Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra, menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam menghadapi tekanan penurunan fiskal yang kini dihadapi. Ia mengungkapkan bahwa selama dua bulan terakhir, ia gencar melakukan lobi ke sejumlah kementerian untuk mendapatkan program dan bantuan bagi masyarakat dan daerah.
Dalam upaya tersebut, Diky menyebut sejumlah pencapaian sementara, seperti dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk penguatan ekonomi masyarakat melalui budidaya tematik, serta rencana pembibitan peternakan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang ditargetkan menghadirkan 20 titik budidaya ayam petelur. Program-program ini, kata dia, tidak hanya menyasar pemberdayaan ekonomi warga miskin, tetapi juga selaras dengan program nasional seperti Koperasi Merah Putih dan MBG (Mekanisme Belanja Ganda).
Selain mengoptimalkan bantuan pusat, Pemkot Tasikmalaya juga berupaya menciptakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru. Salah satunya melalui sektor pariwisata, seperti pengembangan Gunung Kokosan menjadi destinasi wisata berkonsep Rumah Bambu yang tidak bergantung pada APBD. Kawasan Tahura juga menjadi fokus pengembangan karena dinilai memiliki potensi besar untuk menambah PAD.
Diky juga mengungkapkan bahwa Pemkot telah mengajukan surat kepada Pemprov Jawa Barat terkait pengelolaan sejumlah aset daerah yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal, seperti lahan di Jalan HZ Mustofa, Padayungan, yang berpotensi menjadi venue event, serta kawasan Cilembang yang bisa ditata menjadi spot kegiatan masyarakat.
Menurut Diky, salah satu kendala utama Kota Tasikmalaya adalah minimnya eksposur dan informasi ke pemerintah pusat. Padahal, sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Priangan Timur (PKWP), kota ini layak mendapatkan perhatian dan dukungan lebih besar. Untuk itu, ia menjalankan misi “Jalan-Jalan Pintar”, mendatangi kementerian satu per satu demi menyampaikan kebutuhan daerah secara langsung.
Baik DPRD maupun Pemkot sepakat bahwa solusi jangka panjang menghadapi tekanan fiskal adalah dengan memperkuat PAD melalui penggalian potensi pariwisata, pemanfaatan aset, dan pemberdayaan sektor produktif masyarakat.
Diky menegaskan, Kota Tasikmalaya harus bergerak cepat, tidak hanya menunggu bantuan, tetapi juga menjemput peluang dari pusat sambil membenahi potensi internal. Ia optimis langkah-langkah strategis ini akan membawa kota keluar dari tekanan fiskal.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Kajian Keuangan Negara (PKN) 2025 menunjukkan bahwa 68% kota kecil dan menengah di Indonesia mengalami tekanan fiskal akibat penurunan transfer pusat dan keterbatasan sumber PAD. Kota Tasikmalaya termasuk dalam kategori “high risk” dengan ketergantungan pada DAU mencapai 74%. Riset ini merekomendasikan tiga strategi utama: (1) Diversifikasi PAD berbasis ekonomi kreatif dan pariwisata lokal, (2) Optimalisasi aset daerah melalui kerja sama dengan sektor swasta, (3) Penguatan kapasitas kelembagaan dalam lobi dan advokasi kebijakan pusat.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Tekanan fiskal bukan sekadar soal anggaran, tapi cerminan dari desain otonomi yang timpang. Banyak daerah seperti Tasikmalaya “terjebak” dalam lingkaran setan: minim PAD → tergantung DAU → tidak punya bargaining → semakin minim program. Solusi jangka pendek memang perlu lobi ke pusat, tapi jangka panjang harus dibangun ekosistem ekonomi lokal yang mandiri. Contoh sukses bisa dilihat dari Kota Batu yang mengubah keterbatasan geografis menjadi kekuatan pariwisata, atau Kabupaten Banyuwangi yang membangun branding daerah kuat hingga menarik investasi.
Studi Kasus: Transformasi Gunung Kokosan
Studi lapangan 2025 di kawasan Gunung Kokosan menemukan potensi kunjungan wisata mencapai 12.000 orang/bulan jika dikelola profesional. Dengan konsep “Rumah Bambu”, kawasan ini bisa menjadi laboratorium ekowisata sekaligus sentra UMKM bambu. Perhitungan awal menunjukkan potensi PAD Rp 1,2 miliar/tahun dari tiket, sewa losmen, dan UMKM, tanpa menguras APBD.
Infografis: Strategi Pemulihan Fiskal Kota Tasikmalaya
-
Pilar 1: Lobi Pusat
- Target: Program kementerian
- Capaian: 20 titik budidaya ayam, dukungan KKP
- Target 2026: 5 program kementerian
-
Pilar 2: PAD Baru
- Sektor: Pariwisata (Gunung Kokosan, Tahura)
- Target: Rp 2,5 miliar/tahun
- Aset: Lahan HZ Mustofa, Cilembang
-
Pilar 3: Pemberdayaan
- Sasaran: 5.000 KK miskin
- Program: Koperasi Merah Putih, MBG
Kota Tasikmalaya sedang menulis ulang sejarahnya. Dari tekanan fiskal menuju kemandirian. Tidak ada jalan pintas, hanya kerja keras, inovasi, dan keberanian menjemput peluang. Setiap langkah ke kementerian, setiap rencana wisata, setiap program pemberdayaan adalah benih-benih harapan. Saatnya masyarakat bersatu, mendukung langkah ini. Karena kota ini bukan milik segelintir orang, tapi milik kita semua. Maju terus, jangan menyerah. Masa depan Tasikmalaya ada di tangan kita.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.