuk menyerahkan dokumen AMDAL, izin lingkungan, dan bukti pelaksanaan langkah-langkah pengelolaan serta pemantauan lingkungan yang akan dievaluasi oleh Pengawas Lingkungan Hidup. Penyegelan dan pengawasan akan dicabut jika perusahaan dapat membuktikan pemenuhan kewajiban lingkungan dan menyusun rencana perbaikan yang memadai. Namun, jika ditemukan pelanggaran serius, KLH/BPLH tidak segan melanjutkan proses administratif dan penegakan hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Sebelumnya, KLH/BPLH juga telah lebih dulu menyegel empat perusahaan lainnya. Keempat perusahaan tersebut meliputi PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru yang dioperasikan oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), PT Agincourt Resource, dan PT Sago Nauli. Tindakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memastikan aktivitas ekonomi tetap berjalan secara bertanggung jawab.
Data Riset Terbaru: Studi dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) 2025 menunjukkan bahwa areal perkebunan sawit di Sumatera mencapai 7,4 juta hektar atau 62% dari total perkebunan sawit nasional. Namun, riset terbaru juga mengungkapkan bahwa perubahan tata guna lahan di kawasan hulu menjadi perkebunan sawit berpotensi meningkatkan limpasan air hingga 45% saat musim hujan.
Analisis Unik dan Simplifikasi: Bencana banjir di Sumatera bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi juga mencerminkan kompleksitas tata kelola lahan dan pengelolaan risiko bencana. Di satu sisi, kelapa sawit menjadi komoditas strategis bagi perekonomian Indonesia, namun di sisi lain, ekspansi lahan tanpa perencanaan yang memadai dapat memperparah kerentanan ekosistem. Solusi jangka panjang harus menggabungkan pendekatan restorasi ekosistem, penerapan praktik pertanian berkelanjutan, serta penguatan pengawasan pemerintah.
Studi Kasus: Kasus penyegelan PT Tri Bahtera Srikandi menunjukkan betapa pentingnya kepatuhan terhadap AMDAL dan mitigasi lingkungan. Perusahaan ini sebelumnya diketahui membuka lahan seluas 2.800 hektar di daerah rawan longsor, tanpa memperhatikan kajian dampak lingkungan secara menyeluruh. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pelaku usaha kelapa sawit untuk lebih mengedepankan aspek keberlanjutan.
Kita perlu membangun keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Keberhasilan mengelola risiko bencana bukan hanya diukur dari tidak adanya gangguan pada ekspor, tetapi juga dari terjaganya kesejahteraan masyarakat dan keutuhan ekosistem. Mari bersama wujudkan pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh terhadap bencana.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.