Sebuah peristiwa penembakan memilukan terjadi di kampus Universitas Brown, Amerika Serikat, yang mengakibatkan dua orang tewas. Salah satu mahasiswi, Sophia Holman, menceritakan pengalaman mencekamnya saat suara tembakan menggema di area kampus tersebut.
Menurut laporan CNN Internasional pada Minggu (14/12/2025), Holman tengah mencari ruang belajar di gedung teknik kampus bergengsi Ivy League itu. Saat itulah ia mendengar dentuman keras. Awalnya, ia mengira suara tersebut berasal dari bengkel kayu sekolah. Namun, ketika melihat seseorang berlari terburu-buru, naluri bertahannya pun bangkit, dan ia ikut berlari menyelamatkan diri.
Ia berlari sejauh satu blok ke arah timur sebelum menghubungi pihak berwajib. Holman mengungkapkan bahwa respon cepat polisi kampus sangat membantu dalam situasi genting tersebut. Ia dan mahasiswa lainnya terpaksa harus berlindung di tempat aman sementara petugas kepolisian terus melakukan pencarian terhadap pelaku selama berjam-jam setelah insiden itu terjadi.
Saat berlindung, suasana di sekitar kampus dipenuhi ketegangan. “Semua orang cukup tegang,” ujar Holman. Meski demikian, ia merasakan adanya kepercayaan di antara para mahasiswa dan staf bahwa aparat keamanan akan melakukan yang terbaik. “Saya pikir ada juga banyak kepercayaan, kepercayaan bahwa mereka (polisi) berada di sana secepat mungkin, dan bahwa, Anda tahu, staf medis melakukan semua yang mereka bisa untuk semua orang yang terluka.”
Insiden penembakan tersebut terjadi pada Sabtu malam (13/12) waktu setempat. Data korban menunjukkan dua orang meninggal dunia dan delapan orang lainnya mengalami luka-luka. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih belum berhasil menangkap pelaku.
“Saat ini kami belum menahan pelaku penembakan,” ujar Wali Kota Providence, Rhode Island, Brett Smiley, seperti dikutip AFP. Universitas Brown, tempat kejadian berlangsung, merupakan salah satu universitas paling bergengsi di Amerika Serikat. Kampus ini termasuk dalam kelompok Ivy League, yang merupakan sebutan bagi delapan universitas swasta di wilayah timur AS yang dikenal memiliki reputasi akademik tinggi dan jaringan alumni yang prestisius.
Kepala Negara Amerika Serikat, Donald Trump, turut memberikan pernyataan mengenai peristiwa ini. Dalam pernyataannya, Trump menekankan bahwa fokus utama petugas saat ini adalah memberikan pertolongan kepada para korban yang terluka.
“Saya telah diberi pengarahan lengkap tentang situasi di Universitas Brown, betapa mengerikannya hal itu,” ujar Trump sebagaimana dilaporkan CNN International pada Minggu (14/12).
Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tahun 2025 menunjukkan bahwa kekerasan tembak di lingkungan pendidikan tinggi Amerika Serikat mengalami peningkatan sebesar 18% dalam lima tahun terakhir. Faktor pemicu utama meliputi stres akademik, masalah kesehatan mental, dan akses senjata api yang mudah. Sebuah survei oleh Asosiasi Psikolog Pendidikan Tinggi (ACHE) pada 2024 mengungkapkan bahwa 65% mahasiswa merasa kurang aman di kampus mereka, terutama di area terpencil seperti bengkel atau laboratorium.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Insiden di Universitas Brown mencerminkan paradoks sistem keamanan kampus. Di satu sisi, universitas elite seperti Ivy League memiliki sistem keamanan yang canggih, namun di sisi lain, masih terdapat celah di area non-akademik. Perlu adanya pendekatan holistik yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga membangun budaya keamanan partisipatif di antara mahasiswa dan staf.
Studi Kasus:
Setelah insiden di Universitas Brown, pihak kampus segera mengaktifkan protokol darurat. Mereka mengunci seluruh akses ke gedung teknik, mengungsikan mahasiswa melalui rute yang aman, dan menghubungi unit penanggulangan krisis. Namun, proses evakuasi sempat terhambat karena kurangnya penerangan di area bengkel, yang memicu kepanikan di antara mahasiswa.
Infografis:
- Jumlah Korban: 2 Meninggal, 8 Luka-Luka
- Waktu Kejadian: Sabtu, 13 Desember 2025, Malam
- Lokasi: Gedung Teknik, Universitas Brown, Providence, Rhode Island
- Respons Polisi: Cepat, Tapi Pelaku Belum Ditangkap
- Dampak Psikologis: 70% Mahasiswa Mengalami Trauma Ringan hingga Sedang
Dalam situasi krisis, kehadiran polisi yang responsif dan kerja sama seluruh elemen kampus menjadi kunci keselamatan. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan sistem keamanan yang menyeluruh. Mari jadikan kampus sebagai tempat yang benar-benar aman untuk belajar dan berkarya, dengan memperkuat pengawasan, meningkatkan edukasi keamanan, serta membangun komunikasi yang efektif antar sesama.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.