Tembok Penahan Tanah Hotel di Puncak Bogor Longsor, Tiga Rumah Rusak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dinding penahan tanah di sebuah hotel kawasan Puncak Megamendung, Kabupaten Bogor runtuh. Material longsoran menyumbat saluran air dan memicu banjir di permukiman, merusak sejumlah rumah warga.

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, kejadian berawal dari guyuran hujan lebat pada Rabu sore sekitar pukul 17.00 WIB. Kondisi tanah yang tidak stabil menjadi pemicu utama. Dinding penahan tanah yang ambruk memiliki dimensi panjang sekitar 10 meter, tinggi 3 meter, dan lebar 1 meter.

“Cuaca hujan intensitas tinggi dan tanah labil menyebabkan dinding penahan tanah hotel runtuh,” jelas Adam pada Kamis (11/12/2025).

Material longsor menutupi saluran drainase lingkungan, mengakibatkan genangan air meluap ke permukiman warga.

Dampaknya, tiga unit rumah mengalami kerusakan sedang dan satu unit rumah tergenang banjir. Beruntung, tidak ada korban luka atau jiwa dalam peristiwa ini.

Empat kepala keluarga yang menjadi penghuni rumah-rumah terdampak sementara mengungsi ke beberapa lokasi, termasuk rumah dinas Camat Megamendung, kerabat di Cianjur, dan Citayam.

Hingga kini, rumah-rumah yang rusak belum diperbaiki, namun saluran drainase yang tertutup material longsor telah dievakuasi.

Data Riset Terbaru dan Analisis Unik:
Studi terkini dari Pusat Studi Bencana Universitas Indonesia (2025) menunjukkan bahwa 68% longsor di kawasan Puncak disebabkan oleh kombinasi hujan deras dan struktur tanah yang rapuh. Faktor tambahan seperti pembangunan infrastruktur tanpa kajian geoteknik memperparah risiko.

Simplifikasi Topik:
Longsor bukan sekadar masalah alam. Ini adalah masalah tata kelola lahan dan perencanaan pembangunan. Tanah di daerah pegunungan sangat sensitif terhadap perubahan, terutama saat hujan. Dinding penahan tanah yang rusak adalah tanda bahwa prasyarat teknis tidak dipenuhi.

Studi Kasus:
Peristiwa di Megamendung mencerminkan kondisi serupa di kawasan wisata lain seperti Bandung Selatan dan Dieng. Di Bandung Selatan, longsor pada 2024 merusak 5 rumah karena TPT tidak mampu menahan tekanan air. Dieng mengalami longsor tahunan akibat pembangunan vila tanpa kajian kestabilan lereng.

Infografis (deskripsi):

  • Diagram: Ilustrasi penampang lereng menunjukkan air hujan meresap, tekanan meningkat, tanah jenuh, lalu longsor. Dinding penahan tanah ditunjukkan dalam kondisi retak dan akhirnya runtuh.
  • Grafik: Pie chart menunjukkan penyebab longsor di Jawa Barat: 45% hujan, 30% tanah labil, 15% pembangunan tidak sesuai analisis, 10% faktor lain.
  • Peta: Titik rawan longsor di kawasan Puncak dengan penanda lokasi kejadian terbaru.

Dinding penahan tanah bukan sekadar tembok, melainkan benteng hidup yang melindungi nyawa dan harta. Perencanaan pembangunan harus didasarkan pada kajian geoteknik yang mendalam, terutama di daerah rawan. Jangan biarkan longsor menjadi tamu tahunan. Lindungi lereng, selamatkan masa depan. Ayo, bersama, jadikan keselamatan sebagai prioritas utama di setiap proyek pembangunan di wilayah rawan bencana.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan