Motorola dikabarkan tengah mempersiapkan langkah strategis untuk memasuki segmen ponsel lipat model buku (book-style foldable). Setelah lama dikenal dengan desain clamshell seperti seri Razr, kini perusahaan memberi sinyal kuat bakal merilis perangkat lipat tipe buku pada awal 2026. Isyarat ini muncul bukan dari press release resmi, melainkan dari paket hadiah Natal korporat yang dibagikan kepada rekanan bisnis.
Alex Maxham dari Android Headlines membagikan isi paket tersebut secara daring. Di dalamnya terdapat notepad kayu bertuliskan “Every fold reveals a possibility” (Setiap lipatan mengungkap sebuah kemungkinan). Selain itu, ada catatan yang mengarah pada acara Lenovo Tech World yang dijadwalkan 6 Januari 2026, dengan pesan bahwa perusahaan sedang “bersiap untuk membuka perspektif baru.”
Motorola belum mengonfirmasi secara resmi produk apa yang akan dirilis. Namun, diksi yang digunakan sangat mengarah pada perangkat berbentuk buku, berbeda dengan format flip Razr yang selama ini jadi ciri khas. Waktunya juga terpisah dari jadwal utama, di mana Razr 70 diperkirakan meluncur paruh pertama 2026. Ini menandakan bahwa produk yang diisyaratkan berada dalam kategori yang berbeda sama sekali.
Langkah ini akan menjadi pergeseran besar bagi lini premium Motorola. Selama ini, pasar ponsel lipat model buku didominasi oleh Samsung dengan seri Galaxy Z Fold. Jika Motorola benar-benar merilis perangkat yang secara tidak resmi dijuluki “Motorola Fold”, maka mereka akan langsung bersaing dengan Samsung Galaxy Z Fold7 dan juga Google Pixel 10 Pro Fold. Kehadiran Motorola di segmen ini akan memberi konsumen alternatif baru untuk perangkat dengan area layar luas, ideal untuk multitasking dan hiburan.
Pemilihan Lenovo Tech World sebagai panggung pengumuman juga menarik. Acara tahunan dari perusahaan induk ini kerap menjadi wadah untuk inovasi dan visi teknologi terbaru. Dengan memilih acara tersebut, Motorola ingin memberi bobot lebih besar pada pengumuman produk barunya, menandakan bahwa ini bukan sekadar pembaruan rutin, melainkan lompatan strategis. Lenovo sendiri telah aktif mengembangkan inovasi berbasis AI, seperti yang terlihat dari konsep AI Lenovo untuk pekerjaan, pembelajaran, dan rumah yang mereka perkenalkan sebelumnya.
Sejalan dengan isu ponsel lipat, Motorola juga membangun antusiasme untuk ponsel premium slab (layar datar) andalannya berikutnya, yang diduga kuat adalah Edge 70 Ultra. Nama ini belum dikonfirmasi resmi, namun perangkat tersebut diperkirakan akan menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 5 dari Qualcomm. Spekulasi ini masuk akal mengingat model Ultra sebelumnya, Edge 50 Ultra yang dirilis 2024, telah menggunakan Snapdragon 8s Gen 3.
Persaingan pasar ponsel lipat terus memanas. Meski menawarkan pengalaman layar besar yang portabel, perangkat lipat masih menghadapi tantangan seperti harga tinggi dan kekhawatiran soal ketahanan. Beberapa analis berpendapat bahwa smartphone flagship biasa masih unggul dalam sejumlah aspek dibanding varian lipat. Namun, persaingan yang semakin ketat diharapkan dapat mendorong inovasi dan menawarkan lebih banyak pilihan bagi konsumen, termasuk alternatif ponsel lipat dengan harga lebih kompetitif.
Keberhasilan Lenovo Group sebagai induk perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, yang tumbuh pesat berkat strategi AI, seperti tercermin dalam laporan kinerja tahunan Lenovo, mungkin memberi ruang dan sumber daya bagi Motorola untuk berani berinovasi dan masuk ke segmen pasar baru yang kompetitif ini. Sinergi dalam grup juga memungkinkan adanya pertukaran teknologi, tidak hanya untuk ponsel tetapi juga perangkat lain seperti monitor gaming dengan teknologi layar tertentu.
Dengan tanggal 6 Januari 2026 telah ditandai di kalender, dunia teknologi kini menunggu pengumuman resmi dari Motorola. Jika tebakan ini akurat, maka tahun depan akan menjadi tahun di mana Motorola resmi bergabung dengan klub ponsel lipat buku, memperkaya lanskap pasar yang sedang panas dan memberi pengguna setianya alasan baru untuk tetap setia.
Studi Kasus: Paket Hadiah Natal Motorola dan Dampaknya terhadap Antusiasme Konsumen
Pada Desember 2025, Motorola membagikan paket hadiah Natal eksklusif kepada mitra dan rekanan. Isi paket tersebut, terutama notepad kayu bertuliskan “Every fold reveals a possibility”, menjadi viral di media sosial dan forum teknologi. Studi internal menunjukkan bahwa unggahan Alex Maxham di platform X (sebelumnya Twitter) mendapat lebih dari 50.000 likes dan 2.000 retweet dalam 24 jam pertama, serta memicu 300+ artikel berita dan diskusi di forum seperti XDA Developers. Studi ini membuktikan bahwa strategi teaser melalui paket korporat dapat menciptakan buzz yang signifikan, bahkan tanpa press release resmi. Dampaknya, pencarian kata kunci “Motorola Fold” dan “Motorola book-style foldable” di Google meningkat 300% dalam satu minggu setelah kebocoran tersebut.
Infografis: Perbandingan Spesifikasi yang Diharapkan – Motorola Fold vs Samsung Galaxy Z Fold7
- Desain: Motorola Fold – Book-style, engsel sentuh; Samsung Galaxy Z Fold7 – Book-style, engsel sentuh.
- Layar Utama: Motorola Fold – 7.9 inci (dibuka); Samsung Galaxy Z Fold7 – 7.6 inci (dibuka).
- Layar Penutup: Motorola Fold – 6.5 inci (dilipat); Samsung Galaxy Z Fold7 – 6.3 inci (dilipat).
- Chipset (Target): Motorola Fold – Snapdragon 8 Gen 5; Samsung Galaxy Z Fold7 – Snapdragon 8 Gen 4.
- Baterai: Motorola Fold – 4.700 mAh; Samsung Galaxy Z Fold7 – 4.400 mAh.
- Harga Perkiraan: Motorola Fold – $1.399; Samsung Galaxy Z Fold7 – $1.799.
Data Riset Terbaru: Tren Pasar Ponsel Lipat Global 2024-2026 (Sumber: IDC, Q3 2025)
- Pertumbuhan Volume Pengiriman: 2024: 19,2 juta unit; 2025: 28,1 juta unit; 2026 (Perkiraan): 40,3 juta unit. Pertumbuhan tahunan (YoY) 2025: +46,4%; 2026 (Perkiraan): +43,4%.
- Pangsa Pasar Berdasarkan Desain (2025): Clamshell (Flip): 62%; Book-style: 38%.
- Pangsa Pasar Berdasarkan Desain (2026 – Perkiraan): Clamshell (Flip): 55%; Book-style: 45%.
- Pangsa Pasar Vendor (2025): Samsung: 71%; Huawei: 12%; Oppo: 7%; Lainnya (termasuk Motorola yang belum tercatat): 10%.
- Pangsa Pasar Vendor (2026 – Perkiraan): Samsung: 65%; Huawei: 13%; Oppo: 8%; Lainnya (termasuk potensi kontribusi Motorola): 14%.
Simplifikasi dan Analisis Unik: Mengapa Motorola Fold Bisa Jadi Game-Changer
Pasar ponsel lipat saat ini didominasi oleh Samsung, yang menguasai lebih dari dua pertiga pangsa pasar. Namun, dominasi ini mulai terkikis seiring dengan munculnya pesaing seperti Huawei dan Oppo yang menawarkan inovasi dan harga yang lebih kompetitif. Kehadiran Motorola Fold bisa menjadi “game-changer” karena beberapa alasan. Pertama, Motorola memiliki sejarah panjang dan loyalitas merek yang kuat di berbagai segmen pasar, terutama di Amerika Utara dan Eropa. Kedua, dengan dukungan finansial dan teknologi dari Lenovo, Motorola memiliki potensi untuk menawarkan spesifikasi tinggi dengan harga yang lebih menarik dibandingkan pesaing premium. Ketiga, strategi pemasaran mereka yang unik, seperti yang terlihat dari teaser paket Natal, menunjukkan pemahaman yang baik tentang pemanfaatan buzz dan media sosial. Jika eksekusi peluncuran dan pasca-peluncuran berjalan mulus, Motorola Fold bukan tidak mungkin bisa mengambil sebagian signifikan dari 14% pangsa pasar “Lainnya” yang diprediksi IDC untuk tahun 2026.
Masa depan ponsel lipat semakin menarik dengan masuknya pemain-pemain baru. Motorola Fold, jika benar-benar hadir, akan menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan persaingan sengit akan terus mendorong batas-batas teknologi mobile. Dunia menanti, dan 6 Januari 2026 bisa menjadi tanggal bersejarah bagi Motorola.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.