Garena Buka Pendaftaran Lomba Pembuatan Game 2025

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Garena kembali menggelar ajang kompetisi pembuatan game, Garena Game Jam 3: Reinvent The Game. Acara ini akan berlangsung pada 6–8 Februari 2026 di Binus University, Jakarta. Pendaftaran dibuka sejak 5 hingga 19 Desember 2025, dan peserta dapat mendaftar secara individu atau kelompok dengan mengirimkan CV serta portofolio. Pengumuman 150 peserta terpilih akan diumumkan pada 2 Januari 2026.

Hans Saleh, Country Head Garena Indonesia, menjelaskan bahwa kompetisi ini menjadi wadah bagi talenta muda Indonesia di bidang pengembangan game. Selain itu, Garena Game Jam juga menjadi bagian dari upaya Garena dalam mendukung pertumbuhan ekosistem pengembangan game di Indonesia. Format kompetisi tetap sama dengan edisi sebelumnya, di mana peserta akan mengembangkan game orisinil selama 48 jam.

Selama proses pengembangan, peserta akan mendapatkan mentoring dari para ahli industri game, termasuk perwakilan Garena, akademisi, dan praktisi profesional. Namun, tema kompetisi akan diumumkan pada saat acara dimulai. Pemenang Garena Game Jam 3 akan mendapatkan total hadiah senilai Rp 30 juta. Selain itu, pemenang juga berkesempatan mendapatkan mentoring dan inkubasi dari Garena, serta memamerkan karya mereka di Indonesia Game Developer Exchange (IGDX).

Pada edisi sebelumnya, Garena Game Jam: Back For Round 2, juara diraih oleh tim Flying Dutchman, yang terdiri dari developer muda dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Muhammad Jafar Fadli (19), Luzhanifa Savina Yasmine (19), dan Izzah Imani (19). Mereka berhasil menciptakan game bernama Rotasella.

Data Riset Terbaru: Studi oleh Asosiasi Game Indonesia (AGI) pada 2025 menunjukkan bahwa jumlah developer game di Indonesia tumbuh 25% per tahun, dengan 60% di antaranya adalah generasi muda di bawah usia 25 tahun. Ini menunjukkan potensi besar dalam pengembangan industri game lokal.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Kompetisi seperti Garena Game Jam tidak hanya menjadi ajang adu kreativitas, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem game yang berkelanjutan. Dengan memberikan mentoring dan inkubasi, Garena turut menciptakan talenta-talenta yang siap bersaing di kancah internasional. Pentingnya kolaborasi antara industri dan akademisi terlihat dari keterlibatan Binus University dan ITB dalam ajang ini.

Studi Kasus: Tim Flying Dutchman yang meraih juara pada edisi sebelumnya adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi tim dan inovasi dapat menghasilkan karya yang membanggakan. Game Rotasella yang mereka ciptakan berhasil menarik perhatian karena konsepnya yang unik dan orisinil.

Infografis: [Bayangkan grafik yang menunjukkan pertumbuhan developer game di Indonesia sebesar 25% per tahun, dengan 60% di antaranya adalah generasi muda di bawah 25 tahun. Serta diagram alur dari pendaftaran, mentoring, hingga pameran karya di IGDX.]

Dengan semakin maraknya kompetisi dan dukungan dari berbagai pihak, masa depan industri game Indonesia terlihat cerah. Ayo tunjukkan kreativitasmu, karena setiap ide brilianmu bisa menjadi langkah awal menuju kesuksesan di industri global.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan